Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Susu Sedunia 2020, Sejak Kapan Manusia Mulai Minum Susu?

JAKARTA, KOMPAS.com - Susu sapi menjadi salah satu minuman yang kerap dikonsumsi masyarakat dunia. Olahan susu seperti keju dan mentega pun kerap menjadi bahan utama beragam makanan.

Namun sebenarnya sejak kapan manusia mulai mengonsumsi susu sapi? 

Melansir BBC, sekitar 10.000 tahun yang lalu, masih banyak manusia yang tidak mengenal  apa itu susu dan orang yang mengonsumsinya masih jarang.

Berawal dari penggembala di Eropa Barat

Orang pertama yang minum susu secara teratur adalah petani dan penggembala di Eropa Barat.

Tradisi menggembala dan hidup berdampingan dengan hewan ternak membuat orang dari Eropa Barat memanfaatkan susu sapi sebagai bahan pangan.

Hingga saat ini susu menjadi sajian yang rutin dikonsumsi oleh masyarakat di kawasan Eropa Utara, Amerika Utara, dan negara lainnya.

Sementara itu, manusia juga mamalia yang mengonsumsi susu dari mamalia lain.

Dilansir Time, sejarah mencatat bahwa pada zaman Romawi bayi yang ibunya meninggal atau tidak mampu menyusui memiliki dua alternatif untuk mendapatkan susu.

Ada cara alami dengan menggunakan jasa seorang perempuan yang disebut wet nurses yang bersedia memberikan asinya kepada bayi orang lain.

Wanita yang bekerja sebagai wet nurses harus memiliki sikap dan sifat yang baik. Banyak aturan agar bisa menjadi wet nurses.

Sementara ada juga cara buatan agar bayi mendapatkan susu yaitu dari mamalia lain. Hal ini lebih kontroversial, karena susu tersebut mengandung jumlah lemak, protein, dan gula yang berbeda.

Banyak orang mempertanyakan kesehatan bayi yang menerima susu dari mamalia lain termasuk sapi.

Bukan hanya sapi, pada saat itu susu dari mamalia lain yang dianggap baik adalah susu unta, susu kambing, dan susu keledai.

Lalu kenapa yang kita kenal selama ini adalah susu sapi?  Jawabannya sederhana, karena sapi adalah yang paling produktif dan mudah untuk dipekerjakan dan diternak dibandingkan jenis mamalia lain.

Sebab tingkat produksinya yang sangat tinggi, jenis sapi Holstein yang memiliki motif hitam dan putih telah menjadi standar di seluruh dunia.

Terlepas dari kenyataan bahwa susunya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada mamalia lain yang kurang produktif.

Susu menjadi makanan pertama yang diuji di laboratorium

Pada abad ke-18 dan ke-19, saat masa mengonsumsi susu menjadi gaya hidup, orang Eropa dan Amerika semakin gencar menggunakan metode ini sebagai pengganti ASI. Hal ini bukan menjadi inovasi tetapi berubah menjadi bencana.

Di kota besar seperti New York, Boston, Chicago, London, dan Paris, tingkat kematian pada bayi menanjak tinggi.

Hal yang memprihatinkan terjadi di Manhattan, terdapat perusahaan susu yang dibangun di sebelah tempat pembuatan bir.

Sapi perahnya diberi makan sisa air kotor dari pembuatan bir. Pada tahun 1840-an, hampir setengah bayi yang lahir di Manhattan meninggal.

Akhirnya susu tersebut diteliti di laboratorium dan ditemukan organisme yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dalam mikroskop. Organisme ini sangat kuat dan telah mencemari susu.

Penemuan ini dikenal sebagai "teori kuman," dibuat oleh ilmuwan Perancis Louis Pasteur. Dia juga menemukan solusi untuk masalah ini yaitu susu bisa dipanaskan atau dimasak kembali agar kuman di dalamnya mati.

Pada tahun 1908, Chicago mengesahkan undang-undang pertama yang membuat pasteurisasi susu sebagai persyaratan hukum.

Namun pola pikir masyarakat yang mengatakan jika susu mentah lebih sehat dan lebih enak rasanya tidak pernah hilang.

Susu yang dipasteurisasi memiliki tingkat kesehatan yang tinggi tapi sedikit yang menggemarinya.

https://travel.kompas.com/read/2020/06/01/184139827/hari-susu-sedunia-2020-sejak-kapan-manusia-mulai-minum-susu

Terkini Lainnya

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke