Dilansir dari Tribun Bali, penutupan tersebut dilandasi surat edaran bersama antara PHDI Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Bali yang dikeluarkan pada 14 September 2020.
Bendesa Adat Penglipuran, I Wayan Supat menjelaskan sebenarnya Penglipuran belum dibuka secara umum.
Namun terhitung mulai tanggal 2 September lalu, pihak desa memberi kebijaksanaan pada para wisatawan untuk berkunjung secara terbatas. Hal ini mengingat pariwisata di Bali secara umum sudah mulai dibuka.
Kendati demikian, lanjut Supat, mulai Rabu (15/9/2020), desa wisata Bali tersebut kembali ditutup.
"Walaupun dia (wisatawan) datang, kami mohon dengan hormat tidak memasuki wilayah Penglipuran," jelasnya Rabu (16/9/2020).
Supat mengungkapkan, sejatinya pada surat edaran tersebut tidak mengisyaratkan tentang penutupan pariwisata. Surat edaran itu lebih mengatur tentang pembatasan kegiatan upacara panca yadnya atau ritual.
Namun, masyarakat di Desa Adat menyikapi hingga penutupan pariwisata.
"Keputusan ini berlaku sampai waktu yang belum ditentukan. Kami juga melihat situasi dan kondisi, kalau memang perkembangan Covid-19 sudah landai, baru kami buka," ucapnya.
Supat tidak menampik jika pada momen hari raya ini kunjungan wisatawan mengalami peningkatan.
Namun dengan situasi pandemi ini, pihaknya terpaksa menutup objek wisata Penglipuran karena berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan masyarakat.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Desa Adat Penglipuran Bangli Kembali Ditutup Penuh Bagi Wisatawan.
https://travel.kompas.com/read/2020/09/18/122155927/sempat-buka-desa-penglipuran-bali-tutup-lagi-untuk-wisata
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan