Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Sumbar "Rancak di Labuah"

Kompas.com - 25/11/2014, 12:24 WIB
PADANG, KOMPAS.com - Pengamat Kepariwisataan Sumatera Barat (Sumbar) dari Universitas Andalas (Unand), Sri Setia Wati, menggambarkan kondisi pariwisata di provinsi itu ibarat "rancak di labuah" atau hanya bagus di luarnya saja.

Sri di Padang, Senin (24/11/2014), menyebutkan hal tersebut disebabkan tidak sebandingnya antara data kualitatif yang ada di pemerintahan setempat dengan data riil dari kondisi kepariwisataan di Sumbar.

"Saya menilai, 'The Most Improved Travel Club Tourism Award' yang didapatkan oleh Sumbar baru-baru ini hanya bersifat kepentingan dalam tataran luar saja," katanya.

Ia menjelaskan meskipun Sumbar mempunyai banyak tempat indah untuk tujuan pariwisata, namun hal tersebut tidak didukung dengan sikap keramahtamahan dari masyarakatnya.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Kereta api wisata bertenaga batu bara, Mak Itam, dipakai untuk membawa pebalap sepeda menuju ke lokasi start etape 6A Tour de Singkarak 2011 Sawahlunto menuju Istano Basa Pagaruyung, Sumatera Barat, Sabtu (11/6/2011). Panitia sengaja mengajak peserta Tour de Singkarak 2011 menaiki kereta api Mak Itam untuk mempromosikan potensi wisata di kota Sawahlunto.
Menurut Sri, sikap keramahtamahan masyarakat merupakan dasar dari sebuah kepariwisataan, dan itu belum dimiliki Sumbar.

Ia menilai penghargaan tersebut tidak mempunyai efek langsung terhadap masyarakat Sumbar, yang terlihat dari buruknya perilaku dan pola pikir masyarakat.

"Saya bisa contohkan, apabila kita hendak makan di sebuah restoran, para pramusajinya tidak bersikap ramah tamah dan hanya menampakkan tampang cemberut. Ini tidak akan menimbulkan kesan yang baik bagi wisatawan," katanya.

Sekarang ini antara masyarakat dan pemerintah daerahanya berjalan sendiri-sendiri dalam mengartikan dan menjalankan pariwisata. "Kita lihat saja, di setiap rumah makan tradisional tidak ada daftar harga makanannya, sehingga harga tersebut dapat dimainkan. Padahal pemerintah telah mengimbau untuk menerapkan 'price menu' di setiap rumah makan," katanya.

Disamping itu, lanjut Sri, meskipun tercatat jumlah kunjungan ke Sumbar meningkat yang ditunjang harga tiket pesawat yang murah dan jumlah penerbangan ke Sumbar meningkat, namun tidak serta merta dapat diasumsikan bahwa pariwisata Sumbar bagus.

SENDY ADITYA SAPUTRA Peserta Tour de Singkarak (TdS) 2014 disambut dengan tarian khas Minang sebelum memasuki Istano Basa Pagaruyung, di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (9/6/2014).
"Bandingkan saja antara data wisatawan mancanegara dengan wisatawan nusantara yang datang ke Sumbar, mana yang lebih banyak?" katanya.

Sri mengatakan, kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Sumbar didominasi wisatawan nusantara yang memiliki kepentingan kerja bukan sengaja memilih Sumbar untuk tujuan berlibur. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com