Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bertemu Yaki, Si Hitam Langka di TWA Batu Putih

Pagi itu, Kamis (31/8/2018), KompasTravel berada di rimbunnya hutan Taman Wisata Alam (TWA) Batu Putih Bitung, Sulawesi Utara. Sekitar dua jam lagi, yakni pukul 08.00 Wita, akan dilaksanakan puncak perayaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2018.

Beberapa penggiat lingkungan dari beberapa taman nasional berniat mencari hewan-hewan langka di TWA ini sebelum acara mulai. Tarsius, spesies monyet paling kecil, adalah salah satu hewan yang paling dicari kala itu.

Lama blusukan ke pinggir hutan, tak juga membuahkan hasil.

"Gak ada yang tau nij di mana (tempatnya) tarsius?," ujar salah satu anggota dari TN Komodo.

Karena keterbatasan pengetahuan, kami yang hanya rombongan kecil beranggotakan lima orang pun menyerah, keluar untuk menuju lokasi acara.

"Nah kan, 'premannya' keluar," ujar Ridwan, penggiat asal Makassar sambil menujuk yaki.

Terlihat tiga yaki di belakang yang bergelantungan dari ranting ke ranting. Hewan langka itu pun sontak menjadi tontonan wisatawan yang ada di lokasi acara.

Ketiganya silih berganti berteriak seolah memanggil kawanannya untuk keluar. Beberapa wisatawan mengambil langkah cepat untuk swafoto dengan jambul yaki yang khas.

Yaki atau Macaca nigra merupakan hewan endemik Sulawesi Utara, salah satunya hidup di TWA Batu Putih. Yaki memiliki postur sama dengan monyet kebanyakan. Bulunya hitam pekat, memiliki jambul, dan pantatnya yang berwarna merah muda.

Salah satu wisatawan mencoba memberi makan yaki dengan pisang. Polisi hutan (Polhut) TWA yang memantau langsung sigap menghalau pisang yang dilempar tersebut.

"Jangan dikasih makan! Hewan liar tidak boleh dikasih makan sama wisatawan, nanti manja dia, kebiasaan," tutur polhut itu dengan tegas.

Ia lebih sepakat jika ada wisatawan yang kehilangan makanan di tenda karena diambil Yaki, daripada harus memberi makan hewan-hewan dengan sengaja.

"Oh pantas kemaren sore banyak yang ilang pepaya di tenda, pas lagi acara," ungkap seorang peserta yang merasa kehilangan sembari tertawa.

Tidak berapa lama, jumlah yaki menjadi lima. Beberapa anggota kelompoknya turut keluar hutan.

Meski liar, hewan ini biasa melihat manusia di alam, seperti Polhut yang sedang patroli. Sehingga tidak ekstrem saat menjadi bahan tontonan orang. Hanya saja Randi, salah satu polhut, melarang wisatawan anak-anak terlalu riuh ramai berteriak karena bisa membuat yaki stress dan agresif.

Beberapa yaki bahkan melompat ke punggung wisatawan. Mereka yang terbiasa berinteraksi dengan hewan di tempat kerjanya sudah tidak khawatir, dan malah menikmati ketika kepalanya dipijat oleh yaki.

"Tenang, tenang, jangan panik. Biasa saja geraknya. Kalau mau foto dulu mendingan, mumpung dipeluk yaki," ucap Randi kepada wisatawan yang pundaknya dihinggapi yaki.

Potret keseruan saat bertemu yaki ternyata tidak berjalan lurus dengan kondisinya di alam ini. Populasi Macaca nigra ini terus menurun hingga 80 persen dalam kurun waktu 30 tahun.

"Oleh karena itu, saat ini statusnya menjadi satwa yang dilindungi dan menjadi simbol dari peringatan HKAN kali ini," tutur Siti Nurbaya dalam sambutan HKAN, Bitung, Kamis (31/8/2018).

Bagi Anda yang ingin coba keseruan bertemu hewan-hewan unik Indonesia seperti yaki, bisa berkunjung ke berbagai Taman Wisata Alam ataupun Taman Nasional yang menjadi habitat berbagai hewan unik Indonesia. Perjumpaan dengan mereka bisa menjadi pengalaman unik saat perjalanan.

https://travel.kompas.com/read/2018/09/05/120540227/bertemu-yaki-si-hitam-langka-di-twa-batu-putih

Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke