Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Upacara Cing-cing Goling, Tradisi Menjaga Sumber Air di Gunungkidul

Dalam kesempatan ini selain kenduri yang dilakukan ribuan warga dengan menyembelih ratusan ekor ayam, juga ditampilkan tarian khas Cing-cing Goling yang hanya dimainkan setahun sekali.

Salah seorang panitia, Sugiyanto, mengatakan upacara ini sebagai wujud syukur atas melimpahnya hasil pertanian warga sekitar yang tidak lepas dari adanya bendungan yang dibangun ratusan tahun lalu.

Para petani bisa menanam meski saat ini sedang musim kemarau. Bendungan sudah dimoderinisasi sekitar tahun 1974, saat ini bisa mengaliri sekitar 50 hektar lahan pertanian warga sekitar.

Dari tradisi sejarah lisan masyarakat, dikatakan jika pelarian prajurit Majapahit, Wisangsanjaya dan Yudopati yang berhasil membuat bendungan sehingga bisa mengairi lahan pertanian menjadi sawah dan membuat warga setempat menjadi semakin sejahtera.

Setelah menyatu dengan warga, keduanya pun ikut mengusir perampok. Saat ini digambarkan dalam tarian treatrikal yang diperankan 24 orang.

Pada adegan ini belasan orang berlarian menginjak-injak tanaman pertanian milik warga setempat, di lahan sekitar bendungan, untuk mengusir gerombolan penjahat. Salah satu adegan, istri Wisangsanjaya mengangkat kembennya atau dalam bahasa jawa disebut cing cing, saat berlari.

Peran gadis dimainkan tokoh perempuan. Dalam adegan itu, mereka menarik sambil bernyanyi: Cing... Goling, Cing.... Goling, Cing... Goling... sambil mengelilingi tokoh peran Wisangsanjaya dan istri beserta seorang pengawal membawa cemeti.

Meskipun tanaman diinjak-injak, namun petani setempat tidak marah. Mereka justru mengharapkan hal itu. Warga setempat percaya, tanaman yang diinjak-injak tidak akan mati, tetapi justru bertambah subur.

Sugiyanto mengatakan, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, maka dibuatlah kenduri dengan menyembelih ratusan ekor ayam dan makanan lainnya yang dibagikan kepada masyarakat yang ikut.

"Masyarakat juga menyembelih 500 ekor ayam untuk kirab budaya ini. Ratusan ayam didapat dari swadaya masyarakat," katanya.

Salah seorang warga Bantul, Wisang, mengaku senang tradisi seperti ini masih dilestarikan masyarakat setempat. Sehingga tradisi lokal tidak hilang ditelan zaman.

"Semoga tradisi seperti ini tetap dijaga. Kalau bisa pemerintah setempat mengemas untuk pertunjukan agenda budaya," ujarnya.

Upacara budaya kali ini dapat menarik wisatawan dan dapat ditambah sebagai tujuan wisata budaya. "Upacara seperti Cing-cing Goling menarik untuk wisatawan, apalagi tidak jauh dari Goa Pindul," katanya.

Mau jalan-jalan gratis ke Jerman bareng 1 (satu) teman kamu? Ikuti kuis kerja sama Kompas.com dengan Scoot lewat kuis JELAJAH BERLIN. Ada 2 (dua) tiket pesawat PP ke Jerman, voucher penginapan, Berlin WelcomeCards, dan masih banyak lagi. Ikuti kuisnya di sini. Selamat mencoba!

https://travel.kompas.com/read/2018/08/28/084100327/upacara-cing-cing-goling-tradisi-menjaga-sumber-air-di-gunungkidul

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke