Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kampung Herbal Jember, Bikin Jamu dengan Bahan-bahan Alami dari Hutan

Salah satunya adalah kampung herbal yang terletak di Dusun Krajan II, Desa Andong Rejo, Kecamatan Tempung Rejuo, Jember, Jawa Timur.

Kawasan ini juga masuk dalam kawasan penyanggah hutan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB).

Masyarakat di desa ini mulai memanfaatkan tanaman yang ada di hutan. Mereka mengambilnya, lalu mengolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomis dan berguna.

Seperti membuat produk jamu asam urat, teh kelor, jamu liver, jahe instant, susu jagung, susu jahe, dodol dan bubuk instant lidah buaya, madu dan lainnya. Semua produk itu sudah dikemas dengan menarik.

"Semua bahannya kami ambil dari hutan," kata Sulasmi, pembuat berbagai olahan produk jamu dari Kelompok King Betiri.

Menurut dia, King Betiri merupakan kelompok yang dibuat warga. Artinya saking betiri, yang punya arti mengambil bahan obat dari hutan Meru Betiri.

"Karena memang disana tersedia berbagai bahan untuk obat," tuturnya

Warga sekitar sudah belajar membuat ramuan instant sejak 1996. Mereka belajar secara otodidak sejak saat itu. Namun, baru tahun 2013 kelompok didirikan.

"Misalkan obat asam urat, campurannya ada beberapa macam," tambah Teguh Hadi Suprapto, warga lain yang juga membuat produk obat-obatan.

Menurut dia, proses produknya masih manual hingga kini. Ada puluhan warga yang beraktivitas membuat jamu ini. Mereka terdiri dari penyedia bahan baku, bagian produksi dan ada yang memasarkan.

"Warga tanam di lahan pemanfaatan TNMB, warga juga ikut menjaga," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Andongrejo Masjudianto menambahkan, kampung herbal ini dibuat karena melihat potensi desa yang kaya dengan tanaman obat.

"Selain itu, kami mengembangkan kampung herbal agar menarik perhatian warga yang berkunjung, terutama wisatawan," tuturnya.

Di kampung herbal, banyak disedikan berbagai tanaman obat yang diambil dari hutan TNMB.

“Ini masih terus kami kembangkan. Kami bangun taman dan sarana lain,” tuturnya.

Kampung herbal ini menjadi upaya TNMB untuk mengurangi aktivitas penjarahan hutan oleh masyarakat sekitar.

Dirjen Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Wiratno mendantangi kampug herbal ini pada Selasa (28/1/2020).

Menurutnya, warga yang berada di kawasan hutan bisa memanfaatkan lahan agar mendapatkan manfaat.

"Ada yang menaman berbagai jenis yang bernilai ekonomis, seperti jengkol, cabai dan pohon-pohonan, itu tidak apa apa dalam bentuk kelompok sambil menjaga hutan," terang dia.

Kepala TNMB Jember Maman Surahman menambahkan, ada 2.600 hektar lahan yang bisa dikelola oleh warga sekitar.

Mereka diajak agar bisa memulihkan hutan sehingga fungsinya sebagai penyeimbang ekosistem bisa maksimal.

"Produk dibuat warga, kami fasilitasi dan damping," tandasnya.

Tertarik berkunjung? Jika berminat, untuk menuju ke kampung herbal Jember membutuhkan waktu sekitar satu jam dengan jarak tempuh 40 kilometer dari Kota Jember.

Sepanjang jalan menuju kampung herbal, kanan kiri jalan akan banyak pohon karet milik PTPN XII. Lalu, ada perumahan perkebunan dengan nuansa klasik.

Sebelum memasuki desa Andongrejo, harus melewati Desa Curahnongko terlebih dahulu.

Kemudian, terdapat gerbang bertuliskan kampung herbal di pinggir jalan sebelum masuk ke TNMB.

https://travel.kompas.com/read/2020/02/03/092000827/kampung-herbal-jember-bikin-jamu-dengan-bahan-bahan-alami-dari-hutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke