Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Semua Masyarakat di Sumba Bisa Menenun, Ini 5 Sentra Produksinya

KOMPAS.com - Meski dikenal identik dengan tradisi tenun, nyatanya tak semua masyarakat Sumba bisa menenun.

Hal tersebut terungkap dalam acara Virtual Heritage "Eksotisme Tenun Sumba" yang diselenggarakan Traval.co, Sabtu (18/10/2020).

Salah satu kabupaten yang terkenal akan kerajinan tenun Sumbanya adalah Kabupaten Sumba Timur. Ada beberapa wilayah tertentu yang terkenal sebagai penghasil tenun Sumba Timur.

Wilayah itu tersebar sebagian besarnya di pesisir utara hingga tenggara, di antaranya sentra Kanatang, sentra Kambera, sentra Umalulu, sentra Rindi, dan sentra Kaliuda.

Pada virtual heritage kali ini, peserta akan diajak menjelajahi 5 sentra perajin tenun Sumba Timur. Bagi yang ketinggalan virtual turnya, kamu bisa menyaksikan siaran ulangnya di channel Youtube Pesona Indonesia.

1. Sentra Kambera

Sentra produksi tenun Sumba Timur yang bisa dikunjungi adalah sentra Kambera. Wisatawan bisa melihat langsung proses tenun ikat Sumba Timur dengan berkunjung ke salah satu Kampung, yaitu Kampung Raja Prailiu, tepatnya Kampung Kambata.

Kain tenun di daerah ini memiliki 18 corak, di antaranya tugu tengkorak, singa, ayam, udang, buaya, penyu, matahari, dan bulan.

2. Sentra Kanatang

Sentra berikutnya yang bisa dikunjungi adalah sentra Kanatang di Sumba Timur. Wisatawan bisa melihat ragam corak pada kain tenun yang diproduksi.

Ada tiga corak, yaitu Ruha atau rusa, Mahang atau singa, dan Kaka atau kakatua. Salah satu corak, yaitu Kakatua melambangkan persatuan dan kesatuan yang mencerminkan jiwa orang Sumba dalam pengambilan keputusan berbagai urusan melalui musyawarah atau mufakat.

3. Sentra Umalulu

Sentra produksi tenun berikutnya ada di Sentra Umalulu, tepatnya di Kampung Pau. Namun, kamu bisa juga menemukan sentra tenun di tempat lainnya, seperti Desa Patawang.

Kampung Pau sendiri adalah salah satu kampung adat di Sumba Timur. Masyarakat adat juga masih memegang teguh kepercayaan Marapu. Di sana, ada salah satu rumah adat yang tak bisa dimasuki sembarang orang.

Ada delapan corak atau motif tenun yang biasa dikerjakan di sana, di antaranya Andung atau tugu tengkorak, Patuala Ratu atau kain petola, Habaku atau cicak terbang, Wuya atau buaya, Karawulang atau penyu, Karihu atau kupu-kupu, Kurang atau udang, dan Ruha atau rusa.

Salah satu hasil produksi kain tenun di Sentra Umalulu adalah Lau Pahikung Kawuru yang dibandrol dengan harga Rp 2,5 juta dan Lau Pahikung Pakapihak Rp 5 juta.

4. Sentra Rindi

Sentra perajin kain tenun Sumba Timur berikutnya ada di Sentra Rindi. Wisatawan bisa datang langsung ke Kampung Adat Praiyawang.

Lokasinya berada sekitar 69 kilometer (km) di sebelah timur kota Waingapu. Suasana peradaban masa silam begitu kental ketika kamu datang ke kampung ini.

Ada hal yang unik dan harus diikuti wisatawan saat sampai di tugu Kampung Adat Praiyawang. Salah satunya adalah memarkirkan kendaraan di dekat tugu, lalu berjalan kaki untuk menikmati suasana kampung adat.

Ada bangunan menarik yang bisa kamu lihat di sini, yaitu batu kubur Megalithikum. Kamu akan melihat batu kubur para raja dari Kampung Adat Praiyawang.

Di atas makam raja-raja itu, terdapat simbol-simbol yang bisa ditemukan pada motif kain tenun Sumba Timur khas Rindi.

Motif kain tenun khas Rindi, di antaranya Andung atau tugu tengkorak, Mahang atau singa, Kurang atau udang, dan Habaku atau cicak terbang.

5. Sentra Kaliuda

Sentra berikutnya adalah sentra tenun di Kaliuda. Desa ini terletak 120 km selatan Waingapu, Sumba Timur.

Warna dasar tenun Kaliuda yaitu merah, putih, dan hitam. Ada beragam motif pada kain tenun, seperti ayam, burung, dan kuda.

https://travel.kompas.com/read/2020/10/19/120100527/tak-semua-masyarakat-di-sumba-bisa-menenun-ini-5-sentra-produksinya

Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke