Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Kunjungan Wisman, Pemerintah Gencar Kembangkan Wisata "Yacht"

Kompas.com - 28/09/2016, 18:08 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

PERTH, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 12 juta orang pada 2016. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah mengimplementasikannya lewat regulasi dan promosi pariwisata melalui kementerian-kementerian terkait.

Banyak sektor yang berpotensi menarik kedatangan wisatawan mancanegara. Salah satunya adalah wisata yacht atau kapal layar. Kepala Bidang Festival dan Promosi Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Adella Raung menuturkan pihaknya terus menggenjot pengembangan wisata yacht di Indonesia.

Ia menambahkan perkembangan sektor tersebut masih kurang terlihat. Salah satunya dikarenakan infrastruktur yang belum siap. Adella menambahkan Kemenpar bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman akan menggandeng investor untuk membangun marina.

"Banyak yang belum tahu bahwa Indonesia juga punya destinasi yacht. Bahkan mereka (wisman) suka bertanya, 'Nanti kapal saya ditaruh di mana?'. Karena mereka khawatir kapalnya hilang," kata Adela saat berbincang di Perth, Australia, Senin (26/9/2016).

Adapun titik-titik wisata yacht kebanyakan di Indonesia bagian timur. Meski begitu, daerah barat seperti Batam, juga berkeinginan mengambil keuntungan dari wisata tersebut.

"Kalau di Singapura banyak. Dan itu uang semua. Satu hari, kalau tidak salah 50 dollar (Singapura). Dan kadang orangnya di Amerika, kapalnya di situ," tuturnya.

Adapun pembangunan wisata maritim di Indonesia adalah sekitar 35 persen, dengan 60 persen wisata di zona pantai dan 25 persen di zona laut. Saat ini, lanjut Adella, orang-orang yang membawa yacht kebanyakan baru sebatas mengikuti pertandingan gelaran seperti Sail Raja Ampat, Sail Komodo, dan lainnya. Belum sepenuhnya untuk tujuan wisata yacht yang sifatnya leisure.

Australia menjadi salah satu negara potensial sebagai sumber wisatawan yacht. Sebab, cukup banyak masyarakat negeri Kangguru yang memiliki benda tersebut.

"Banyak yang berlibur, di belakang mobilnya bawa kapal. Jadi sudah bukan barang mewah di sini (Australia)," kata Adella.

Adella mengakui cukup sulit untuk mengembangkan wisata yacht di Indonesia. Hal ini mengingat infrastruktur masih belum siap dan perlu keterlibatan sejumlah kementerian terkait selain Kemenpar.

"Susah tapi tidak boleh putus asa. Kita harus maju di saat Presiden sedang giat-giatnya di sektor ini," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com