Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napak Tilas Arung Palakka Menuju Tanah Buton

Kompas.com - 29/12/2016, 14:20 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com – Sinar matahari di pagi hari begitu menyenangkan, seakan memberikan kehangatan bagi siapa saja yang disinarinya. Di sebuah pelabuhan yang tidak terlalu besar, terlihat beberapa orang berlalu lalang dengan kesibukannya.

Dari kejauhan, terlihat sebuah kapal bergerak mendekat menuju ke pelabuhan. Tak lama kemudian, turunlah sesosok laki-laki dengan tubuh yang tegap dan berambut panjang dari kapal. Di kepala laki-laki tersebut terdapat pengikat sambil memegang tombak panjang sekitar dua meter di tangan kanannya.

Di belakangnya, turun pula beberapa pemuda dengan menggunakan pakaian adat Bugis, Sulawesi Selatan. Rombongan tersebut kemudian berjalan kaki menelusuri jalan-jalan menuju ke Benteng Keraton Kesultanan Buton.

(BACA: Napak Tilas Arung Palaka Menuju Takimpo di Buton)

Rombongan yang berjalan kaki ini menjadi perhatian warga sekitar yang berusaha untuk melihat lebih dekat lagi. Rombongan tersebut dipimpin laki-laki yang bertubuh tegap tadi sambil membawa tombak.

Siapa laki-laki itu? Dia adalah seorang tokoh bangsawan Bugis yang bernama Arung Palakka yang melakukan perjalanan dari Bone menuju ke tanah Buton.

Ini merupakan perjalanan Napak Tilas Arung Palakka yang dilakukan Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Rabu (28/12/2016).

Dalam perjalanan napak tilas tersebut, rombongan Arung Palakka yang diperankan seorang laki-laki lain berjalan kaki sejauh 6 kilometer dari Pelabuhan Batu Kota Baubau. Di dalam rombongan tersebut juga terdapat Bupati Bone Andi Fashar M Padjalangi.

Rombongan napak tilas juga berjalan menuju tempat goa Arung Palakka yang terdapat di Benteng Keraton Kesultanan Buton. Goa tersebut merupakan persembunyian Arung Palakka dari kejaran pasukan Kerajaan Gowa, Sultan Hasanuddin.

“Namanya juga napak tilas, ekspresi yang pernah dilakukan ada norma dan nilai yang dilakukan dari perjalanan ini.  Ini napak tilas yang besar bagi kami di Bone. Itu terbukti bahwa Arung Palakka selama tiga tahun di sini lalu kemudian ia menjadi raja,” kata Andi Fashar M Padjalangi.

Berdasarkan sumber sejarah, perjalanan Raja Bone, Arung Palakka ini terjadi sejak 335 tahun yang lalu. Perjalanan ini terjadi saat ia belum menjadi raja di tahun tahun 1660 atau awal tahun 1661.

KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE Wali Kota Baubau, AS Thamrin (kiri) dan Bupati Bone, Andi Fashar M Padjalangi (kanan) mengikuti Napak Tilas Arung Palakka di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Rabu (28/12/2016).
Kedatangan Arung Palakka tersebut disambut Sultan Buton XI Sultan Malik Sirullah. Menurut Wali Kota Baubau AS Thamrin, kegiatan napak tilas Arung Palakka ini sebagai bentuk persaudaraan dan kekompakan antara Kerajaan Bone dengan Kesultanan Buton.

“Ini perlu kita adopsi pada generasi muda sekarang. Beliau (Arung Palakka) menyampaikan pesan-pesan kepada anak leluhurnya supaya tetap kompak dan menjaga persaudaraan,” kata Thamrin.

Adanya napak tilas ini diharapkan bisa mendatangkan wisatawan ke Kota Baubau dan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Dalam kegiatan napak tilas tersebut, Bupati Bone Andi Fashar M Padjalangi dan Wali Kota Baubau AS Thamrin menandatangani prasasti ‘Bone ri Lau-Butung ri Aja’ yang artinya Bone di Barat dan Buton di Timur.

Prasasti tersebut sebagai bukti bila kedua daerah itu adalah saudara dan saling menjaga satu sama lain. Kegiatan napak tilas tersebut ditutup dengan melakukan ritual baca doa dengan adat Buton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com