Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Carica, Buah Endemik sebagai Minuman Masyarakat Suku Tengger

Buah itu disebut berasal dari dataran tinggi Lereng Gunung Bromo, Jawa Timur. Masyarakat Suku Tengger yang mendiami kawasan setinggi 1.700 hingga 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) itu mengenalnya dengan sebutan buah karikaya.

Tanaman buah itu disebut sebagai tanaman endemik yang awalnya hanya ada di kawasan Lereng Gunung Bromo. Bahkan, tanaman buah carica yang tumbuh di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo berasal dari kawasan Lereng Bromo.

"Sebenarnya yang di Dieng dulunya dibawa dari sini. Kebetulan kentang di sini bagus. Mereka ambil bibit dari sini. Terus ada buah carica itu. Kok unik, mereka bawa," kata Kariadi, salah satu warga Suku Tengger di Dusun Wonomerto, Desa Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jumat (8/6/2018).

Biasanya, masyarakat Suku Tengger menggunakan buah itu sebagai alat untuk cuci tangan setelah pulang dari ladang. Selain itu, masyarakat Suku Tengger juga memakannya secara langsung. Namun banyak masyarakat kurang minat karena rasanya kecut.

"Semenjak saya ingat, carica sudah ada. Waktu itu buat cuci tangan. Warga di sini kan bertani, bergelut dengan tanah dan rumput, warnanya menempel ke tangan. Carica yang mampu menghapus," katanya.

Pada waktu itu carica tidak diminati. Tidak ada masyarakat yang menanamnya, apalagi membudidayakannya.

Kariadi pun mulai rutin mengonsumsi carica yang sudah diracik menjadi minuman. Ia juga kerap menyuguhkan minuman yang diraciknya itu kepada tamunya.

Hingga akhirnya, mahasiswa Universitas Brawijaya, Kota Malang datang untuk melakukan penelitian terhadap buah tersebut pada tahun 2015. Tidak lama setelahnya, mahasiswa dari Poltekkes Malang dan Universitas Yudharta Pasuruan melakukan kegiatan serupa.

Hasilnya, buah itu aman dikonsumsi. Namun kandungan gizi yang ada pada buah tersebut belum terungkap secara keseluruhan.

Belum lama ini, Kariadi bersama Bala Daun, komunitas yang didirikannya mulai memproduksi minuman berbahan carica itu secara massal melalui home industry. Hasilnya lantas dikemas dalam wadah kecil untuk dijual.

Sampai sejauh ini, penjualannya masih sebatas pada warung-warung yang ada di Kecamatan Tosari. "Ini masih lima bulanan baru bisa jual ke warung-warung," katanya.

Dalam sehari, Kariadi bisa menjual 68 biji kemasan ke sejumlah warung. Sementara satu biji kemasan dijual dengan harga Rp 1.500.

Setelah itu, isi buah itu direbus dengan takaran air yang sudah ditentukan. Sedangkan daging buahnya diiris kecil-kecil untuk direbus kemudian.

Rasanya manis dengan aroma khas. Sedangkan dagingnya diiring terasa kenyal seperti jelly.

Saat ini, Kariadi mulai membudidaya tanaman buah tersebut. Sejumlah warga juga melakukannya karena sudah memiliki nilai jual. "Ladang yang tidak bisa ditanami kentang dibuat tanam carica," katanya.

https://travel.kompas.com/read/2018/06/11/043200427/carica-buah-endemik-sebagai-minuman-masyarakat-suku-tengger

Terkini Lainnya

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke