Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ternyata di Bekasi Ada Air Terjun, Lokasinya Dekat Bantargebang

Tidak hanya wisata belanja, ternyata Bekasi juga memiliki wisata alam seperti air terjun yang harus dikunjungi yakni Curug Parigi.

Air terjun tersebut tampak seperti Air Terjun Niagara versi mini yang terkenal di perbatasan Kanada dan Amerika Serikat. Penasaran seperti apa keindahan di sana, KompasTravel  mencoba berkunjung ke sana.

Curug Parigi terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi, tepatnya di Jalan Pangkalan 5, Kampung Parigi, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Untuk menghindari kemacetan di perjalanan, sepeda motor menjadi pilihan transportasi terbaik sebagai transportasi. Bila menggunakan sepeda motor dari arah pintu keluar Tol Bekasi Barat hingga curug membutuhkan waktu sekitar 45 menit.

Namun, jika menggunakan transportasi umum atau mobil pribadi maka waktu tempuhnya akan lebih lama, karena ada banyak titik kemacetan yang dilalui.

Untuk bisa masuk ke sana, saya pun di berikan selembar kertas yang berisi biaya masuk mobil sebesar Rp 10.000, motor Rp 5.000, dan sepeda Rp 2.000. Saya pun membayar Rp 5.000.

Selepas pintu seng tersebut, saya melintasi jalan bebatuan dan cukup untuk satu mobil sepanjang kira-kira 500 meter dan sampai di lokasi Curug Parigi.

Karena hari masih terhitung pagi, sekitar pukul 10.00 WIB. Saya datang bukan pada hari libur, tak terlihat pengunjung berdatang.

Pertama yang saya lihat adalah warung-warung terbuat dari bambu, tetapi kosong, tak ada penjualnya. Warung-warung tersebut menurut warga sekitar hanya buka di akhir pekan, karena di hari libur lebih banyak pengunjung yang berdatangan.

Lalu, saya pun memarkirkan kendaraan terlebih dahulu. Kemudian, karena tak bisa membeli minuman dan camilan, segera saja saya menuju ke titik air terjun.

Suara percikan air terjun sudah terdengar, sedikit melongok ke bawah, ternyata lokasinya sudah benar. Saya harus turun menggunakan anak tangga yang masih sangat licin, karena terbuat dari tanah.

Untung saja, ada pegangan di sisi kanan saya yang terbuat dari bambu. Pegangan tersebut membantu saya saat berkali-kali sempat tergelincir karena kondisi tanah yang licin.

Memandangi air terjun dari titik yang lebih dekat rasanya indah sambil mendengarkan suara air yang terus berjatuhan. Namun, ironisnya air terjun ini tak seindah yang dibayangkan.

Di bebatuan yang dekat dengan air terjun terlihat banyak sampah yang berserakan, terutama sampah rumah tangga, mulai sampah makanan hingga sobekan kasur-kasur kapuk. Tentu saja sampah tersebut mengalir dari sungai yang kemudian tersangkut di bebatuan sungai.

Hari sudah semakin panas, saya pun beranjak untuk kembali pulang. Menurut warga sekitar, sebenarnya waktu yang paling tepat berkunjung ke Curug Parigi adalah ketika sore hari sambil melihat terbenamnya matahari. Akan tetapi, dengan catatan hari itu tidak turun hujan.

*********

Mau merasakan liburan seru ke Pulau Bali? Kali ini liburannya gratis dan ke destinasi anti-mainstream! Selama empat hari tiga malam, seluruh biaya peserta sudah ditanggung. Termasuk tiket PP Jakarta-Bali, transportasi lokal, hotel, konsumsi, dan beragam aktivitas seru. Juga raih kesempatan memenangkan hadiah smartphone OPPO F5. 
 
Caranya mudah, ikuti photo competition 'Unforgettable Journey'. Silakan cek informasinya di sini.

https://travel.kompas.com/read/2018/01/05/191000527/ternyata-di-bekasi-ada-air-terjun-lokasinya-dekat-bantargebang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke