BUTON, KOMPAS.com – Di atas pegunungan Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara, terdapat beberapa mata air yang mengalir dengan jernih.
Di antaranya terdapat satu sumber mata air disebut 'Ee Mata' atau air mata yang dahulu merupakan sumber air bagi sembilan kampung kecil di sekitarnya.
Sembilan kampung kecil yang hidup sebelum masa Kesultanan Buton tinggalnya menyebar pada dimensi searah mata angin di atas perbukitan yang tinggi.
Lalu muncul seorang tokoh bernama La Djibara berusaha menyatukan sembilan kampung kecil dengan mengadakan pertemuan akbar.
(BACA: Harumnya Kopi Kaongke-ongkea, Kopi Asli Pulau Buton)
Menurut Maulana, tokoh adat masyarakat Takimpo, dari hasil pertemuan tersebut, menghasilkan kesepakatan untuk bersatu dan membentuk parlemen adat, dari ketua adat hingga perangkat adat. Lalu kemudian menerapkan aturan adat yang lebih beradab, santun dan bijak.
“Dari situ maka lahirlah sebuah nama ‘Takimpo’ yang bermakna perkumpulan. Kemudian mereka mendirikan Benteng Takimpo yang melindungi dari serangan hewan buas juga dari serangan musuh. Benteng ini pertama kali dibangun seorang wanita yang bernama Wa Gindi,” kata Maulana, Sabtu (3/12/2016).
Seiring perjalanan waktu, Takimpo menjadi berkembang dan masuk dalam bagian dalam wilayah Kerajaan Buton. Setelah Kerajaan Buton menjadi Kesultanan, mayoritas perkampungan Takimpo masuk Islam.
“Pada abad 16, Sultan Buton mengutus Arung Palaka menjadi Lakina Takimpo atau saat dulu juga sebagai kepala daerah di Takimpo. Ini untuk keselamatan Arung Palaka dan nama baik Kesultanan Buton di hadapan Kesultanan Gowa,” ujarnya.
“Selama Arung Palaka menjabat sebagai Lakina Takimpo, semua kebijakannya dirasakan baik karena beliau juga mempertegas dan memperkuat aturan yang telah ada sebelumnya,” ucap Maulana.
Setelah Indonesia merdeka, masyarakat Takimpo yang tinggal di perbukitan diinstruksikan untuk pindah dari daerah pegunungan ke daerah pesisir hingga saat ini. Kini Takimpo menjadi sebuah desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Pasarwajo.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.