Tanah Lot dan Pantai Pandawa, Favorit Turis Saat Bali Buka Kembali

Hal ini terjadi setelah Bali resmi membuka pariwisatanya kembali untuk wisnus pada 31 Juli 2020.

"Kalau kita lihat dari segi jumlah kunjungan, lebih banyak yang ke Tanah Lot, kemudian Pantai Pandawa. Itu terjadi peningkatan kunjungannya. Rata-rata sekitar 15-17 persen," kata Putu saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/8/2020).

Menurut dia, angka tersebut masih bisa berubah karena ia belum mendapat data resmi kunjungan wisatawan ke tempat-tempat wisata tersebut.

"Saya sendiri secara kuantitatif ini melihat masih bergerak. Jadi belum pegang saya data secara kuantitatifnya, tapi kalau kita pakai ukuran jumlah kedatangan di bandara itu ya sekitar segitu," lanjutnya.

Ia juga mengatakan, orang memilih pergi ke tempat wisata tersebut dikarenakan obyek wisata yang menarik dan memiliki pemandangan alam yang khas.

Sementara itu, Manajer Operasional DTW Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana menyampaikan, sekitar 3.265 wisatawan yang tercatat berkunjung pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2020.

Dari jumlah tersebut, didominasi wisnus sebanyak 3.171. Sementara wisatawan mancanegara (wisman) hanya 94 orang.

Selain Tanah Lot dan Pantai Pandawa, ia juga melihat wisatawan tampak berkunjung ke Kebun Raya Bali.

Kintamani juga ramai

Keramaian lain juga dilaporkan Putu terjadi di Kintamani. Menurut dia, wisnus ramai yang datang ke sana untuk melihat Danau Batur.

"Ramai juga di Kintamani, pada lihat danau. Hanya di samping ada wisatawan nusantara juga tentu ada wisatawan lokalnya," tuturnya.

Wisatawan lokal Bali sendiri sejak 9 Juli 2020 sudah bisa kembali berwisata ke tempat-tempat wisata yang sudah buka.

Sementara itu, untuk wisman belum diterima dan akan dijadwalkan buka pada 11 September 2020.

Sebelumnya, melalui rilis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diterima Kompas.com, Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, kesiapan Bali untuk membuka sektor pariwisata dilakukan secara bertahap.

Rencananya, Bali akan membuka pariwisata untuk wisman atau turis asing pada September 2020.

"Oleh karena itu, kami memberanikan diri menjalankan ini selektif secara bertahap, ini harapan kita, jangan sampai kita buka besok muncul kasus baru yang mencoreng citra pariwisata Bali. Butuh dukungan semua pemangku dan pelaku pariwisata," kata Wayan, Kamis (30/7/2020), dikutip dari rilis.