Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Disinggung Sandiaga Uno, Ini Asal-usul Kawasan Pecinan Glodok

"Saya dan Pak Anies (Baswedan) ingin menjadikan ini salah satu wisata berbasis kebudayaan. Wisata di sini juga akan menarik kunjungan di China Town ini dari mainland China (China daratan)," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Vihara Dharma Bhakti, Jumat (16/2/2018).

Nah, sebenarnya seperti apa sejarah yang tersimpan di kawasan Petak Sembilan serta Glodok?

Kawasan Glodok sendiri dulunya dulunya merupakan bekas tempat isolasi kaum Tionghoa. Pada abad 17, Verenigde Oost Indie Compagnie (VOC) menempatkan masyarakat Tionghoa dalam satu wilayah yang kini dikenal sebagai Pecinan—wilayah di sekitar kawasan Wihara Dharma Bhakti.

Glodok dan Pancoran sejak dahulu menjadi urat nadi perekonomian Jakarta, bahkan di Indonesia hingga dekade 1990-an. Hingga saat ini, banyak pedagang grosir besar hingga eceran di kawasan Glodok.

Secara fisik, tidak banyak bangunan berlanggam Tionghoa tersisa di jalan utama Glodok- Pancoran. Akan tetapi, masyarakat yang menghuni adalah keturunan pemukim Tionghoa yang tinggal selepas Perang China (1740-1743) di Jawa.

Pada abad ke-19, sekitar tahun 1800-an, Candra Naya merupakan ru­mah seorang mayor Tionghoa yang bertu­gas mengurusi kepentingan masyarakat Tionghoa di Batavia.

Pertokoan Glodok

Kawasan Glodok yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik sendiri dulunya merupakan bekas Penjara Glodok yang angker. Lokasi ini berada di seberang Glodok-Pancoran di kawasan Harco. Sebelum terjadi kerusuhan Mei 1998, kawasan ini sempat menjadi pusat belanja elektronik bagi wisatawan Jepang, Taiwan, dan Hongkong.

Di Pinangsia, masyarakat bisa menemukan produk perlengkapan rumah tangga dan bangunan. Selain wisata belanja, pecinan Glodok-Pancoran juga merupakan situs sejarah awal mula Kota Jakarta. Setelah etnis Tionghoa bermukim dan membangun bisnis, serta perkebunan tebu, Batavia mulai berkembang pesat.

"Jadi, dulu itu di depan Balai Kota atau sekarang Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) setiap sore masyarakat mengambil air bersih dari pancuran yang ada di depannya," ujar Adjie, pemandu dari Jakarta Food Adventure, dalam acara Explore Kota Tua & The Taste of Dutch & Betawi Culinary.

Sumber mata air pancuran tersebut berada cukup jauh, yakni sekitar tiga kilometer dari pancuran dan dialirkan menggunakan pipa. Lantas, apa hubungannya dengan kawasan Glodok?

"Sumber mata airnya berasal dari semacam kincir kayu yang terus berputar dan saat berputar mengeluarkan suara 'glodok, glodok'. Jadi, orang mulai memanggil tempat sumber mata air itu Glodok. Lalu, ada kawasan Pancoran dekat Glodok, sebenarnya itu berasal dari sebutan pancuran air," cerita Adjie.

https://travel.kompas.com/read/2018/02/16/192000427/disinggung-sandiaga-uno-ini-asal-usul-kawasan-pecinan-glodok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke