Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Basuh Wajah dengan Air dari Sumur Bung Karno di Ende Flores

Bahkan wisatawan khusus yang menggeluti sejarah perjuangan Bung Karno selalu mengunjungi tempat ini serta Taman Semedi yang tak jauh dari pinggir Pantai Ria.

Di bawah pohon sukun di taman itu, Bung Karno merenungkan mutiara-mutiara bangsa Indonesia dan akhirnya melahirkan lima butir Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Para peneliti dari Perguruan Tinggi di Indonesia dan luar negeri selalu mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno ini untuk meneliti tentang sejarah perjuangan Bung Karno dan diasingkan ke Ende oleh penjajah Belanda.

Bahkan siswa dan siswi dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Ende dan kabupaten lainnya di Pulau Flores selalu mengunjungi situs ini untuk belajar langsung serta melihat benda-benda dan ruangan kerja, kamar tidur dan sumur di situs tersebut.

Penerangan listrik tidak ada, apalagi air minum sebagai sumber kehidupan keluarganya. Dalam kondisi serba terbatas, Bung Karno bersama keluarga tidak tinggal diam dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya pemenuhan air minum.

Bung Karno yang terkenal dengan kerja keras, tekun, bersahabat dengan warga setempat, serta imam-imam misionaris asal Eropa, khusus Belanda.

Bung Karno selalu fokus merenungkan perjuangannya serta mandiri mencari jalan keluar agar pemenuhan air minum bisa terpenuhi demi keberlangsungan hidup keluarganya. Air memang sangat utama dalam kehidupan seorang manusia, apalagi sebuah keluarga untuk mandi, masak, dan keperluan lainnya.

Bersama sahabatnya di Ende waktu itu, Bung Karno menggali sumur untuk memenuhi kebutuhan air minum dalam keluarganya, seperti untuk masak, mandi dan membasuh wajah sebelum shalat di dalam rumah pengasingannya itu.

Sumur Bung Karno masih terpelihara dengan baik oleh para penjaganya karena itu merupakan warisan yang bernilai tinggi bagi warga Ende dan Indonesia untuk mengenang jasa-jasa Bung Karno.

Hingga saat ini air di Sumur Bung Karno masih ada dan sangat jernih. Setiap pengunjung yang berwisata di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno selalu membasuh wajah mereka dengan air yang ditimba dengan jeriken yang tergantung di sumur tersebut.

Dikisahkan oleh warga setempat dan sahabatnya, Bung Karno sangat taat dengan shalat lima waktu di rumah pengasingannya itu. Bahkan ada ruangan khusus dari Bung Karno di dalam situs itu sebagai tempat shalat.

Turis asing khususnya Eropa yang berwisata di Kabupaten Ende selalu mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno untuk melihat langsung bekas rumah Bung Karno, yang bersama Bung Hatta memproklamirkan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Penjaga Situs Rumah Pengasingan Bung Karno Ende, Jupel Ahmad Faturrizal kepada Kompas.com menjelaskan, kalau lagi ramai jumlah pengunjung bisa 30 orang per hari. Kalau sepi, pengunjung sekitar 10 orang.

Ribuan pengunjung tercatat dalam buku tamu yang ada di dalam situs Bung Karno. Orang asing, kebanyakan dari Eropa selalu mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno untuk melihat rumah ini bersama dengan jejak-jejak Bung Karno selama diasingkan di Ende.

Faturrizal menuturkan, biasanya pengunjung selalu membasuh wajah dan kaki mereka dengan air dari sumur yang digali Bung Karno bersama sahabat-sahabatnya.

Biasanya pengunjung memasuki ruangan yang didiami Bung Karno bersama keluarganya saat diasingkan. Mulai dari ruangan tamu untuk menerima kunjungan sahabat-sahabatnya, ruang kerja Bung Karno, kamar tidur, ruangan dapur keluarga serta ruangan shalat Bung Karno.

“Saya selalu menjaga situs ini dan menerima kunjungan wisatawan, peneliti, wartawan yang ingin melihat langsung benda-benda dan naskah-naskah perjuangan Bung Karno selama berada di Ende,” kata Faturrizal.

Wartawan Kompas, Ester Napitupulu, yang pertama kali ke Kabupaten Ende meminta informasi dari penjaga Situs Rumah Pengasingan Bung Karno tentang rumah pengasingan Bung Karno bersama istri dan mertua serta surat-surat dan dokumentasi yang tersimpan rapi di dalam lemari kaca. Saat itu saya membeli buku berjudul "Bung Karno dan Pancasila" yang ditulis oleh Tim Nusa Indah Ende.

Dua sopir travel, Edi dan Ardi yang membawa rombongan tamu Taman Bacaan Pelangi, yang semuanya adalah wartawan nasional, kepada Kompas.com menjelaskan bahwa tamu-tamu asing yang berwisata di Kabupaten Ende, selain mengunjungi danau tiga warna Kelimutu serta obyek wisata lainnya juga selalu mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno.

Para tamu itu mengenang Bung Karno yang membasuh wajah dan kakinya dengan air sumur tersebut. Para tamu itu juga sekaligus merasakan air sumur yang pernah digunakan Bung Karno bersama keluarganya sebelum diasingkan lagi ke Bengkulu.

Bahkan salah seorang sopir yang memandu rombongan ke Situs Rumah Pengasingan Bung Karno membasuh wajah dan kakinya dengan air sumur tersebut. Kompas.com pun ikut membasuh wajah dan kaki dengan air sejuk dari sumur Bung Karno.

Air sumur itu sangat jernih dan bisa dipergunakan untuk masak dan mandi serta berbagai keperluan lainnya.

“Setiap kali kami memandu tamu ke Situs Rumah pengasingan Bung Karno kami selalu membasuh wajah dan kaki dengan air sumur Bung Karno. Rasanya lain sekali dengan air sumur yang ada di Kota Ende. Saat kami menimba air sumur tersebut, kami mengenang Bung Karno yang pernah menimba air sumur itu untuk berbagai keperluan di rumah pengasingan bersama keluaranya. Tamu-tamu lain pun melakukan hal yang sama," kata Edi.

Sebelum rombongan jurnalis dari Jakarta mengunjungi situs Bung Karno, kami didampingi staf Taman Bacaan Pelangi mengunjungi Sekolah Dasar Inpres 14 Ende. Sekolah dasar itu juga ada Taman Bacaan Pelangi. Taman Bacaan Pelangi didirikan oleh Nila Tanzil untuk membangkitkan minat baca anak-anak sekolah dasar sekaligus perpustakaan ramah anak di Indonesia Timur.

Sebelumnya kami masuk ruang Kepala Sekolah SD Inpres I4 Ende, Maria L. Y Ana Dema untuk memperoleh informasi seputar aktivitas mengajar belajar dari anak-anak sekolah di lembaga pendidikan tersebut.

Kepala SD Inpres 14 Ende, Maria kepada wartawan menjelaskan, anak-anak sekolah di daratan Pulau Flores mengenal profesi guru dan petani. Profesi wartawan, merupakan hal baru bagi mereka.

Selain itu ada cita-cita anak SD apabila ditanya selalu menjawab menjadi guru, bidan, imam, selanjutnya berkembang menjadi polisi dan tentara. Untuk cita-cita menjadi seorang wartawan jarang disampaikan oleh anak-anak SD.

Setelah selesai berbincang-bincang dengan Kepala Sekolah SD Inpres 14 Ende kami menuju ke Taman Bacaan Pelangi sekaligus Perpustakaan Ramah Anak yang berada tak jauh dari gedung sekolah tersebut.

Ester Napitupulu, wartawan Kompas berbicara dengan anak-anak sekolah dan melemparkan sebuah pertanyaan, siapa yang mengetahui wartawan. Semua siswa dan siswi di dalam ruangan itu diam karena benar seperti yang diinformasikan kepala sekolah tadi.

Selanjutnya, Ester memperkenalkan diri sebagai wartawan Kompas dan memperkenalkan tentang profesi wartawan. Dia memberikan motivasi agar anak-anak di sekolah itu kelak menjadi seorang wartawan.

Ester memperkenalkan kemudahan-kemudahan akses jika berprofesi wartawan. Seorang wartawan bisa bertemu Presiden RI Joko Widodo dan para petinggi bangsa dari seluruh dunia serta mudah bertemu bupati, gubernur dan pejabat tinggi lainnya. Salah satu kunci menjadi wartawan adalah membaca sebanyak-banyaknya.

Terkesan dengan motivasi wartawan Kompas, pada sesi akhir sejumlah anak-anak sekolah di tempat itu bercita-cita menjadi wartawan, baik cetak, online, radio dan televisi.

Di Pulau Flores, ada Taman Bacaan Pelangi di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur dan Kabupaten Ende. Didirikan pertama kali di Roe, Kabupaten Manggarai Barat pada 2009. Selanjutnya kini berkembang ke seluruh Indonesia Timur, termasuk daerah pegunungan di Papua dan pulau-pulau terluar di Indonesia Timur.

https://travel.kompas.com/read/2018/10/17/171000927/basuh-wajah-dengan-air-dari-sumur-bung-karno-di-ende-flores

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke