Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Turis tak Boleh Makan Sambil Jalan di Jepang?

Himbauan ini diberikan karena sampah kemasan dan sisa makanan yang dihasilkan turis menarik banyak hewan dan membuat warga lokal sibuk membersihkannya.

Komachi-dori, jalan dengan panjang 350 meter di Kamakura akan menjadi fokus himbauan untuk turis tidak makan di jalan. Sebab jalan ini merupakan salah satu jalan tersibuk, dengan banyak stand makanan lokal dan dilewati 50.000-60.000 orang setiap harinya.

Himbauan bagi para turis ini tidak memiliki ganjaran atau sanksi. Namun diharapkan dapat dipatuhi turis untuk menghormati warga lokal.

Terlebih dalam budaya Jepang, makan sambil berjalan atau melakukan aktivitas lain sebenarnya dianggap sebagai hal yang tidak sopan dan tidak menghormati makanan.

Budaya ini diperkirakan muncul sejak Perang Dunia II, kala warga Jepang kesulitan untuk mendapat makanan.

Bukan hanya Kamakura, di Jepang yang memberi himbauan dilarang makan sambil jalan bagi turis. Kota Firenze di Italia bahkan memberlakukan aturan dengan sanksi denda bagi turis yang makan di jalan atau di luar restoran.

Selain mengotori jalan, turis-turis ini dinilai menganggu aktivitas orang serta dapat mengotori berbagai situs bangunan bersejerah dan fasilitas umum. Denda yang diberikan sebesar 500 Euro atau setara Rp 8 juta bagi turis yang makan di jalan.

https://travel.kompas.com/read/2019/05/23/050400627/mengapa-turis-tak-boleh-makan-sambil-jalan-di-jepang-

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke