Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Puthu Lanang, Jajanan Tradisional yang Melegenda dan Punya Hak Cipta

Siswoyo (52) terlihat sibuk melayani pembelinya yang antri di Jalan Jaksa Agung Suprapto Gang Buntu, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (25/5/2018) malam. Tangannya begitu cekatan mengemas puthu dengan daun pisang.

Sementara, tiga karyawannya juga tidak kalah sibuknya. Mereka menaruh bahan dasar puthu ke dalam tabung bambu dan meletakannya di atas alat kukus.

Puthu merupakan jajanan tradisional berbentuk kue. Ia terdiri dari bahan dasar tepung beras, parutan kelapa dan gula merah atau gula jawa.

Selain puthu, Warung Puthu Lanang yang berdiri di atas gerobak kecil juga menjual jajanan sejenisnya. Yakni klepon, lupis dan cenil.

Siswoyo yang merupakan pemilik Warung Puthu Lanang menceritakan, berdirinya warung yang sudah melegenda itu tidak lepas dari peran orangnya.

Pada Tahun 1935, Supiah dan suaminya Abdul Jalal berjualan puthu. Waktu itu, keduanya belum memiliki tempat berjualan dan selalu berkekeliling di sekitar rumahnya.

Waktu itu, brand Puthu Lanang belum muncul. Sehingga, banyak pelanggannya yang menyebut warung itu dengan Warung Puthu Claket. Didasarkan pada tempatnya yang berada di kawasan Claket.

Munculnya brand Puthu Lanang setelah warung itu pindah kepemilikan pada Tahun 2000. Supiah yang sudah tidak bisa melanjutkan usahanya menyerahkannya kepada anaknya, Siswoyo.

"Inspirasi saya waktu membuat nama itu karena ada kue Puthu Ayu. Kita buat lah nama Puthu Lanang," kata Siswoyo disela melayani pembelinya.

Siring berkembangnya waktu, banyak penjual puthu di Malang yang mengaku cabang dari warung tersebut. Berawal itu, Siswoyo berinisiatif untuk mematenkan brand Puthu Lanang. Pada Tahun 2000, brand itu diajukan dan pada tahun 2003, hak cipta atau hak paten dari brand itu keluar.

"Pengurusan hak ciptanya dibantu oleh dibantu oleh pelanggan yang notaris. Jadi mereka menyarakan untuk dibuat hak cipta. Karena banyak yang buat cabang Puthu Claket," katanya.

Melestarikan Sejarah

Siswoyo tidak pernah memiliki niatan untuk melanjutkan usaha orang tuanya. Apalagi, sebelum warung itu diserahkan kepadanya, ia sudah bekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Bahkan, sudah ada keponakannya yang digadang-gadang untuk melanjutkan usaha itu.

"Akhirnya waktu itu saya dikasih mandat untuk jualan. Konsekuensinya saya harus berhenti bekerja. Karena ini bagian dari sejarahnya Kota Malang, dan yang merintis ibu saya, saya lanjutkan," katanya.

Di tangannya, warung itu dibranding dengan Puthu Lanang. Lanang merupakan bahasa jawa yang artinya laki-laki. Nama Puthu Lanang lantas dipatenkan dengan hak cipta.

Sementara untuk produksi, Siswoyo tetap menjaga kualitas rasa yang dirintis oleh orang tuanya. Ia selalu mengambil bahan baku yang berkualitas tinggi. Seperti kelapa, gula merah atau gula jawa, beras, ketan dan tepung.

"Itu memang saya dulu pernah dikasih mandat dari ibu saya, jual mau beli mau. Maksudnya kita jual memang kita jualan. Seumpama beli pun tidak beresiko karena bahan tanpa kimia. Kualitas bahan utama nomor satu. Mulai dari beras, ketan dan sebagainya," katanya.

Saat ini, permintaan jajanan tradisional yang dibuatnya terus meningkat. Bahkan, sejumlah lembaga pemerintahan dan swasta rutin memesan jajan tradisional kepadanya.

Untuk pemesanan, pihaknya selalu membatasi. Sebab dikhawatirkan akan mengganggu pada aktivitas jualannya. Sementara warung yang digunakan tidak berubah. Berada di pintu masuk gang buntu, menggunakan gerobak di ruang terbuka.

"Ada rencana untuk pindah dan membuatkan tempat untuk nongkrong. Tapi kebanyakan pelanggan lebih suka kayak gini," katanya.

Dalam sehari, tambah Siswoyo, bisa menghabiskan 600 hingga 700 porsi. Jajanan sebanyak itu menghabiskan 100 biji kelapa dan tepung sebanyak 40 hingga 50 kilogram.

Warung Puthu Lanang mulai berjualan pukul 17.30 WIB hingga 22.00 WIB.

https://travel.kompas.com/read/2018/05/26/160800427/puthu-lanang-jajanan-tradisional-yang-melegenda-dan-punya-hak-cipta

Terkini Lainnya

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke