Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Homestay "Dadakan" Masih Jadi Andalan di Dieng

Bahkan, tiket yang dibanderol dengan harga Rp 300.000 tersebut ludes sejak jauh-jauh hari.

Salah satu pengunjung Dieng asal Yogyakarta, Romi (27) mengungkapkan, hal tersulit saat momen akbar tahunan ini adalah mencari homestay atau rumah singgah. Sebab, rata-rata kamar penginapan di kawasan Dieng sudah dipesan sejak H-30.

“Kalau saya sudah ada kamar, tapi teman saya yang baru nyusul hari Sabtu belum nemu kamar. Ini sedang saya carikan,” katanya ketika ditemui di komplek terminal Dieng, Kamis (3/8/2017).

Bagi Romi, mustahil jika memaksa bermalam di camp area pada musim pancaroba seperti ini. Sebab, dari referensi yang dicarinya di jejaring sosial, suhu Dieng pada malam berada di kisaran 7-10 derajat Celcius. Bahkan dapat turun drastis hingga minus 5 derajat di pagi hari.

“Kalau pagi bisa keluar embun upas-nya (embun yang membeku menjadi butiran es),” ujarnya.

Kepala Desa Dieng Kulon, Slamet Budiono menuturkan, di desanya ada sekitar 45 homestay resmi yang juga sudah ludes sejak H-30.

Meski demikian, dia mengimbau kepada masyarakat untuk dapat membuka jasa homestay ‘dadakan’ jika memungkinkan untuk menampung para tamu.

Meski demikian, homestay ‘dadakan’ ini tentu tidak dapat dicari melalui situs resmi www.dienghomestay.com, sehingga perlu meminta petunjuk kepada masyarakat lokal yang ditemui di sekitaran Dieng.

“Tapi tidak perlu takut, masyarakat Dieng terkenal ramah dan siap membantu para wisatawan. Saya juga sudah mengimbau kepada masyarakat dilarang meminta ongkos kepada wisatawan yang diantar ke homestay. Ongkos ini nanti sudah diatur antara calo dan pemilik homestay,” katanya.

https://travel.kompas.com/read/2017/08/03/191000127/homestay-dadakan-masih-jadi-andalan-di-dieng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke