Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Kecantikan Gadis Mandar Digelar, Ada Parade Sayyang Pattuddu

Kompas.com - 15/08/2016, 18:24 WIB
Junaedi

Penulis

MAJENE, KOMPAS.com - Festival kecantikan khas ala suku Mandar berlangsung meriah di kota Majene, Sulawesi Barat, Minggu (14/8/2016). Puluhan sayyang pattuddu atau kuda yang pandai menari mengarak puluhan gadis-gadis cantik mewakili desa dan kelurahan sambil berkeliling kota Majene.

Kalender wisata tahunan ini digelar selain bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai dan tradisi lokal juga diharapkan bisa menarik kunjungan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang lebih besar.

Meski festival khas Suku Mandar ini baru digelar pukul 14.00 Wita, namun puluhan peserta sudah mulai berdatangan ke Stadion Parasamya Majene, Minggu pagi. Maklum, setiap grup peserta lengkap dengan grup rebana, gadis cantik, seekor sayyang pattuddu, dan sejumlah pakalindag-dag atau sastrawan yang mahir melantunkan bait-bait pantun atau puisi berisi sanjungan dan pujaan kepada sang gadis.

Dengan berdandan cantik dan menarik menggunakan busana khas Mandar, para peserta ini tak hanya mewakili sosok gadis yang cantik rupawan tapi juga cantik budi pekerti dan menjadi panutan di tengah keluarga dan masyarakat atau panutan di instansi dan sekolah yang diwakilinya.

Meskipun cuaca panas menyengat kulit, namun peserta berupaya menunjukkan penampilan terbaik mereka di hadapan juri dan ribuan penonton sepanjang rute jalan yang dilalui. Penonton pun antusias menyaksikan penampilan para peserta.

Rute karnaval budaya Mandar tahun ini diawali di Stadion Parasamya Majene, kemudian berkeliling kota Majene sebelum finis di gedung Assamalewuang Pantai Majene. Antusias warga yang tumpah ruah di sepanjang rute yang dilalui peserta mengakibatkan ruas-ruas jalan di kota Majene macet.

Bupati Majene, Fahmi Massiara mengaku bangga dan senang dengan antusias peserta dan warga sebagai penonton untuk menyaksikan tradisi khas Mandar dalam rangkaian HUT RI ini. Fahmi berharap berbagai tradisi dan kearifan lokal kelak bisa diangkat dan tetap dipertahankan.

“Kita harapkan semua tradisi atau kearifan lokal bisa terangkat ke permukaan hingga menjadi aset kekayaan lokal. Momentum ini juga kita harapkan sebagai ajang untuk melestarikan berbagai taradisi dan kearifan lokal agar tak hilang ditelan zaman,” ujar Fahmi Massiara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com