Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penerapan Travel Bubble Bakal Rumit

Travel bubble adalah ketika dua atau lebih negara yang berhasil mengontrol virus corona sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.

Gelembung ini akan memudahkan penduduk yang tinggal di dalamnya melakukan perjalanan secara bebas, dan menghindari kewajiban karantina mandiri.

Langkah tersebut akan memudahkan masyarakat melintasi perbatasan dengan kerumitan minimum. Kendati demikian, CEO Pacific Asia Travel Association (PATA) Mario Hardy menuturkan hal tersebut cukup rumit untuk dilakukan.

“Harus ada rasa percaya terhadap sistem pelayanan kesehatan antar negara,” kata Hardy, dalam sesi webinar bertajuk “Planet Tourism Indonesia 2020”, Rabu (29/7/2020).

Selain itu, lanjutnya, setiap negara harus memiliki protokol kesehatan yang jelas untuk kedatangan dan kepulangan masing-masing warga negara.

“Negara harus memiliki pelacakan, pemeriksaan (Covid-19), dan banyak sekali prosedur lainnya yang harus diterapkan. Membuka kembali perbatasan negara adalah situasi yang kompleks,” tutur Hardy.

Melihat situasi pandemi Covid-19 saat ini, Hardy menuturkan bahwa perbincangan antar negara dalam menjalin kerja sama untuk travel bubble mungkin sedang ditangguhkan.

Menurutnya, melindungi warga negara dan kesehatannya merupakan hal yang paling penting untuk dilakukan oleh negara-negara saat ini.

“Tantangan yang dimiliki saat ini adalah untuk menyeimbangkan kesehatan masyarakat, serta ekonomi dari masing-masing negara,” ujar Hardy.

Travel bubble Indonesia

Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Maritim dan Investasi Odo R.M. Manuhutu menuturkan, Indonesia masih menegosiasikan pembukaan akses wisata dengan konsep travel bubble dengan tiga negara.

"Sekarang Kemenlu yang mengurus berdasarkan masukan dari teman-teman di Kemenko Maritim dan Investasi dan Kemenparekraf," kata Odo dalam jumpa pers daring di Jakarta, Jumat (10/7/2020), seperti dikutip dari Antara.

Kendati demikian, Odo menambahkan bahwa rencananya perjanjian tersebut akan disepakati akhir Juli 2020. Namun hal tersebut bergantung pada kondisi Covid-19 di masing-masing titik.

Dalam konferensi pers virtual pada 12 Juni 2020, Odo menuturkan bahwa pihaknya tengah merancang travel bubble untuk empat negara yaitu China, Korea Selatan, Jepang, dan Australia.

Hal tersebut merupakan hasil pembahasan dalam rapat kabinet terbatas pada 28 Mei 2020 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.

https://travel.kompas.com/read/2020/07/31/213200627/penerapan-travel-bubble-bakal-rumit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke