Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kompiang, Roti yang Populer di NTT Hadir di Bali

Di ruangan berukuran 20 meter persegi, Ferdianus Pangkang Das, pria asal Manggarai, Nusa Tenggara Timur terlihat sibuk menyiapkan adonan roti.

Berbeda dengan pembuat roti lainnya di Denpasar, rupanya Ferdi -- sapaan akrab Ferdianus Pangkang Das -- sedang menyelesaikan pesanan roti khas NTT yaitu Kompiang. Jenis roti satu ini memang belum begitu populer di Indonesia. Tapi bagi orang Manggarai, Kompiang lekat dengan kehidupan sehari-hari.

Di tempat asalnya Kota Ruteng, Manggarai, kompiang dijadikan teman minum kopi saat sarapan pagi. Rasanya yang khas, membuat kompiang sering dijadikan oleh-oleh para perantau yang hendak bepergian ke kota lain, termasuk Bali.

"Kalau ada keluarga yang datang dari kampung pasti pertanyaan pertama apakah bawa kompiang," tutur Ferdi.

Sebelumnya Ferdi malang melintang di dunia pembuatan roti di Bali. Bahkan sempat menjadi staf pengajar kuliner di salah saru kampus pariwisata di Bali.

Pada tahun 2015, Ferdi memutuskan keluar dari zona nyaman dan membuka usaha pembuatan roti (bakery) sendri. Diawali dengan membuat roti yang cukup populer seperti croissant, danish, burger, ciabatta breads dan jenis lainnya.

Rasa rindu akan kompiang membuat Ferdi bersama istrinya harus menempuh jarak 40 km menuju Kabupaten Tabanan. "Sampai di Tabanan ternyata cuma bisa dapat lima biji, soalnya sudah dibagi-bagi dengan keluarga yang lain," katanya.

Berbekal pengalaman tersebut kemudian menginspirasi Ferdi. Punya bekal keahlian membuat roti, mengapa tidak memproduksi sendiri. Apalagi peminatnya cukup besar. "Awalnya cuma produksi beberapa biji, lalu diposting di facebook," kenang Ferdy.

Postingan tersebut rupanya memancing perhatian sejumlah warga NTT di Bali, kemudian mendatangi kediaman Ferdi. Namun, ketika itu Ferdi masih merahasiakan bahwa kompiang tersebut adalah karya tangannya.

Kompiang buatan Ferdi mulai dikenal ketika ditawarkan secara terbuka di kompetisi sepak bola perantau asal Manggarai di tahun 2016. Kompiang yang populer di Manggarai lalu diberi nama Kompiang Manggarai Bali atau Kombal.

"Mulai saat itu nama kombal mulai dikenal," ujarnya.

Dari hari ke hari, nama kompiang atau kombal makin dikenal. Pembeli juga datang dari berbagai kalangan. Bahkan sering dijadikan oleh-oleh mereka yang warga yang singgah di Bali. Ada dari Papua, Surabaya, Solo, bahkan ada pesanan dari Afrika dan Filipina.

"Pesanan ada yang dari kota lain, ada juga dari luar negeri. Saya pernah mengirim pesanan kompiang ke Filipina dan Afrika," kata Ferdy.

Saat ini Ferdi memproduksi kompiang rata-rata 300-400 biji tiap hari. Dijual dengan harga Rp 1.000 per biji. Pesanan yang datang juga sering dikombinasikan dengan jenis roti lainnya.

Cara membuat kompiang pun terbilang sederhana. Bahan-bahannya terbilang sederhana. Terdiri dari tepung terigu, gula, yeast (ragi kering), butter, garam, susu fullcream, wijen dan air secukupnya. Seluruh bahan dicampur kemudian diaduk menggunakan mixer selama 10-15 menit. Adonan yang tercampur rata kemudian dibentuk secara manual dengan berat 40 gram.

Adonan yang sudah terbentuk kemudian dipanggang selama 10-15 menit, lalu diangkat. Ferdi belum memproduksi kompiang secara massal karena hanya memproduksi jika ada pesanan. Menurutnya, kompiang akan terasa lebih nikmat jika disajikan dalam keadaan panas. Tapi jika sudah dingin dapat dipanaskan lagi dengan menggunakan minyak goreng.

Pria kelahiran Manggarai ini yakin kompiang akan menjadi roti yang dikenal di seluruh Indonesia karena cocok untuk sarapan dan tahan lama, apalagi harganya terjangkau.

"Saya punya harapan kompiang bisa jadi roti yang populer di seluruh tanah air dan jadi pengobat rasa rindu akan kampung halaman," kata Ferdi.

https://travel.kompas.com/read/2018/04/07/075200427/kompiang-roti-yang-populer-di-ntt-hadir-di-bali

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke