Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pria Wanita Dipisah hingga Isu Kebakaran, Ragam Berita Rinjani Usai Dibuka

KOMPAS.com – Pendakian Gunung Rinjani, Lombok, sempat ditutup pasca gempa yang melanda pulau tersebut. Namun semenjak dibuka kembali pada 14 Juni 2019, ada beberapa hal dan peraturan baru yang "mewarnai" Gunung Rinjani.

Berikut daftarnya seperti dirangkum KompasTravel.

1. Aturan baru

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Sudiyono, mengatakan dengan dibukanya pendakian ke Gunung Rinjani, diharapkan perekonomian masyarakat di kawasan Gunung Rinjani yang selama ini menggantungkan hidup dari kedatangan wisatawan (pendaki) bisa hidup kembali.

Gunung Rinjani memiliki aturan yang mewajibkan seluruh calon pendaki untuk melakukan registrasi online melalui website https://www.erinjani.id/ atau melalui aplikasi eRinjani yang bisa didownload di playstore.

Gunung ini juga hanya membuka 4 jalur pendakian yakni Sembalun, Timbanuh, Senaru serta Aikberik. Masing-masing jalur juga menerapkan pembatasan kuota untuk para pendaki.

Selain itu, untuk saat ini pendakian belum bisa dilakukan sampai ke puncak maupun Segara Anak. Untuk saat ini pendakian hanya bisa dilakukan sampai di Pelawangan.

Pelawangan dianggap cukup layak dijadikan akhir pendakian untuk sementara hingga PVMBG menilai seluruh kawasan aman. Tapi meskipun demikian, rasanya para pendaki tak perlu kecewa karena panorama Pelawangan Sembalun atau Senaru sudah cukup cantik.

Selain itu, para TO juga telah menyiapkan kawasan alternatif pendakian yang lebih ringan, yaitu pendakian empat bukit yang ada di sekitar Rinjani. Pesona yang ditawarkan empat bukit tersebut tidak kalah menarik dengan Rinjani dan Danau Segara Anakan.

Empat bukit itu adalah Bukit Pergangsingan dengan ketinggian 1.800 mdpl, Bukit Nanggi dengan ketinggian 2.703 mdpl, Bukit Lenteng Marpar, dan Bukit Telaga/

2. Wacana Pemisahan Tenda Laki-laki dan Perempuan

Usai dibuka kembali, sempat marak pula pemberitaan mengenai wacana pemisahan tenda laki-laki dan perempuan di Gunung Rinjani. Terkait hal ini Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) angkat bicara.

Sudiyono dalam keterangan resmi menyatakan, pihaknya sangat mendukung adanya program wisata halal dari Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB).

Namun, berkaitan dengan adanya gagasan pemisahan antara tenda laki-laki dan perempuan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yang kemungkinan akan menjadikan pro dan kontra di masyarakat, Sudiyono menegaskan bahwa hal tersebut bukan menjadi prioritas pihak TNGR.

"Kami sampaikan bahwa program tersebut tidak akan kami laksanakan karena bukan menjadi prioritas TNGR," kata Sudiyono dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (19/6/2019).

3. Ditutup Setiap Hari Jumat

Gunung Rinjani via jalur Sembalun sempat diusulkan untuk ditutup setiap hari Jum’at. Penutupan dilakukan sehubungan dengan permintaan masyarakat dan tokoh masyarakat Sembalun untuk tidak melakukan pendakian ke gunung Rinjani setiap hari tersebut.

Pengelola wisata Gunung Rinjani meminta agar rencana penutupan pendakian Gunung Rinjani melalui jalur Sembalun setiap hari Jumat direvisi.

Antok Capem, Ketua Tracing Organizer di Sembalun pada Kompas.com, Jum'at (21/6/2019) mengatakan atas kesepakatan sebelumnya, jalur pendakian dari Sembalun dibuka pada Jumat siang seperti biasa.

"Atas kesepakatan bersama ditutup setiap Jumat pagi saja, siangnya dibuka lagi. Itu beritanya kami minta konfirmasi ke TNGR," kata Antok.

Hal senada juga dikatakan Lalu Muhammad Ramli Ilmar, salah seorang pegiat pariwisata di Lombok. Ia mengatakan penutupan pendakian pada Jumat pagi sudah dipahami oleh para pendaki terutama yang berasal dari mancanegara. Para pendaki memahami dan menghormati masyarakat lokal yang harus beribadah di hari Jumat.

"Ini akan menjadi warna tersendiri di Indonesia yang mayoritas muslim. Wisatawan asing selain menyukai alam mereka juga respek terhadap keberagaman. Wisata alam dan wisata religi itu bisa saling mengisi. Ini yang membedakan Lombok dengan daerah lainnya, sangat indah," kata Ramli.

Ia mengatakan bahwa usulan masyarakat yang memiliki nuansa keagamaan dan budaya yang kental harus dihormati, sehingga pariwisata di lombok juga berperan menjaga kebiasaan dan tata cara warga lokal yang selama ini diyakini warga setempat.

Terkait dengan permintaan warga dan pelaku wisata di Sembalun yang menginginkan jalur Sembalun dibukan Jumat siang, Sudiyono sepakat dan menyerahkan sepenuhnya pada hasil kesepakatan masyarakat dan tokoh adat di Sembalun. Namun ia tetap mengingatkan bahwa batas waktu pendakian untuk semua jalur setiap hari adalah pukul 16.00 WIB.

4. Kebakaran

Berita kebakaran juga mewarnai Gunung Rinjani setelah dibuka. Kebakaran hutan terjadi di Kawasan Hutan Bukit Kondo yang berada di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Minggu (23/6/2019) sekitar pukul 17.00 Wita.

Sudiyono menyebutkan, luas area yang terbakar diperkirakan seluas 141,6 hektar. Dengan vegetasi yang terbakar di antaranya rumput, alang-alang, edelweis, bangsal dan cemara gunung.

Petugas TNGR langsung berkoordinasi dengan aparat setempat yang terdiri dari TNI, Polri, camat Sembalun, masyarakat peduli api, Pokdarwis, MMP dan Balai KPH Rinjani Timur. Petugas TNGR bersama tim pemadam dan tim evakuasi lalu menuju kawasan dan mengevakuasi masyarakat yang berada di dalam kawasan ke tempat yang lebih aman. Sejumlah 18 orang dan seluruhnya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat (24/06/2019).

Dikonfirmasi kembali pada 25/06/2019, Sudiyono menyebut, berdasarkan pantauan petugas di Propok masuk wilayah TNGR sudah tidak menemukan adanya titik api.

"Alhamdulillah terpantau kondisi sampai dengan pagi ini tidak ditemukan adanya hot spot," terangnya. Sementara untuk penyebab kebakaran, Sudiyono menerangkan bahwa saat ini masih diselidiki.

https://travel.kompas.com/read/2019/06/26/160800827/pria-wanita-dipisah-hingga-isu-kebakaran-ragam-berita-rinjani-usai-dibuka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke