Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wisata di Jember, Belum Sah Kalau Tidak ke Museum Tembakau

JEMBER, KOMPAS.com – Wisata di Jember, Jawa Timur memiliki berbagai pilihan tempat wisata. Namun, kurang lengkap bila ke Kota Tembakau tidak mampir ke Museum Tembakau. 

Museum Tembakau berada di pusat kota Jember persis, yakni di Jalan Kalimantan Nomor 1 Kecamatan Sumbersari. 

Museum ini bersebelahan dengan kantor Pengadilan Negeri Jember, berjarak sekitar 500 meter dari Universitas Jember. 

Memasuki museum ini, kita akan menjumpai beberapa hiasan ornamen tembakau. Di halaman depan, bertuliskan museum tembakau dan perpustakaan. Pintu masuk museum ini didesain seperti pintu masuk gudang pengeringan tembakau yang khas dengan bambu.

Ketika kita masuk, aroma tembakau begitu terasa. Di dalamnya, lampu kuning menerangi berbagai lembaran daun tembakau.

Ada tembakau yang digantung, ada juga yang sudah dirajang ditempatkan di dalam toples kaca.

Setiap toples diberi keterangan asal tembakau, misal dari Bondowoso, Banyuwangi, Jember dan lainnya. Bahkan, beberapa batang tanaman tembakau yang sudah kering juga dijadikan hiasan.

Di Museum Tembakau pengunjung juga dapat melihat si daun emas (daun tembakau) sudah dibuat menjadi cerutu besar.

Untuk informasi yang lebih jelas, ada pemandu museum yang siap menjelaskan tentang tembakau. Mulai dari sejarah tembakau di Jember hingga berbagai koleksi museum.

Di sebelah ruang penerima tamu, terdapat daun tembakau yang sudah dikeringkan. Di bawahnya tertulis keterangan Brazillian tobacco leaf atau tembakau Brazil, jenisnya Sao Fransisco Tobacco Leaf dan San Antonio.

Salah satu koleksi unik adalah pipa tembakau untuk upacara yang disimpan dalam kota kaca. Pipa tersebut adalah pipa untuk memunculkan asap dengan membakar atau merokok daun tembakau, yang digunakan oleh penduduk benua Amerika.

Selain itu, juga ada hiasan replika orang suku indian di atas pasir sedang memegang tembakau dan pipa, dengan latar belakang gambar kapal.

Arsitektur  museum yang terbuat dari bambu semakin memperindah tempat ini. Semakin ke dalam, berbagai macam jenis tembakau dipajang. Terutama tembakau Na Oogst yang merupakan tembakau terbaik untuk cerutu, kemudian tembakau kasturi. Disana, berbagai produk rokok lama dipajang.

Tak hanya itu, batik yang bermotif tembakau juga dipajang. Di museum juga terdapat replika tempat pengeringan tembakau, replika tanaman tembakau dibawah naungan, serta berbagai alat tembakau, seperti alat pelinting daun tembakau keretek.

Kemudian, berbagai disversifikasi produk tembakau, selain produk rokok yang dipemamerkan dalam lemari kaca. Juga ada parfum, minyak atsiri hingga sabun yang bahannya dari tembakau.

Tembakau tak cuma jadi rokok atau cerutu

“Tembakau tidak hanya sebagai bahan baku rokok dan cerutu, tetapi disversifikasi lainnya bisa ada 60 manfaat,” kata Siti Andriati Widartien, kepala Lembaga Tembakau Jember, yang mengelola Museum Tembakau Jember. 

Menurutnya, museum tersebut sebagai upaya untuk melestarikan tembakau dari kepunahan. Untuk itu, Lembaga Tembakau Jember yang merupakan milik Disperindag Provinsi Jatim ini memberikan edukasi tentang tembakau melalui museum tembakau.

Disana, pengunjung tak hanya bisa menikmati keindahan arsitektur bangunan, berbagai macan jenis tembakau dan alatnya.

Namun juga bisa mendapat ilmu baru tentang daun emas ini. Mulai dari benih, pembibitan, penanaman, pengolahan hingga mutu tembakau.

“Wisatawan kalau punya waktu sebentar, tak perlu ke lahan, bisa langsung ke museum tembakau,” paparnya.

Di lantai dua, ada berbagai koleksi buku tentang tembakau. Buku-buku tersebut terpajang dengan rapi dalam berbagai rak. Bahkan, juga tersedia untuk buku anak-anak. Perpustakaan ini bisa dikunjungi oleh siapa saja untuk mencari refrensi tentang tembakau.

https://travel.kompas.com/read/2019/12/05/092000527/wisata-di-jember-belum-sah-kalau-tidak-ke-museum-tembakau

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke