Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berputar-putar ala Tarian Sambava

Kompas.com - 09/04/2015, 15:02 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Tubuh para penari meliuk-liuk dengan lincah di atas panggung penyambutan para pesepeda "Tambora Bike" di Pendopo Gubernur Nusa Tenggara Barat, Rabu (8/4/2015) malam. Kilau warna merah, hijau, dan emas membekas di mata para pesepeda yang diundang dalam sebuah jamuan oleh Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi. Pada Kamis (9/4/2015), mereka siap berlaga di ajang bersepeda lintas Lombok-Sumbawa sejauh 409 kilometer.

Lima orang laki-laki dan perempuan membawakan tarian yang berasal dari Kabupaten Sumbawa. Para lelaki mengawali tarian dengan membawa lima buah payung. Tarian ini dikenal dengan Tarian Sambava. Tarian yang menggambarkan kerinduan akan indahnya tanah "Samawa Intan Bulaeng" atau Sumbawa Intan Emas, julukan bagi Sumbawa.

John Harry Willy Jotink, sang pelatih tari di Sanggar Kiak G Art, mengisahkan bahwa tarian ini mempunyai maksud untuk menunjukkan bahwa tanah Sumbawa kaya akan intan dan emas. Dibawakan oleh laki-laki dan perempuan bukan tanpa maksud. Willy mengatakan bahwa laki-laki yang membawa payung menyimbolkan sebagai perlindungan dan benteng. Sementara, perempuan perlambang tanah Sumbwa nan indah, ramah, dan damai.

Sang penari terus menari berputar-putar seperti tanpa merasa pusing. Payung-payung yang dibawa juga ikut diputar. Putaran itu juga mempunyai filosofi tersendiri. "Gerakan berputar tersebut merupakan simbol persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa," kata Willy kepada Kompas.com di Mataram, Rabu (8/4/2015).

Dari warna pakaian para penari pun mewakili makna tersendiri. Sang pelatih tari menuturkan warna merah melambangkan semangat yang menyala, hijau melambangkan kesuburan, sementara emas melambangkan kebesaran. Semua itu terangkum dalam arti tanah Sumbawa yang subur harus dilindungi dengan semangat yang tinggi.

Tari Sambava masih terus bergulir sembari para peserta duduk santai di halaman pendopo. Tabuhan rebana, genang, Sarunai, palompong, gong, instrumen alat musik tradisional Sumbawa masih mengiringi tarian. Tampak semua bersemangat dan jelas tercermin dalam filosofi tarian yang dikatakan oleh Willy.

Tarian ini tak hanya dibawakan ketika acara penyambutan. Sambava juga dapat dibawakan untuk acara apa saja. Bahkan, Sanggar Kiak G Art telah membawakan tarian ini di beberapa festival. Willy mengatakan ia telah menggarap tarian ini sejak tahun 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com