Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenangan di Taman Ria Remaja, Taman Rekreasi Segala Lapisan Warga

Mungkin kamu atau generasi milineal belum tahu bahwa di sana adalah bekas lokasi Taman Ria Remaja. Sebuah taman rekreasi yang populer pada tahun 70-80 an.

Bagi warga Jakarta, apalagi yang masa muda atau masa anak-anaknya tinggal di bilangan Kebayoran pasti ingat atau paling tidak memiliki nostalgia dengan taman hiburan yang asri ini.

Taman Ria Remaja diresmikan oleh Presiden beserta Ibu Tien Soeharto pada Sabtu sore, 15 Agustus 1970.

Pembangunan Taman Ria Remaja merupakan usulan dari organisai RIA Pembangunan – merupakan organisasi kumpulan istri-istri pejabat era Orde Baru - yang prihatin dengan kenakalan remaja saat itu.

Dibangun di lahan milik Sekretariat Negara sebagai sarana anak muda, alih-alih Taman Ria Remaja menjadi lokasi rekreasi favorit segala lapisan usia.


Dengan lokasi yang mudah diakses dan harga tiket yang terjangkau, banyak orangtua membawa putra-putrinya pelesiran di akhir pekan atau liburan.

Sementara para pemuda membawa pasangan untuk memadu kasih di sudut-sudut taman atau rombongan para jomblo yang ingin berjoget di arena panggung musik.

Di Taman seluas 11 hektar dan enam hektar di antaranya berupa danau buatan, pengunjung bisa menikmati beberapa wahana permainan yang bisa dikatakan tergolong baru saat itu, seperti, dermolen atau sekarang sering disebut bianglala, kereta mini, cawan berputar, dan yang paling disukai adalah sepeda air.

Kalau kantong cekak, pengunjung biasa duduk-duduk menikmati suasana tenang di pinggir danau buatan sambil menikmati semilir angin dan cipratan air dari perahu boat yang lewat membawa penumpang berkeliling danau, atau menggelar koran duduk di rerumputan menghadap danau.

Setelah diambil alih pengelolaannya oleh pihak swasta dan direnovasi menjadi lebih modern pada tahun 1997, namanya berubah menjadi Taman Ria Senayan.

Taman Ria di daerah Senayan ini sendiri sebenarnya juga bukan taman hiburan pertama yang dibangun di era itu.


Pada tahun 1969 atau setahun sebelumnya warga Jakarta yang masih berjumlah sekitar 4,5 juta jiwa saat itu juga dibuatkan dua taman ria sejenis, dengan diresmikannya Taman Ria Senen dan Taman Ria Djakarta.

Panggung Srimulat

Setelah batal akan menetap pentas di Taman Ria Senen, pada pada bulan Oktober 1981, kelompok lawak Srimulat mendapat panggung permanen dengan menyewa gedung pertunjukan berkapasitas 1.000 penonton di Taman Ria Remaja.

Dengan harga sewa Rp 2,5 juta sebulan, belum termasuk listrik dan lainnya, pimpinan Srimulat, Teguh Slamet Rahardjo memboyong 38 orang anak buahnya ke sana.

Alasan Teguh memilih gedung pertunjukan di Taman Ria Remaja kala itu karena selain lokasinya yang sejuk juga panggungnya dekat dengan penonton.

Sudah menjadi kebiasaan setiap pertunjukan Srimulat terjadi interaksi antara penonton dan pemain.

Bila penonton merasa terhibur atau puas dengan lawakan yang dibawakan banyak di antara penonton akan melempar sebungkus rokok ke panggung.


Pentolan grup lawak ini, seperti Gepeng, Tarsan, Asmuni dan sang primadona Jujuk berhasil mengocok perut yang hadir malam itu.

Kehadiran pertunjukan lawak Srilmulat sempat melengkapi hiburan di Taman Ria Remaja. Sempat pindah menempati gedung baru yang lebih besar di lokasi yang sama pada tahun 1984.

Ironinya, lima tahun kemudian, karena kurang profesional dalam pengelolaan, perusahaan tawa ini menunggak pembayaran sewa gedung sebesar Rp 22 juta.

Apa mau dikata, setelah hampir sewindu manggung di gedung pertunjukan Taman Ria Remaja, pada bulan Mei 1989, Srimulat harus hengkang dari taman rekreasi tersebut.
(ERISTO SUBYANDONO, Analis Data Litbang Kompas)

https://travel.kompas.com/read/2019/07/26/073800627/kenangan-di-taman-ria-remaja-taman-rekreasi-segala-lapisan-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke