Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syawalan, Ribuan Orang Berkunjung ke Tempat Wisata Religi di Kendal

Kompas.com - 02/07/2017, 12:04 WIB
Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Tempat wisata religi Jabal yang ada di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, adalah salah satu tempat wisata yang lagi digalakkan oleh pemerintah daerah setempat. Tempat wisata ini menawarkan wisata ziarah ke makam para penyebar agama Islam di Kaliwungu dan sekitarnya.

Tempat wisata ini berdekatan dengan pondok pesantren Al Fadlu Wal Fadhilah milik KH Dimyati Rois. Tempat wisata ini dibanjiri para penjual cindera mata dan makanan. Saat ini, tempat wisata religi Jabal dikunjungi ribuan masyarakat bersamaan dengan perayaan tradisi Syawalan.

Mereka tak hanya berasal dari daerah Kendal, tapi juga kota-kota lainnya. Seperti yang diakui oleh Yoga (37). Lelaki asal Pekalongan ini datang ke Jabal untuk menyambangi ke makam Kyai Asyari (Kyai Guru). Menurutnya, Kyai Guru adalah salah satu penyebar agama Islam di Kaliwungu dan sekitarnya.

“Sebagai umat Islam, saya perlu mencontohnya," kata Yoga, Sabtu (01/07/2017).

Yoga mengakui bahwa hampir setiap bulan Syawal ia ziarah ke makam Kyai Guru. Tujuannya hanya berdoa untuk Kyai Guru supaya kebaikannya diterima oleh Allah.

“Tanggal 7 Syawal adalah khoul Kyai Guru. Saya selalu datang ke sini, “ ujarnya.

Senada dengan Yoga, Miskam asal Kaliwungu Selatan juga  datang ke komplek makam Jabal, untuk berziarah. Mulai dari makam Kyai Guru, Kyai Musyafak, Kyai Mojo dan lainnya.

“Di komplek pemakaman ini banyak makam tokoh Islam. Sebagai orang Islam, aku harus meneladani mereka,” katanya.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kendal, Tavip Purnomo, mengatakan tempat wisata religi Jabal di Kaliwungu adalah salah satu wisata unggulan. Meskipun komplek makam, namun pengunjungnya cukup banyak terutama hari libur.

“Bulan Syawal, tempatnya tanggal 7, adalah khoul Kyai Guru,” katanya.

Tavip menjelaskan bahwa tradisi Syawalan sebenarnya adalah khoul Kyai Asyari yang dikenal sebagai Kyai Guru. Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun.

“Awalnya yang datang ke khoul Kyai Guru adalah santri dan keturunannya. Tapi lama-kelamaan, dihadiri oleh masyarakat umum," ujar Tavip.

Tavip menjelaskan karena semakin ramai, kini banyak masyarakat setempat yang berjualan. "Kami masih terus memerbaiki infrastruktur yang bisa mendukung wisata religi itu. Sehingga pengunjung bisa betah dan kembali berkunjung,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com