Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Konservasi Tak Berkelanjutan Momok bagi Terumbu Karang

Direktur Biorock Indonesia Tasya Karissa mengungkapkan, tak sedikit pihak yang membuat rehabilitasi, namun tindak berlandaskan keberkelanjutan.

"Misalnya, pemerintah sudah sering kasih bantuan ke masyarakat, misalnya alat selam, tapi setelah kasih ya sudah, tidak ada follow up lagi setelahnya," ujar Tasya ketika ditemui Kompas.com dalam acara Gelar Wisata Bahari 2019 pada Kamis (12/12/2019).

Tasya juga mencontohkan banyak kasus di mana beberapa pihak melakukan rehabilitasi terumbu karang di beberapa situs perairan, namun hanya berlangsung di awal saja.

Setelah itu, tak banyak orang yang kembali ke situs yang sudah mereka tanam.

Padahal, menurut Tasya, sistem rehabilitasi berkelanjutan adalah hal yang penting dalam rangka rehabilitasi terumbu karang.

"Jadi kebanyakan enggak tahu apakah karangnya mati, apakah dicuri orang, atau malah kemudian dia sangat bermanfaat buat orang," kata Tasya.

"Makanya, kami ingin membuat awareness buat semua orang supaya melakukan rehabilitasi berkelanjutan,” katanya.

Tasya bersama Biorock Indonesia telah melakukan berbagai program untuk mendukung hal ini.

Kelompok peneliti yang aktif berpartisipasi untuk rehabilitasi terumbu karang sejak hampir 20 tahun lalu ini secara aktif mengadakan tiga program yang berkesinambungan.

Program-program tersebut adalah coral garden, scholar reef, dan bio introduction. 

Salah satu aktivitas jangka panjang yang coba dilakukan Biorock adalah melalui program bio introduction.

Dalam program ini, Biorock bekerja sama dengan berbagai pengelola wisata yang ada di sekitar situs rehabilitasi terumbu karang untuk melakukan pariwisata yang bisa mendukung konservasi berkelanjutan.

"Kami beri demo, dari besi berkarat kita kasih aliran listrik tenaga rendah karatnya hilang dan membentuk terumbu karang,” lanjutnya.

Selama ini, menurut Tasya, masyarakat sekitar situs rehabilitasi sudah bersemangat dan memiliki keinginan untuk melakukan rehabilitasi berkelanjutan.

Namun, kerap kali terkendala berbagai hal, salah satunya adalah dukungan pemerintah daerah sekitar.

"Masyarakat antusias, desa mendukung, kementerian apalagi. Tapi yang mengeluarkan izin dan rekomendasi kan pemda. Tapi itu bisa dibantu oleh teman-teman yang vokal, biar masyarakat mendengarkan masyarakat," ujarnya.

Tasya berharap, dengan adanya program-program dari Biorock ini, informasi soal rehabilitasi terumbu karang berkelanjutan bisa tersampaikan ke masyarakat luas.

Sejauh ini, Biorock telah memiliki sembilan situs rehabilitasi yang aktif. Targetnya, mereka akan memperluasnya hingga 15 situs ke depannya.

Biorock juga bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk Kementerian dan BUMN untuk membangun sustainable enterprise.

Ia berharap program bio introduction akan mampu memajukan ekonomi masyarakat sekitar selain juga bisa membantu konservasi situs terumbu karang di sana.

"Fokus kami di teman-teman pariwisata di tempat tersebut. Semua orang bisa dapat manfaat," kata Tasya.

"Tapi harus diperhatikan agar tidak membawa turis yang merusak, karena tujuan utama kita memperbaiki karang jadi yang datang juga harus concern terhadap hal itu," lanjutnya.

https://travel.kompas.com/read/2019/12/15/174000727/alasan-konservasi-tak-berkelanjutan-momok-bagi-terumbu-karang

Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke