Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Pariwisata, Purwakarta Bangun Hotel untuk Domba

Kompas.com - 22/01/2017, 16:27 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Purwakarta akan membangun hotel dengan kapasitas 100 domba. Hotel tersebut merupakan fasilitas tambahan stadion ketangkasan domba di Purwakarta yang bernama Stadion Kidang Pananjung Cikubang.

“Luas arealnya mencapai 10 hektar di Kampung Cikubang, Kecamatan Kiara Pedes, Kabupaten Purwakarta,” ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat dihubungi Sabtu (21/1/2017).

Dedi menjelaskan, saat ini stadion tersebut sudah terbangun. Hanya saja mengalami beberapa perbaikan disesuaikan dengan karakteristik daerah dan kesundaan.

“Ada perbaikan di tempat kursi penonton. Terus nantinya saat pergelaran adu ketangkasan domba, semua juru kawih, pengisi acara harus mengenakan pangsi atau kebaya. Begitupun yang nonton,” ucapnya.

(BACA: Menpar: Air Mancur Purwakarta, Keren...)

Tak hanya itu, kesenian yang mengiringi ketangkasan domba pun harus kental dengan budaya Sunda seperti pencak silat. Begitu pun tembang yang dinyanyikan juru kawih.

“Saya yakin dengan konsep ini, bisa membawa wisatawan ke Purwakarta, baik lokal maupun mancanegara. Karena di luar negeri sana belum ada ketangkasan domba dan semua pelaku serta penontonnya pake pangsi maupun kebaya,” tuturnya.

Untuk mendukung stadion ketangkasan ini, ia akan membangun hotel domba atau kandang domba berkapasitas 100 domba. Di hotel tersebut, domba bisa istirahat dan dipijit sebelum mengikuti adu ketangkasan.

(BACA: Nimatnya Sate Maranggi Asli Purwakarta)

Selama ini, sambung Dedi, domba yang akan ikut adu ketangkasan begitu datang ke lokasi langsung beratraksi. Hal tersebut tidak sehat untuk domba itu sendiri.

“Itu tidak berperikedombaan. Karena domba dalam keadaan capek langsung ikut adu ketangkasan. Makanya harus istirahat dulu di hotel domba,” ungkapnya.

Selain hotel domba, pihaknya menyediakan vila berkapasitas 50 orang untuk pemilik domba tersebut. Anggaran yang disiapkan untuk konsepnya tersebut mencapai Rp 10 miliar.

Bukan Perjudian

Ketika ditanya potensi perjudian dari adu ketangkasan, Dedi menyanggahnya. Ia mengatakan, dalam adu ketangkasan domba tidak pernah ada perjudian. Karena dalam adu ketangkasan itu tidak untuk mencari kalah dan menang.

“Yang dinilai dari adu ketangkasan domba ada empat. Yaitu langkah mundur domba, kesehatan, pukulan (adu tanduk), dan gaya atau penampilan. Domba juga tidak boleh terluka,” ungkapnya.

Selain itu, dari hasil penelitian, domba bertanduk besar memiliki naluri untuk mengadukan tanduknya. Karena itu, ada baiknya disalurkan di adu ketangkasan agar lawannya seimbang.

“Kan ada kelasnya, disesuaikan dengan berat badan. Jadi lawannya lebih seimbang. Daripada domba itu merusak dan melawan yang tidak seimbang,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com