Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mie Instan Asli Gunungkidul, Terbuat dari Ketela

Namun dengan kreativitas warga Dusun Sumberjo, Desa Ngawu, Kecamatan Playen Gunungkidul, Yogyakarta, singkong diubah menjadi mie instan dalam cup bernama 'Ayo Mie' yang mudah disajikan dan diklaim lebih sehat.

Sekilas mie instan cup buatan kelompok wanita Dusun Sumberjo tidak berbeda dengan mie cup pada umumnya. Namun setelah dibuka, ukuran mienya lebih tebal. Dalam cup tersebut berisi bumbu, minyak, dan cabai kering. Tak lupa sebuah garpu plastik.

Ada dua varian rasa yakni ayam spesial dan bakso sapi. Untuk menyeduhnya juga relatif lebih lama dibandingkan mie instan pada umumnya.

"Jika mie instan yang biasa itu diseduh sekitar empat menit, kalau mie mocaf (ubi kayu) sekitar lima sampai enam menit," kata Ketua kelompok Suti Rahayu kepada Kompas.com Rabu (13/3/2019).

Suti mengatakan, ide awal pembuatan mie instan ini berawal dirinya diberikan pelatihan membuat mie yang berbahan dasar tepung mocaf. Tidak mudah untuk membuat mie instan dengan bahan baku mocaf.

Awalnya kami sekitar tahun 2012 mendapatkan bantuan alat pembuat mie. Lalu diparktekkan, dan gagal dalam membuat mie, sebanyak 250 kg tepung mocaf rusak pas awal pembuatannya," tutur Suti.

Setelah beberapa kali mencari formula yang pas untuk bahan mie, maka jadilah mie mocaf dengan campuran terigu dan berbagai macam bahan lainnya. Lalu dirinya ditemui beberapa orang tua yang memiliki anak autis, agar dibuatkan mie yang berbahan mocaf tanpa ada campuran tepung terigu.

Pihaknya mendapat dampingan dari Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yogyakarta di Desa Gading, Playen. Dampingan yang diberikan LIPI terutama dalam hal pembuatan serbuk bumbu.

"Setelah beberapa kali gagal, saya meminta masukan dari LIPI dan disarankan membuat dengan komposisi saya sendiri. Lalu dengan komposisi saya tanpa menggunakan bahan kimia dan ternyata berhasil. Kami ada 3 jenis mie instan yaitu mie rebus yang harus dimasak menggunakan bumbu sendiri, lalu mie instan seperti pada umumnya bumbu sudah kami sediakan, yang ketiga adalah mie instan dengan menggunakan cup yang diseduh. Untuk harganya satu cup mie Rp 6.000," ucapnya.

Saat Kompas.com mencoba membuat mie cup dengan label 'Ayo Mie' memang agak lama dibandingkan dengan mie instan produsen besar. Harus beberapa kali diaduk untuk mendapatkan tingkat kematangan mie yang diharapkan. Setelah mencoba, tekstur mie lebih kenyal. Kuahnya lebih bening tidak pekat, dan segar. Di tenggorokan pun setelah makan tidak ada rasa gurih yang tertinggal.

"Lebih segar dibandingkan mie instan biasa," kata Wisang, salah seorang warga Bantul.

https://travel.kompas.com/read/2019/03/15/071100427/mie-instan-asli-gunungkidul-terbuat-dari-ketela

Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke