Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Italia Pertahankan Industri Pariwisata Selama Pandemi Covid-19

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Roma R. A. Esti Andayani memaparkan, pemerintah Italia telah berusaha menangani dampak tersebut.

Ada beberapa paket kebijakan yang diluncurkan oleh Italia untuk menjaga industri pariwisata tetap bertahan selama pandemi Covid-19 ini.

Paket kebijakan yang diluncurkan secara bertahap tersebut, yakni Cura Italia pada 16 Maret, Likuiditas pada 6 April, Relaunch pada 14 Mei, dan August Decree pada 7 Agustus.

“Dari tahap ini ada bantuannya juga. Tapi yang terkait langsung dengan pariwisata adalah bantuan langsung hingga 1.000 Euro untuk usaha yang bergerak di bidang pariwisata dan hiburan yang pendapatannya berkurang drastis akibat pandemi,” kata Esti.

Hal itu ia paparkan ketika menjadi narasumber dalam webinar Sharing Best Practices “Pemulihan Sektor Pariwisata di Negara Eropa Barat dan Selatan”, Jumat (6/11/2020).

Selain itu, Italia juga mengalokasikan dana sebesar 5 miliar Euro untuk pariwisata dan budaya. Alokasi dana tersebut diberikan dalam kebijakan tahap Relaunch.

Jumlah tersebut terdiri dari 2,4 miliar Euro untuk holiday tax credit, termasuk alokasi dana 500 Euro per keluarga di Italia yang berlaku hingga Desember 2020 untuk berlibur di dalam negeri.

Italia juga memberikan dana promosi pariwisata senilai 20 juta Euro serta dana darurat 25 juta Euro khusus untuk travel agent dan tour operator.

“Waktu perpanjangan voucer bagi penggantian paket travel dan wisata yang dibatalkan juga bertambah. Dari 12 bulan menjadi 18 bulan. Jadi bisa sampai tahun 2021,” papar Esti.

Beberapa kebijakan pemerintah Italia lainnya adalah alokasi dana darurat 210 juta Euro untuk badan budaya, 100 juta Euro untuk museum milik negara, dan 245 juta Euro untuk sektor hiburan, seniman, dan audio visual.

Selain itu ada pula pemberian cashback 10 persen hingga 300 Euro jika transaksinya menggunakan uang tunai.

“Untuk diketahui di Italia tidak seperti di Indonesia. Di Italia masih sukanya pakai uang kertas dibandingkan pakai gawai gitu ya,” ujar Esti.

Selain itu, Italia juga menetapkan aturan berupa pelarangan pemutusan hubungan kerja (PHK) , serta melakukan penundaan pajak dan tagihan utilitas untuk para pelaku usaha.

Dampak pandemi pada pariwisata Italia

Dampak pandemi terhadap sektor pariwisata Italia sangatlah berat. Seperti negara lainnya di dunia, jumlah pemasukan Italia dari pariwisata berkurang drastis.

Esti menjabarkan bahwa diperkirakan sampai akhir tahun ini Italia akan kehilangan sekitar 30 juta wisatawan Internasional.

Ada juga pembatalan 7.400 acara yang bernilai sekitar 10,5 juta Euro. Kerugiannya sendiri diperkirakan sampai akhir tahun ini mencapai 200 miliar Euro.

“Perlu diketahui juga bahwa sekitar 4,2 juta penduduk dari 60 juta penduduk Italia itu bekerja di sektor pariwisata. Itu belum termasuk pekerja lepas dan keluarga yang terlibat di dalamnya,” tutur Esti.

Angka tersebut belum termasuk dampak yang dialami sektor restoran dan retail. Menurut data yang dijabarkan Esti, sekitar 3 dari 10 restoran atau bar akan bangkrut setelah terjadinya gelombang kedua Covid-19 di Italia.

Pasalnya, walaupun di Italia memang diperbolehkan untuk melakukan dine-in atau makan di tempat, tapi jumlahnya tidak bisa penuh.

Terdapat ketentuan protokol misalnya satu meja yang bisa diisi paling banyak empat orang dengan jarak tertentu. Jam bukanya pun dibatasi, hanya boleh sampai pukul 18.00 saja.

https://travel.kompas.com/read/2020/11/07/171900827/cara-italia-pertahankan-industri-pariwisata-selama-pandemi-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke