Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta "Old Coal Mining" Sawahlunto, Nominasi Situs Warisan Dunia UNESCO

KOMPAS.com – Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto, Sumatera Barat, masuk dalam nominasi daftar Situs Warisan Dunia UNESCO tahun ini. Total ada 1.092 situs yang masuk nominasi, tersebar di 167 negara di dunia.

Nantinya, pengumuman destinasi yang masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia akan diumumkan langsung oleh UNESCO pada 10 Juli 2019.

Dilansir dari situs resmi Kemendikbud, Kota Lama Tambang Batu Bara Sawahlunto sudah terdaftar dalam World Heritage UNESCO Tentative Lists pada tahun 2015 dan riwayat nominasinya sudah dimulai sejak tahun 2014.

Berikut beberapa fakta tentang Ombilin Coal Mining Heritage di Sawahlunto:

1. Tambang Batubara Tertua di Asia Tenggara. 

Sawahlunto dikenal sebagai situs tambang batu bara tertua di Asia Tenggara. Sawahlunto secara geografis terletak di lembah yang sempit di sepanjang pegunungan Bukit Barisan. Kota itu sendiri dikelilingi oleh beberapa bukit, yaitu Bukit Polan, Bukit Pari, dan Bukit Mato. 

Eksploitasi batu bara di Sawahlunto dilakukan sejak abad ke-19. Sejak itu, daerah pedesaan ini berkembang dan menjadi lokasi penambangan.

2. Kota Industri Pada Masanya

Dilansir dari situs resmi UNESCO, penambangan batu bara telah secara signifikan mengubah lanskap pedesaan Sawahlunto menjadi situs industri. Selama pengembangannya pada abad ke-19, perusahaan pertambangan merancang lokasi penambangan Sawahlunto menjadi lima kegiatan spasial: industri tambang batu bara, area komersial dan perdagangan, area pemukiman, wilayah administrasi, dan utilitas kesehatan.

Guna mendukung kegiatannya, Belanda membangun beberapa jaringan transportasi seperti membuat jaringan kereta api guna mengangkut batu bara dari Sawahlunto ke pantai barat Sumatera. 

Pada tahun 1883, Hindia Belanda juga membangun Pelabuhan Emmahaven (dikenal sebagai Teluk Bayur) dan menjadi pelabuhan pengiriman untuk ekspor batu bara, menggunakan kapal uap SS Sawahlunto dan SS Ombilin-Nederland. 

Sementara pada tahun 1887-1892, mereka mulai membangun kereta api dari Pulau Air Padang ke Muaro Kalaban dan dari stasiun ini jalan menuju ke wilayah Sawahlunto.

3. Pernah Mempekerjakan para pekerja paksa

Ada sedikit cerita miris menyanyat hati di Sawahlunto. Dahulu para tahanan kriminal dan politik dari wilayah Jawa dan Sumatra dibawa kemari. Selama pengiriman ke Sawahlunto kaki, tangan dan leher mereka diikat.

Selanjutnya di Sawahlunto, mereka dipekerjakan sebagai kuli tambang batu bara dengan kaki, tangan, dan leher masih dirantai. Mereka dijuluki orang rantai atau ketingganger dalam bahasa Belanda.

4. Masih Terdapat Beberapa Peninggalan Asli

Di Komplek Tambang Batu Bara Ombilin, masih terdapat beberapa peninggalan asli seperti terowongan Mbah Soero, perumahan pekerja dan pekerja tambang (Tangsi Baru dan Tanah Lapang), pemfilteran batu bara, pabrik kereta api, kantor pemerintah, pemukiman, pemkot.

5. Mirip Dengan Pertambangan di Belgia

Salah satu situs pertambangan batubara yang memiliki kemiripan dengan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto adalah Major Mining Sites of Wallonia (Belgia).

Situs ini memiliki kesamaan dalam infrastruktur pertambangan dan perekrutan tenaga kerja. 

Sebagai situs tambang batu bara, Sawahlunto memiliki infrastruktur yang lengkap dan utuh dalam perencanaan dan struktur perkotaan, pengaruh gaya arsitektur, bentuk lahan, dan budaya.

Berdasarkan International Collieries Studies (ICOMOS), Sawahlunto memenuhi kategori kompleks tambang batu bara besar seperti Chatterley-Whitfield Colliery, Inggris dan Zollern 2-4 Colliery, Jerman.

https://travel.kompas.com/read/2019/06/27/130500527/5-fakta-old-coal-mining-sawahlunto-nominasi-situs-warisan-dunia-unesco

Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke