Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Madu Lebah Ruang dari Waerebo Flores

Kompas.com - 24/09/2015, 11:28 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

SEJALAN dengan semakin dikenalnya Kampung Adat Waerebo ke seluruh dunia, geliat potensi sumber daya alam yang ada di sekitar kampung itu mulai diperkenalkan kepada tamu-tamu asing dan domestik yang berkunjung ke sana.

Kampung tradisional Waerebo di Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan tujuh Niang (rumah adat) dengan arsitektur yang unik sudah diakui UNESCO.

Ribuan wisatawan asing dan Nusantara sudah menikmati alam, keindahan rumah adat Waerebo serta panoramanya. Selain itu, salah satu potensi alam di sekitar Kampung Waerebo adalah Madu Lebah Ruang Waerebo.

Mengapa disebut Madu Lebah Ruang Waerebo? Madu ini diambil dari dalam tanah, dan orang lokal Manggarai Raya menyebutnya Madu Ruang. Madu ini berbeda dengan madu yang berada di pohon. Induk Madu Ruang membuat sarang di bawah tanah di lahan masyarakat dan di hutan di sekitar kampung Waerebo.

Awalnya, Madu Lebah Ruang hanya dikonsumsi oleh masyarakat Kampung Waerebo dan sekitarnya. Selain itu, madu ini sebagai oleh-oleh kepada sanak saudara yang berkunjung ke Kampung Waerebo atau dikirim kepada keluarga di Kota Ruteng dan Labuan Bajo.

Geliat kunjungan wisatawan asing dan nusantara dari hari ke hari ke Kampung Waerebo membuat masyarakat di kampung itu memperkenalkan produk-produk lokal, yang salah satunya adalah Madu Lebah Ruang.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Madu Lebah Ruang dari Waerebo, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT.
“Yang beli madu Lebah Ruang adalah tamu asing dan nusantara yang berkunjung ke Kampung Waerebo. Madu ini memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan karena langsung diambil dari dalam tanah,” jelas Ketua Lembaga Pelestarian Budaya Waerebo, Fransiskus Mudir kepada KompasTravel, Sabtu (19/9/2015) di kampung adat Tololela, Desa Manubhara, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, di sela-sela Pergelaran Musik Tiup Tradisional Bombardom.

Mudir mengemukakan, hasil penjualan Madu Lebah Ruang mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di Kampung Waerebo. Selama ini hasil penjualannya Rp 16 juta.

Produk-produk lokal yang dikembangkan oleh masyarakat di Kampung Waerebo berkat kehadiran Yayasan Indecon (Indonesian Ecotourism Network) dengan program INFEST  (Innovative Indigenous Flores Ecotourism for Sustainable Trade) yang didukung Uni Eropa yang memperkenalkan dan mempromosikan kepada jaringannya di luar negeri maupun di Indonesia.

“Yayasan Indecon dengan program Infestnya melakukan pendidikan pariwisata, promosi, pengembangan produk lokal, branding dan pembuatan kaos Waerebo serta membuat jaringan dengan kampung-kampung adat di Flores bagian barat dan tengah. Kehadirannya di Kampung Waerebo mampu mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat sebab selama ini produk lokal yang diambil dari alam dikonsumi oleh masyarakat itu sendiri. Namun, sejak mencuatnya nama Kampung Waerebo tahun 2003 ke mancanegara membuat produk-produk lokal memiliki nilai lebih untuk dijual kepada tamu asing dan domestik,” jelasnya.

Kunjungan wisatawan asing dan nusantara pada Januari-September 2015 ini berjumlah 2.700 orang. Sementara kunjungan tahun 2014 berjumlah 3.000 orang. Secara keseluruhan sejak tahun 2003 lalu, kunjungan wisatawan asing dan nusantara diperkirakan 20.000 orang.

Mudir menjelaskan, Kampung adat Waerebo yang berada di lembah ditempuh 4 jam perjalanan dari Denge. Kampung adat Waerebo yang berada di lembah itu diapit oleh tujuh gunung kecil. Ketujuh itu adalah Gunung Ponto Nao, Rega, Ulu Waerebo, Golo Ponto, Hembel, Polo, dan Poco Tonggor Kiria. Poco Tonggor Kiria berada di sebelah barat, Golo Ponto berada di sebelah Utara, Ponto Nao berada di antara Selatan dan Barat dan Gunung Hembel berada di bagian Timur.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Penjual madu lebah di Kampung Waerebo, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT.
Wisatawan asing suka mengunjungi Kampung adat Waerebo karena trekkingnya serta menyusuri hutan dan beberapa sungai besar yang melewati di jalan menuju ke kampung tersebut. Selain itu, arsitektur rumah adat yang paling langka di dunia. Bahkan, ahli arsitektur mengunjungi kampung itu untuk belajar arsitektur rumah adat yang diwariskan leluhur orang Manggarai Raya.

“Kami mengalami dampak dari kunjungan wisatawan asing dan nusantara, di mana hasil bumi kami bisa dijual kepada mereka,” jelasnya.

Mudir memaparkan, kehadiran mereka di Kampung Adat Tololela, Desa Manubhara, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, Flores, NTT untuk memberikan dukungan sekaligus ikut pergelaran musik tiup tradisional Bombardom yang langka di Flores pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com