Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersama Merawat Malioboro

Kompas.com - 22/04/2016, 14:33 WIB

DUA remaja putri terlihat asyik menikmati suasana trotoar sisi timur kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Jumat (15/4/2016) pagi. Mereka bergantian duduk di bangku, lalu saling memotret dengan aneka pose.

Puas berfoto, mereka melanjutkan perjalanan dengan menyusuri trotoar yang kini lebih nyaman karena tak lagi menjadi tempat parkir sepeda motor.

Mulai awal April, wajah Malioboro berubah. Trotoar sisi timur kawasan itu, yang selama bertahun-tahun menjadi tempat parkir, bersih dari kendaraan bermotor.

Sejak Senin (4/4/2016), Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melarang trotoar timur Malioboro menjadi tempat parkir. Zona parkir sepeda motor pun direlokasi ke lantai dua dan tiga Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali yang terletak di sebelah utara Malioboro.

Meskipun awalnya sempat ditentang sebagian juru parkir di Malioboro, relokasi area parkir berjalan lancar. Secara bertahap, juru parkir mendaftarkan diri ke Pemkot Yogyakarta supaya bisa bekerja di TKP Abu Bakar Ali.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Wisatawan asing menaiki becak di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (15/4/2016).
Seusai relokasi, wilayah trotoar sisi timur Malioboro dijaga petugas dari sejumlah instansi agar tidak ada warga yang memarkirkan sepeda motor di sana.

”Pemindahan zona parkir ini bertujuan membuat trotoar timur Malioboro lebih nyaman dilalui para pejalan kaki,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti.

Ia berharap semua pihak, termasuk para juru parkir, mendukung pemindahan zona parkir itu. Apalagi, para juru parkir yang sebelumnya bekerja di trotoar sisi timur Malioboro juga dipekerjakan di TKP Abu Bakar Ali.

Untaian bunga

Kawasan Malioboro, yang berlokasi di antara Keraton Yogyakarta dan Tugu Yogyakarta, merupakan tujuan wisata favorit sekaligus pusat perdagangan. Pusat kawasan itu adalah dua jalan raya yang saling menyambung dalam garis lurus, yakni Jalan Malioboro di utara dan Jalan Margo Mulyo di selatan.

Di sepanjang kedua jalan itu, berdasarkan data Paguyuban Kawasan Malioboro, terdapat sedikitnya 100 toko dan sekitar 3.000 pedagang kaki lima (PKL). Jumlah itu belum termasuk toko dan PKL di jalan-jalan kecil di sekitar Malioboro.

Dalam buku Asal Usul Nama Yogyakarta-Malioboro (2015), sejarawan Peter Carey menyatakan, nama Malioboro kemungkinan disadur dari kata ”malyabhara” dalam bahasa Sansekerta yang berarti berhiaskan untaian bunga.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Warga melakukan kegiatan aksi Sapta Pesona di trotoar Jalan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (15/4/2016).
Menurut Carey, Jalan Malioboro memiliki fungsi simbolis yang penting bagi Keraton Yogyakarta dan kerap difungsikan sebagai tempat penyelenggaraan upacara, termasuk saat keraton menyambut pemimpin pemerintah kolonial pada masa lalu.

Jalan Malioboro juga merupakan bagian dari sumbu filosofi Keraton Yogyakarta, yakni garis lurus yang membentang dari Tugu Yogyakarta ke keraton, lalu terus ke Panggung Krapyak, bangunan mirip benteng yang dulu dipakai para raja Keraton Yogyakarta untuk mengintai binatang buruan.

Sumbu filosofi yang dirancang Sultan Hamengku Buwono (HB) I, pendiri Keraton Yogyakarta, itu melambangkan perjalanan manusia sejak lahir hingga meninggal atau kembali kepada Tuhan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com