Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Malang Akan Masukkan Sejarah Singosari Jadi Mata Pelajaran Siswa

Kompas.com - 03/10/2016, 14:39 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur mulai menyadari pentingnya pendidikan budaya untuk siswa. Apalagi, Malang ke depan akan membangun tagline Singosari sebagai lokasi wisata heritage atau wisata berbasis budaya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara mengatakan, membangun wisata butuh sinergi antar Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD). Termasuk dengan Dinas Pendidikan.

Oleh karenanya, ia akan berupaya untuk memasukkan sejarah Singosari ke dalam mata pelajaran siswa. "Kita libatkan dari Dinas Pendidikan. Kita libatkan teman-teman yang punya kurikulum literasi," katanya usai Penutupan Festival Literasi Singosari di Candi Jago, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2016) malam.

Menurut Made, salah satu kendala untuk mengembangkan wisata heritage adalah minimnya kesadaran masyarakat akan sejarah. Menurutnya, masyarakat banyak yang tidak mengerti tentang kisah Kerajaan Singosari yang berpusat di Malang.

"Kendalanya kadang masyarakat kita sendiri, masyarakat kita sendiri kan tidak mengerti. Sekarang penjaga candi-candi itu sudah sepuh. Kalai meninggal siapa yang bisa menggantikan. Kadang di regenerasi ini kita lemah," jelasnya.

Dengan dimasukkannya sejarah Kerajaan Singosari ke dunia pendidikan, anak didik diharapkan bisa andil dalam pembangun wisata heritage atau budaya ini dengan menjelaskan kisah Kerajaan Singosari kepada pengunjung. "Sehingga pada saat ada kunjungan wisata. Kita bisa bercerita. Semua anak-anak bisa bercerita," ungkapnya.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Mistari membersihkan lumut yang merupakan bagian dari perawatan dua minggu sekali di Candi Jawi, Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (20/2/2015). Dalam Kitab Negarakertagama disebutkan bahwa Candi Jawi didirikan atas perintah raja terakhir Kerajaan Singasari, Kertanegara, sebagai tempat beribadah bagi umat beragama Siwa-Buddha.
Tidak hanya itu, Made mengaku juga sudah mengusulkan ke Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan supaya candi-candi peninggalan kerajaan terdahulu bisa diambil alih pengelolaannya.

Sebab selama candi-candi itu masih ada di bawah Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), pemerintah daerah kesulitan untuk mengelolanya menjadi potensi wisata.

"Kita minta BPCB untuk memberikan atau menghibahkan kepada Pemda. Selama ini kita tidak bisa membangun karena bukan milik Pemda," ungkapnya.

Apalagi, lahan di sekitar candi-candi yang ada sudah menjadi milik masyarakat. Sehingga saat pemerintah ingin menggelar acara budaya, kesulitannya ada di lahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com