Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menikmati Sunset di Pantai Tablolong Kupang

Pantai ini berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Kupang ke arah Tenau dan lamanya perjalanan kurang lebih 1-1,5 jam.

Minggu (10/2/2019), Kompas.com berkesempatan untuk mengeksplorasi pantai yang khas dengan matahari terbenam (sunset)-nya itu.

Kami berangkat pada pukul 4 sore agar tak terlalu lama menanti momen matahari tenggelam. Dari Kupang, mobil yang kami tumpangi melaju dengan kecepatan sedang menuju arah barat. Pengemudinya adalah seorang anak muda yang telah hafal lintasan jalan sehingga perjalanan kali ini tentu lebih mudah.

Namun, bila jalan sekitaran kota masih terbilang mulus, situasi berbeda kami alami ketika mulai keluar kota Kupang. Lubang membentang di mana-mana. Apalagi dalam beberapa hari terakhir Kupang sendiri dilanda hujan yang tak menentu.

Sebelum benar-benar masuk ke lokasi pantai, kami berhenti di gapura selamat datang dan harus membayar karcis sebesar Rp 5.000 per kepala.

Perjalanan diteruskan dan menurut sang sopir, kami masih harus menempuh jarak 3 km. Lumayan jauh. Padahal kami pikir, keberadaan gapura tadi menjadi penanda kalau Pantai Tablolong memang telah di depan mata.

Tapi, kesabaran kami akhirnya berbuah hasil. Tekstur jalanan yang lebih banyak didominasi oleh kerikil-kerikil kecil menemani kami hingga tiba di area wisata itu. Kami beruntung sebab matahari belum benar-benar jatuh sehingga pemandangan laut biru berpadu dengan pasir putih dapat terekam jelas.

Lokasi ini juga menjadi menarik karena di hadapan wilayah pantai, ada genangan air payau yang membentuk danau mungil. Warnanya kehijauan, cocok untuk dijadikan spot fotografi.

Tepat di pintu masuk pantai, kami disapa oleh salah seorang pemuda yang merupakan penjaga di situ. Dan kami harus membayar lagi. Kami masuk lebih ke dalam. Tampak beberapa pengunjung sedang menikmati suasana sore itu. Ada yang sendirian, ada yang berpasangan, ada juga yang datang bersama rombongan.

Di pinggir pantai, terdapat juga beberapa pondok kecil untuk berteduh juga kedai-kedai makan. Dalam pantauan kami, yang paling laris adalah kelapa muda. Tentu saja minum kelapa muda memang sungguh berikan energi kesegaran tersendiri. Manfaatnya juga banyak, seperti menetralisir racun dalam tubuh ataupun menjaga kesehatan jantung.

Kompas.com kemudian menyisir pinggiran Pantai Tablolong. Pantai ini lumayan bersih, meskipun masih ada satu dua onggokan sampah yang bertebaran.

“Itu karena ulah dari orang-orang yang bertanggung jawab,” kata Engels Watu, salah satu teman perjalanan kami.

"Setiap sore pantai ini selalu ramai dikunjungi. Pengunjung biasa menikmati matahari tenggelam," ujar Engeles.

Tak lama kemudian, rona jingga mulai terpancar di ufuk barat. Matahari perlahan-lahan turun, tenggelam di kaki cakrawala. Garis-garis langit yang terbentuk oleh lika-liku awan semakin memberikan variasi warna jingga tersebut.

Hampir semua pengunjung mendokumentasikan peristiwa itu. Sambil berswafoto ataupun memanfaatkan teknik fotografi dengan jarak pandang tertentu.

Kami sendiri duduk di atas onggokan pasir dan menikmati momen indah tersebut. Sambil minum air kelapa dan bercerita lepas. Rasa letih dan keluh kesah kami terbayar sudah.

Waktu semakin malam dan kami tentu harus pulang. Anda tahu, perjalanan ke pantai Tablolong memang memakan waktu dan tenaga yang lumayan. Tetapi, pesona yang disajikan akan memanjakan mata dan bisa jadi obat pelepas penat.

https://travel.kompas.com/read/2019/02/24/195257127/menikmati-sunset-di-pantai-tablolong-kupang

Terkini Lainnya

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Travel Update
Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke