Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru

Herman Lantang datang bersama anggota senior organisasi Young Pioneer (Yepe), Bina Yuanita, menggunakan mobil dari rumah Pak Tumari. Tumari merupakan salah satu sesepuh Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur.

“Saya sangat menghargai dan mengapresiasi acara ini (Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru). Saya sempatkan hadir meskipun dilarang istri saya,” kata Herman Lantang kepada Kompas.com, Jumat (20/9/2019) malam.

Herman datang dengan dipapah secara bergantian rekan-rekan pencinta alam
dari Jakarta, Malang. Herman Lantang sempat duduk di kursi yang disiapkan di pinggir api unggun.

Dalam acara Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru, ada juga penampilan lagu-lagu yang ditampilkan oleh tim Komunitas Gimbal Alas menggunakan gitar.

Ada pula pembacaan puisi karangan Soe Hok-Gie berjudul Mandalawangi Pangrango. Para peserta juga melakukan acara doa bersama untuk Soe Hok-Gie, Rudy Badil, Idhan Lubis dan pencinta alam yang telah meninggal dunia.

Pantauan Kompas.com, peserta Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru tampak sangat menikmati acara. Para peserta tampak riang bernyanyi sambil menikmati suguhan kambing guling.

Ketua Kerabat Pencinta Alam, Tjahjo Sasmojo mengatakan dalam acara Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru dilakukan untuk mendoakan wafatnya Soe Hok-Gie, Idhan Lubis, dan Rudy Badil.

“Mari kita doakan semoga alam kuburnya diberikan yang terindah dan arwahnya diterima di sisi-Nya,” ujar Yoyok dalam kata sambutannya.

Soe Hok Gie

Herman Lantang merupakan sahabat Soe Hok Gie. Aktivis sekaligus penulis Soe Hok Gie lahir di Jakarta, 17 Desember 1942. Ia bersekolah di SMA Kolese Kanisius.

Kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1962 sebagai mahasiswa Fakultas Sastra di jurusan Sejarah sampai tahun 1969.

Setelah itu, ia melanjutkan berkarya di UI sebagai dosen. Hok Gie terkenal sebagai seorang aktivis yang menyampaikan kritik-kritik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto.

Hok Gie naik gunung untuk terakhir kali pada 1969. Di Gunung Semeru, dia tutup usia pada 16 Desember 1969 pada usia 26 tahun, satu hari sebelum ulang tahun ke-27.

Jejak Pendaki Semeru

Tahun ini merupakan peringatan 50 tahun kematian Soe Hok-Gie. Oleh karena itu, Kompas.com bekerja sama dengan Kerabat Pencinta Alam dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Jejak Pendaki Semeru”.

Kegiatan ini berlangsung pada 15-22 September 2019. Dalam kegiatan Jejak Pendaki Semeru, tim Kompas.com akan melakukan pendakian ke Gunung Semeru.

Tak hanya pendakian, kegiatan juga termasuk bakti sosial lingkungan dan Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru yang berlangsung di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Kegiatan Jejak Pendaki Semeru Kompas.com, disponsori oleh Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia. Jejak Pendaki Semeru juga didukung oleh perusahaan asuransi jiwa FWD Life Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Liputan Khusus Jejak Pendaki Semeru dikemas dalam liputan multiplatform lintas desk yaitu Otomotif, Travel, dan Multimedia Kompas.com.

Simak kisah perjalanan tim Kompas.com di Liputan Khusus “Jejak Pendaki Semeru”.

https://travel.kompas.com/read/2019/09/21/221526327/malam-renungan-jejak-pendaki-semeru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke