Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suku Samin dan Kisah Perlawanan Zaman Kolonial Tanpa Kekerasan

KOMPAS.com - Samin adalah suku yang mendiami wilayah pedalaman Blora, Jawa Tengah.

Suku ini dikenal akan kehidupannya sebagai petani padi di sekitar Pegunungan Kendeng.

Dilansir dari "Samin: Bahasa Persaudaraan dan Perlawanan" karya Hari Bakti Mardikantoro, kata Samin berasal dari nama tokoh masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.

Asal-usul suku Samin

Samin Surosentiko adalah keturunan Adipati Brotoningrat, bupati yang memerintah Kabupaten Sumoroto atau yang kini dikenal sebagai Tulunganggung pada 1802-1826.

Samin Surosentiko lahir pada tahun 1859 di Desa Ploso Kediran, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, dengan nama Raden Kohar.

Sang ayah, Samin Sepuh, merupakan seorang yang berjasa dalam membantu orang-orang miskin di daerah Bojonegoro, Jawa Timur.

Samin Sepuh memiliki nama asli Raden Surowijaya. Ia merupakan keturunan ningrat yang memutuskan untuk menjalani hidup dengan lebih merakyat.

Kebenciannya pada pemerintah Hinda Belanda membuat Raden Surowijaya menciptakan gerakan moral pada masyarakat.

Ia juga mengubah namanya menjadi Samin Sepuh yang dinilai lebih merakyat.

Samin Surosentiko menjadi satu-satunya anak Samin Sepuh yang menyebarkan ajaran tersebut. Ia bahkan memperluas daerah penyebaran ajaran Samin Sepuh.

Pada tahun 1890, Samin Surosentiko mulai menyebarkan ajaran sang ayah di daerah Klopoduwur, Blora, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menerima dengan baik ajaran tersebut.

  • Mengenal Lebih Dekat Suku Dayak di Borneo
  • Mengenal Suku Baduy yang Baju Adatnya Dipakai Presiden Jokowi Saat Sidang Tahunan MPR 2021
  • Mendalami Kehidupan Suku Batak Toba di Desa Wisata Huta Tinggi

Banyak orang yang merasa tertarik dan Samin Surosentiko berhasil mengumpulkan banyak pengikut dalam waktu singkat.

Residen Rembang mencatat ada 722 orang yang menjadi pengikut ajaran tersebut pada tahun 1903.

Jumlah tersebut meningkat dengan pesat hanya dalam kurun waktu tiga tahun.

Pada tahun 1907, pengikut Samin mencapai 5.000 orang yang tersebar di Bojonegoro dan bagian selatan Blora.

Samin Surosentiko kemudian diangat sebagai Ratu Adil dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam oleh pengikutnya.

Sayangnya, setelah menjabat selama 40 hari, Samin ditangkap oleh Asisten Wedana Randublatung, Raden Pranolo.

Penangkapan tersebut merupakan buah dari gerakan-gerakan perlawanan yang dilakukan Samin dan pengikutnya.

Meski tanpa kekerasan, kelompok ini kerap melakukan tindakan meresahkan, di antaranya enggan membayar pajak dan mengambil kayu di hutan tanpa izin

Samin Surosentiko berakhir diasingkan ke Kota Padang, Sumatera Utara bersama delapan pengikutnya.

Sang pendiri suku Samin ini meninggal pada tahun 1914 di tempat pengasingan.

Pada masa penjajahan Belanda, kelompok pengikut Samin disebut sebagai orang yang tidak jujur.

Masyarakat Samin memiliki citra yang buruk pada abad ke-18.

Oleh sebab itu, mereka lebih senang menyebut diri sendiri sebagai Sedulur Sikep.

Sedulur Sikep atau Wong Sikep memiliki arti orang yang baik dan jujur. Sikep juga dapat diartikan sebagai orang yang bertaggung jawab.

Saminisme atau ajaran Samin adalah sebuah konsep penolakan tergadap budaya kolonial Belanda.

Ajaran ini juga menolak kapitalisme yang muncul pada masa penjajahan Belanda pada abad ke-19 di Indonesia.

Perlawanan kelompok Samin terhadap Belanda bukanlah melalui kekerasan. Mereka lebih suka melakukan gerakan-gerakan mogok, seperti enggan membayar pajak dan tak mau melakukan kerja tanpa upah.

Pembangkangan ini ternyata menciptakan citra buruk di kalangan masyarakat lainnya.

Perlawanan yang awalnya ditujukan untuk Belanda, menjadi sifat yang dianggap melekat pada pribadi orang-orang Samin.

Secara garis besar ajaran Samin Surosentiko dikenal dalam tiga macam ajaran, yaitu angger-angger pratikel (hukum tindak-tanduk), angger-angger pangucap (hukum berbicara), dan angger-angger lakonana (hukum perihal apa saja yang perlu dilakukan).

  • Mentawai, Salah Satu Suku Tertua di Dunia
  • 14 Jenis Ulos, Kain Kebanggaan Suku Batak
  • Wisata ke Blora, Ini 5 Makanan yang Wajib Kamu Coba!

Melansir "Agama Adam dan Peribadatan dalam Ajaran Samin" karya Moh Rosyid, beberapa anggota masyarakat Samin yang ada di Kota Kudus hingga kini masih mempraktikkan ajaran Samin secara total.

Bahkan beberapa dari mereka masih enggan menempuh pendidikan formal.

Masih banyak pula anggota suku yang tak mencatatkan perkawinan karena dulu Samin Surosentiko juga tak melakukannya.

Suku Samin memiliki kepercayaan yang cukup berbeda dengan kebanyakan warga Indonesia. Suku ini menyebut kepercayaan mereka sebagai Agama Adam.

Ajaran agama ini menekankan hubungan baik antar sesama manusia.

Agama yang berbeda dan tidak umum ini membuat masyarakat Suku Samin diperbolehkan untuk mengosongkan kolom agama di kartu tanda penduduk (KTP).

Akan tetapi ajaran agama Islam juga mulai masuk ke suku ini. Tak hanya melalui dakwah, pernikahan juga disebut-sebut menjadi salah satu jalan masuknya agama Islam.

Dilansir dari jurnal berjudul "Prinsip Struktur Rumah Srotong Suku Samin Sebagai Dasar perencanaan Rumah Tinggal Tahan Gempa", karya Sunansyah dan Yulita, rumah adat suku Samin bernama Rumah Srotong.

Rumah tersebut juga kerap disebut Rumah Bekuk Lulang.

Rumah ini diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Suku Samin melakukan perlawanan tanpa kekerasan. Sebagian besar anggota Suku Samin bekerja sebagai petani. Oleh sebab itu, suku ini tak memiliki senjata khas.

  • Ritual Pencucian Keris Saat Bulan Suro pada Masyarakat Jawa
  • Berkenalan dengan Suku Osing
  • Silogui, Panah Beracun Buatan Suku Mentawai

Melansir jurnal berjudul "Tradisi dan Pemaknaan Keris Bagi Warga Kudus" karya Mohammad Rosyid, keris memiliki makna khusus di kalangan suku Samin.

Bagi suku Samin, keris adalah gaman (alat atau senjata) uang memiliki fungsi penting dalam kehidupan. Keris hanya digunakan untuk menyerang jika dalam keadaan mendesak.

Keris juga menjadi sebuah warisan yang akan diberikan secara turun-temurun.

Sumber:

Mardikantoro, Hari Bakti. 2017. Samin: Bahasa Persaudaraan dan Perlawanan. Yogyakarta: Forum.

Rosyid, M. 2020. Agama Adam dan Peribadatan dalam Ajaran Samin. Jurna Sosiologi Agama Indonesia. 1(2). JSAI.

Sunansyah, H & E.N. Yulita. 2018. Prinsip Struktur Rumah Srotong Suku Samin Sebagai Dasar perencanaan Rumah Tinggal Tahan Gempa. Universitas Brawijaya.

Rosyid, Mohammad. 2019. Tradisi dan Pemaknaan Keris Bagi Warga Samin. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD)

https://travel.kompas.com/read/2021/08/19/081200227/suku-samin-dan-kisah-perlawanan-zaman-kolonial-tanpa-kekerasan

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke