KOMPAS.com - Merayakan Imlek sudah menjadi sebuah tradisi tersendiri yang dilakukan oleh beberapa keluarga Tionghoa di Indonesia.
Perayaan tersebut turut diramaikan oleh banyak pilihan makanan khas Tionghoa yang dapat disantap oleh para kerabat dekat dan sanak saudara yang turut merayakan.
Beberapa hidangan Imlek khas Tionghoa tersebut memiliki filosofinya tersendiri. Berikut penjelasan makna dibalik hidangan Imlek tersebut:
1. Kue keranjang
Kue keranjang merupakan makanan khas Tionghoa yang biasanya memiliki bentuk bulat dan memiliki rasa manis.
Kue keranjang atau niangao dalam bahasa Mandarin melambangkan pendapatan, posisi, dan pertumbuhan anak-anak yang lebih tinggi, lebih baik dari tahun sebelumnya.
Untuk yang menyantap kue keranjang diharapkan hubungan menjadi lebih erat dan lengket kayaknya tekstur kue.
Kue yang biasa disebut sebagai dodol cina tersebut memiliki cerita rakyat menarik dibaliknya. Menurut cerita tersebut, kue keranjang merupakan makanan yang terbuat dari ketan berbentuk bata kemudian dibungkus, dikeringkan, dan ditanam di dalam tanah.
Penanaman kue merupakan inisiatif yang diberikan seorang menteri kepada raja yang tidak memiliki empati kepada rakyatnya.
Ketika ada bencana yang menimpa, ada seseorang yang ingat bahwa menteri mereka pernah menyuruh masyarakat menyimpan makanan yang terbuat dari ketan di dalam tanah.
Ketika mereka menggali dan menemukan ketan tersebut, bentuk makanan sudah bulat. Kue dari ketan tersebut digali saat menjelang Imlek.
2. Yu sheng
Pada tahun 1964, seorang koki dari Singapura membuat sejenis salad dari campuran sayur dan buah yang disebut dengan yu sheng. Hidangan tersebut memiliki sebuah tradisi pengadukkan yang unik.
Setiap anggota keluarga harus mengangkat yu sheng setinggi mungkin. Sebab, semakin tinggi seseorang mengangkat hidangan tersebut, maka semakin besar kemungkinan bahwa harapan mereka akan terkabul.
3. Sup delapan jenis (eight treasure soup)
Sup ini merupakan salah satu makanan yang wajib dihidangkan di atas meja saat perayaan Imlek. Filosofi dari sup delapan jenis adalah adanya harapan dari usaha atau bisnis untuk lebih berkembang pesat di tahun yang baru.
Sup tersebut memiliki nama Sup Delapan Jenis karena pembuatan sup ini menggunakan delapan (terkadang lebih) jenis bahan dasar.
Beberapa bahan dasar tersebut adalah teripang atau dikenal dengan timun laut, jamur tungku, ikan, udang, perut ikan, kerang kering, abalon, jamur hitam, kacang ginko, dan biji lotus.
4. Udang
Meski udang juga terdapat dalam bahan dasar pembuatan sup delapan jenis, namun udang memiliki filosofinya sendiri. Sebab, udang dilambangkankan sebagai makanan kemakmuran.
Udang yang dihidangkan biasanya diolah menggunakan resep keluarga masing-masing.
5. Teripang
Biasanya dalam mengolah hidangan Imlek ini, teripang akan dimasak dengan abalon. Hidangan tersebut memiliki lambang harapan demi kehidupan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Untuk menghindari harga penjualan teripang yang tinggi menjelang perayaan Imlek, ada baiknya membeli dari jauh hari sebelum Imlek. Sebab, teripang banyak dicari untuk Imlek sehingga harganya melambung.
6. Ayam Kodok
Ayam kodok merupakan sebuah hidangan khas Tionghoa Indonesia. Biasanya, hidangan tersebut akan disajikan secara utuh dan diisi dengan sayuran atau daging. Ayam kodok adalah simbol dari keberuntungan dan kebahagiaan.
7. Mi
Dalam tradisi China, dilarang untuk memasak dan menyajikan mie dengan cara dipotong. Sebab mi adalah lambang dari panjang umur. Apabila mi dipotong, maka hal tersebut sama saja dengan memperpendek usia.
https://travel.kompas.com/read/2020/01/25/120200827/7-makanan-khas-imlek-yang-penuh-makna