Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Relawan Pendamping, Temani Penyandang Disabilitas Wisata di Jakarta Seharian

Selasa (3/12/2019) Siregar bertugas mendampingi penyandang disabilitas mulai dari naik transportasi umum hingga ke taman bermain.

Pria yang berprofesi sehari-hari sebagai seorang agen perjalanan ini mengaku tergerak untuk ikut berpartisipasi dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional, dengan cara ikut menjadi relawan di acara yang digagas Wisata Kreatif Jakarta.

"Sebelumnya saya belum pernah, tapi ini kan bentuk dari saatnya kita tidak menunggu diberi tapi inilah waktunya untuk memberi, lebih momennya ke sosial aja. Ini bentuk terima kasih saya, senang aja mereka bisa sukacita sama-sama dengan kita, ada nuansa baru yang bisa mereka rasakan," kata Siregar kepada Kompas.com di tengah perjalanan menggunakan bus City Tour Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Sejak awal bertemu, Siregar tampak selalu mendampingi penyandang disabilitas bernama Icha (21). 

"Icha ini kalau dilihat orangnya pemberani, semangat terus, gak ada takutnya. Dia kan juga youtuber kalau gak salah. Dia salah satu inspirasi saya, dari tadi aja di Dufan kan dia nyari wahana yang ekstrem terus," ujarnya.

Ketika ditanya mengenai kesan pesan selama mendampingi, Siregar mengatakan ada banyak yang mereka sampaikan. Salah satunya tentang kebersamaan, dan soal fasilitas ramah disabilitas.

"Ada nuansa baru yang mereka rasakan, karena mereka sependeritaan, sepenanggungan, dan mereka menemukan teman yang sepadan. Ditambah lagi momen bersama-sama, dan yang kedua, mereka bisa rasakan dengan keterbatasan mereka, Jakarta saat ini seperti apa, lalu peran pemerintah terhadap mereka seperti apa," tambahnya.

Sebagai relawan yang mengikuti acara ini, Siregar mengakui pemerintah belum serius memerhatikan fasilitas bagi penyandang disabilitas.

Ia mencontohkan ketika lamanya lift prioritas di Terowongan Penyeberangan Orang di Kota Tua yang tak kunjung rampung.

"Nah ini salah satunya saya melihat ini indikator bahwa pemerintah belum serius. Ada gerakan tapi belum serius. Saya kurang tahu apakah ada faktor lain tapi harapannya pemerintah lebih serius lagi lah," ucap Siregar.

Pantauan Kompas.com, Selasa (3/12/2019), lift tersebut memang belum dapat difungsikan. Alhasil para penyandang disabilitas harus naik dan turun tangga dengan cara digendong ataupun diangkat relawan.

"Itu belum berfungsi, saya pikir pembangunan seperti itu kan gak perlu bertahun-tahun. Ini salah satu indikator mereka tidak serius," kata dia.

Selain itu, menurutnya terkait fasilitas moda transportasi bus umum. Belum banyak bus yang memiliki aksesibilitas ramp atau jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga.

"Bus umum, tidak semua bus memiliki fitur seperti bis tingkat ini, yang bisa melipat seperti tangga tadi, hanya beberapa bus tingkat setahu saya yang kursi roda bisa naik," tambahnya.

Siregar juga mempertanyakan perihal semua petugas yang bersiap sedia berjaga apakah memiliki kesamaan dalam pelayanan terhadap disabilitas.

Ia bahkan takut jika pada momen-momen perayaan seperti ini saja petugas akan melayani mereka.

Ia mempertegas pertanyaan soal apakah petugas akan bersikap sama pada hari-hari biasa, tanpa suatu momen yang terlebih diliput oleh media massa.

"Karena saya khawatir acara ini kan disentuh oleh atasan mereka, sehingga ada koordinasi, apalagi ada media massa. Soalnya sepengalaman saya, tetangga saya waktu itu beda pelayanannya. Bahkan tadi kan sampai Kepala Satuan Pelayanannya yang turun, tapi saya gak menaruh curiga, semoga ini awal pemerintahan yang baik," katanya.

Meski demikian, Kepala Satuan Pelayanan Terowongan Penyeberangan Orang (TPO) Kota Tua, Mardi Wiyanto, sebelumnya telah mengatakan bahwa petugas dari Dinas Perhubungan dan Security berjumlah tiga orang, selalu siap sedia di titik tertentu khususnya di TPO.

"Jumlahnya ada tiga, Dishub dan Security yang selalu standby mas, kalau ada yang disabilitas baru kita siap membantu," ujarnya.

Sekadar informasi, saat ini di TPO Halte TransJakarta Kota sudah memiliki 4 kursi roda, 2 toilet difabel pria dan wanita.

Terkait masalah lift prioritas, Mardi mengatakan akan mempercepat lift tersebut dapat digunakan minggu ini, karena masih dalam tahap penggantian mesin.

Pengalaman satu hari menjadi relawan pendamping teman-teman penyandang disabilitas membuat Siregar mendapat pelajaran dan semangat baru. Ia mengaku Icha yang didampinginya menjadi penyemangat bagi dirinya.  

https://travel.kompas.com/read/2019/12/04/070400827/kisah-relawan-pendamping-temani-penyandang-disabilitas-wisata-di-jakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke