Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Banyuwangi-Bali Kembangkan Klaster Ekowisata

Hal itu dikemukakan Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alexander Reyaan dalam Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Klasterisasi Destinasi Ekowisata Jawa Timur-Bali di Banyuwangi belum lama ini.

Menurut Reyaan, langkah ini penting dilakukan untuk pengembangan pariwisata Indonesia. Pasalnya, kecenderungan wisatawan dunia telah bergeser ke arah ekowisata.

"Konsep wisata back to nature merupakan tren terkini yang menjadi incaran wisatawan dunia. Oleh sebab itu, pengembangan klaster menjadi keputusan yang sangat ideal. Klaster ini diharapkan dapat bersinergi dengan baik sehingga target kunjungan wisman dari sektor ekowisata dapat memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap devisa negara sehingga semakin menyejahterakan masyarakat,” kata Alexander dalam siaran pers Humas Pemkab Banyuwangi.

Dia menambahkan, dipilihnya Jatim dan Bali sebagai lokasi pengembangan bukan tanpa alasan. Secara geografis, dua daerah ini letaknya berdekatan sehingga memiliki konektivitas dan keterkaitan yang cukup baik.

Di Jatim misalnya, terdapat Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Taman Nasional Baluran (TNB) serta Taman Wisata Alam Kawah Ijen (TWA Kawah Ijen).

Sementara Bali, khususnya Kabupaten Jembrana, memiliki Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

"Potensi-potensi ekowisata ini akan berkembang lebih cepat jika ada kerja sama yang baik antar daerah (Jatim-Bali). Dengan kolaborasi, akan tercipta pengelolaan ekowisata yang harmonis. Destinasi satu dengan lainnya akan saling mendukung dan menguatkan, bukan saling menjatuhkan,” kata Alexander.

Alexander menambahkan, program klasterisasi ini semakin meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia karena ekowisata merupakan bagian dari pariwisata berkelanjutan dan bisa meningkatkan daya saing pariwisata.

"Komitmen pemerintah ditunjukkan dengan menghubungkan sebagian besar target dan indikator SDGs ke dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN). Selain itu, Kemenpar juga mengeluarkan Peraturan Menteri Pariwisata No. 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, sehingga acuannya pun jelas," kata Alex.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik ide tersebut. Anas yang sempat memaparkan strategi pengembangan pariwisata Banyuwangi pun, sepakat dengan konsep kolaborasi yang dirancang oleh Kemenpar.

“Sekarang bukan zamannya lagi berkompetisi. Agar semakin maju, daerah harus saling berkolaborasi. Inilah yang telah kami lakukan di Banyuwangi termasuk di sektor pariwisata. Kami sudah sepakat kerja sama kapal cepat dengan Kabupaten Buleleng Bali. Kami juga sedang merancang untuk menggelar event ‘Selat Bali’ bersama dengan Kabupaten Jembrana Bali pada 2019 nanti. Bahkan, ini sudah kami anggarkan tinggal menunggu kepastian dari pihak Jembrana,” kata Bupati Anas.

“Kami juga mengeluarkan peraturan desa (perdes) yang mengatur ketentuan pembangunan di suatu kawasan yang memiliki alam yang indah. Ini semua kami lakukan semata-mata agar ekoturisme di Banyuwangi tetap terjaga,” imbuhnya. (*)

https://travel.kompas.com/read/2018/11/05/104100027/banyuwangi-bali-kembangkan-klaster-ekowisata

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke