Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Budaya Lokal Berpadu dalam Festival Kesenian Pesisir Utara

Kompas.com - 29/05/2016, 19:27 WIB
Andi Hartik

Penulis

PASURUAN, KOMPAS.com - Sebanyak 14 Kabupaten/Kota yang ada di pesisir utara Jawa Timur ikut memeriahkan Festival Kesenian Pesisir Utara (FKPU) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Minggu (29/5/2016).

Festival yang berlangsung di Kota Pasuruan itu penuh dengan potensi lokal masing-masing daerah. Setiap peserta utusan beradu anggun dengan potensi kesenian dan wisatanya masing-masing.

Seperti yang ditampilkan oleh utusan dari Kabupaten Pasuruan. Mereka berusaha mempromosikan lokasi wisata Bromo dengan mengusung tema "Dengan Melestarikan Budaya Lokal sebagai Pilar Destinasi Wisata Bromo Kabupaten Pasuruan".

Begitu juga peserta utusan dari Kabupaten Pamekasan. Daerah yang berada di Pulau Madura itu berusaha untuk menonjolkan kesenian musik Uldhaul Lanceng Kana. Kesenian dengan genre musik patrol itu mengalunkan lagu-lagu khas Madura.

Hal yang sama juga ditampilkan oleh peserta utusan dari Kabupaten Tuban. Melalui kesenian Gelut Pentol, daerah yang membentang sepanjang kurang lebih 60 kilometer di sepanjang pantai utara Jawa itu mengisahkan kehidupan para nelayan.

Biasanya, nelayan di Kabupaten Tuban mewujudkan rasa syukurnya dalam sebuah permainan adu kekuatan yakni Gelut Pentul. Selain itu juga ada larung sesaji sebagai tanda syukur para nelayan.

Kabupaten Situbondo juga tidak kalah menampilkan pesona kesenian lokalnya. Mencerminkan kehidupan warga pesisir, daerah yang berada di kawasan Tapal Kuda itu menampilkan kesenian Asapok Ombak.

Hal itu untuk menunjukkan mata pencaharian warganya yang setiap hari berada di tengah laut. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Jarianto mengatakan, festival tahunan itu diadakan untuk mendorong lestarinya kesenian-kesenian lokal di daerah pesisir utara Jawa Timur.

"Festival ini dalam rangka untuk membina dan mengembangkan potensi yang dimaksud local wisdom," katanya.

KOMPAS.com / Andi Hartik Sejumlah peserta saat menampilkan kesenian jaranan dalam Festival Kesenian Pesisir Utara (FKPU) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Jawa Timur yang berlangsung di Kota Pasuruan, Minggu (29/5/2016)
Menurutnya, kebudayaan dan kesenian yang ada di daerah-daerah Jawa Timur tidak perlu digeneralisir. Setiap daerah harus mengembangkan potensi kesenian dan budaya lokal yang dimilikinya.

"Makanya kita dorong supaya daerah-daerah itu tumbuh dengan keseniannya masing-masing," jelasnya.

Vina, salah satu peserta mengatakan, dirinya tidak tanggung-tanggung mempersiapkan diri untuk andil dalam festival tersebut. Kostum dengan tema laut yang dipakainya baru selesai setelah satu bulan.

"Ini kostum pantai laut. Dibuat kurang lebih selama satu bulan," ungkapnya.

Festival itu berlangsung dari Stadion Untung Suropati Kota Pasuruan dan berakhir di Gor Untung Suropati Kota Pasuruan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com