Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fenomena Revenge Travel, Balas Dendam Wisatawan akibat Pandemi

KOMPAS.com - Beragam cara telah dilakukan untuk menekan Pandemi Covid-19.

Isolasi, karantina, pembatasan aktivitas sosial, larangan bepergian, dan penutupan suatu negara dari wisatawan asing adalah beberapa langkah yang diberlakukan guna mengurangi angka penularan virus tersebut.

Namun, menjalani kegiatan tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama dapat membuat keinginan untuk berwisata semakin besar.

  • Kasus Covid-19 Bertambah Jadi Salah Satu Risiko Revenge Travel
  • Revenge Travel, Solusi Bangkitnya Ekonomi yang Berisiko Tinggi

Sebuah survei dari Agoda yang dilakukan terhadap 16.064 responden pada 10-16 Desember 2020 menunjukkan, melakukan perjalanan merupakan salah satu hal yang paling dinanti di tahun 2021. 

Hal itu kemudian memunculkan sebuah istilah baru yaitu revenge tourism atau revenge travel.

Dikutip dari The Economic Times, revenge travel atau revenge tourism adalah fenomena yang terjadi saat masyarakat melakukan perjalanan atau berwisata ke luar rumah setelah menjalani isolasi.

Seperti namanya, fenomena ini disebut sebagai bentuk "balas dendam" dari orang-orang yang terpaksa menjalani isolasi, karantina, dan pembatasan karena kebijakan yang berlaku.

Pada bulan Juli 2021, kota wisata di India bernama Manali menjadi perbincangan, terutama berhubungan dengan revenge travel.

Sebab, banyak penduduk India yang berbondong-bondong mendatangi Manali setelah beberapa bulan menjalani isolasi dan karantina untuk menghentikan gelombang kedua pandemi di negara tersebut.

Beberapa foto yang menunjukkan kerumunan orang di kota itu pun menjadi populer di media sosial.

Peningkatan kunjungan ke Manali dan kota wisata lainnya di India juga terjadi pada Oktober 2021 ini. Indikasi peningkatan ini pun dikaitkan dengan revenge tourism.

Menurut First Post, kemunculan revenge travel di Manali terjadi setelah vaksinasi massal dilakukan.

Masyarakat merasa aman untuk bepergian setelah mendapat divaksinasi, padahal belum semua penduduk India mendapat suntikan vaksin.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Booking.com melalui businessinsider.com, diketahui bahwa 72 persen responden merasa berwisata menjadi hal yang sangat penting saat ini.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa 68 persen responden yang tak bisa bepergian selama 2020 memiliki keinginan yang lebih besar utuk melakukan perjalanan tahun ini. Mereka mencari kesempatan untuk bisa wisata ke berbagai tempat.

Adapun momen vaksinasi dianggap oleh sebagian besar penduduk sebagai kesempatan untuk keluar rumah.

"Kami berharap momentum vaksinasi dan berkurangnya jumlah kasus (corona) dapat meningkatkan pemulihan wisata domestik dalam dua kuartal ke depan," tutur Vice President biro perjalanan dan pariwisata internasional Cleartrip Rajiv Subramanian.

Kendati demikian, fenomena revenge travel memunculkan keresahan baru di masyarakat.

Banyak pihak khawatir meledaknya jumlah orang yang melakukan perjalanan dapat menyebabkan munculnya gelombang pandemi lanjutan.

Perlu diketahui, India sempat menghadapi gelombang pandemi kedua. Dikutip dari BBC.com, jumlah kasus positif di negara itu meningkat secara drastis setelah ribuan orang berkumpul dan mandi di Sungai Gangga untuk merayakan festival Kumbh Mela bulan April 2021 lalu.

https://travel.kompas.com/read/2021/08/04/141731827/fenomena-revenge-travel-balas-dendam-wisatawan-akibat-pandemi

Terkini Lainnya

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke