Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catat, Ini 7 Sport Tourism Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia

KOMPAS.com - Beberapa tahun belakangan, perkembangan sport tourism semakin pesat. Bahkan kini menjadi salah satu tren dalam penggerak sektor pariwisata di Indonesia.

Menariknya, saat ini Indonesia dianggap sebagai ikon sport tourism dunia berkat keindahan alam dan budaya yang dimiliki.

Sesuai dengan namanya, sport tourism adalah wisata yang dikombinasikan dengan olahraga.

United Nations World Tourism Organizations (UNWTO) menjelaskan, sport tourism merupakan sektor wisata yang pertumbuhannya paling cepat karena aktivitasnya diminati wisatawan.

Ditambah lagi, sport tourism termasuk tren pariwisata yang memiliki pasar cukup besar. Pertumbuhan sport tourism di Indonesia diprediksi bisa mencapai Rp 18.790 triliun hingga 2024.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan, adanya sport tourism dengan kearifan lokal tidak hanya menarik wisatawan karena destinasinya saja.

Hal itu, katanya jadi kearifan budaya lokal yang dapat membangkitkan ekonomi sekaligus membuka lapangan kerja.

Sebenarnya, Indonesia sudah lama mengembangkan sport tourism dengan kearifan lokal dalam berbagai event dan festival yang dapat menarik wisatawan. Berikut, 7 sport tourism berbasis kearifan lokal di Indonesia.

Lompat Batu Nias

Sport tourism berbasis kearifan lokal Indonesia yang pertama adalah Lompat Batu di Nias. Bukan lompat batu biasa, atraksi yang dikenal dengan nama Hombo Batu ini merupakan atraksi melompati batu setinggi dua meter dan lebar 40 centimeter (cm).

Atraksi wisata dari Desa Wisata Bawomataluo, Nias, Sumatera Utara itu awalnya merupakan tradisi yang dilakukan sebagai syarat pemuda untuk mengikuti perang. Pemuda yang berhasil melompati batu dianggap sebagai sosok dewasa yang telah matang secara fisik.

Menariknya, selain ditampilkan sebagai acara adat, tradisi yang terus dilestarikan oleh warga Desa Wisata Bawomataluo itu juga telah menjadi pertunjukan menarik bagi para wisatawan.

Pacu Jalur

Pacu Jalur juga masuk kategori sport tourism dengan kearifan lokal di Indonesia. Pacu Jalur adalah lomba dayung tradisional Provinsi Riau yang memadukan unsur olahraga, seni, dan olah batin.

Pacu Jalur digelar untuk melestarikan budaya. Mengingat, sejak 1900-an perahu adalah transportasi utama masyarakat Kuantan Singingi, Riau.

Uniknya, kegiatan olahraga yang mirip dengan Perahu Naga ini menggunakan perahu sepanjang 25-40 meter, dan bisa diisi hingga 40 pendayung. Bukan hanya menarik wisatawan domestik, Pacu Jalur berhasil menarik wisatawan mancanegara asal Malaysia, Amerika Serikat, dan Australia.

Ironman Bintan

Pilihan sport tourism selanjutnya adalah ajang triathlon paling menantang di Asia, Ironman 70.3 Bintan. Tidak main-main, Ironman Bintan 2019 berhasil diikuti 1.044 peserta dari 58 negara, di antaranya Filipina, Selandia Baru, Singapura, Australia, Jepang, dan Amerika Serikat.

Melihat tingginya antusiasme masyarakat, Ironman bisa menjadi cara baru menarik perhatian wisatawan mancanegara untuk berkunjung dan berwisata di Indonesia. Event ini semakin memperjelas bahwa Bintan menjadi salah satu destinasi sport tourism terbaik di Indonesia.

Pacu Jawi

Selanjutnya adalah pacu jawi, sport tourism dengan kearifan lokal yang dikenal dengan balapan sapi. Upacara adat ini, sekarang menjadi salah satu sport tourism unggulan Sumatera Barat yang telah mendunia. Bahkan, juga ditunggu-tunggu wisatawan lokal dan mancanegara.

Dalam tradisi, Pacu Jawi menjadi perayaan ucapan syukur atas masa panen masyarakat. Itulah mengapa, balapan sapi dilakukan di hamparan sawah berlumpur selepas sawah-sawah telah panen padi.

Uniknya, joki mengendalikan sapi dengan cara menggigit ekor sapi agar semakin berlari kencang.

Perahu Sandeq

Tidak kalah menarik, sport tourism dengan kearifan lokal khas Indonesia selanjutnya adalah Festival Perahu Sandeq. Buat yang belum tahu, Perahu Sandeq adalah perahu tradisional Suku Mandar, Sulawesi Barat.

Perahu tersebut digadang-gadang sebagai perahu tercepat di dunia. Bahkan, perahu Sandeq konon bisa mencapai kecepatan 15-29 knot, atau sekitar 54 km/jam.

Keunikan perahu Sandeq juga telah dilirik dunia. Pasalnya, perahu ini menjadi salah satu aset nasional yang dipamerkan di Museum d’Histoire Naturelle, Perancis.

Perlu dikethui, desain Perahu Sandeq telah berusia 3.000 tahun dan menjadi salah satu perahu tertua dalam sejarah maritim Indonesia.

Oleh karena itu, Festival Perahu Sandeq bisa menjadi ajang pariwisata budaya maritim yang dapat menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Sandalwood Sumba

Kalau tadi sapi, sport tourism selanjutnya menggunakan kuda poni khas Sumba, yaitu Sandalwood.

Menurut sejarah, kuda Sandalwood merupakan persilangan kuda Arab dengan kuda lokal untuk mendapatkan penampilan yang lebih gagah.

Diambil dari nama pohon cendana, kuda Sandalwood memiliki ciri fisik yang lebih pendek dibandingkan kuda ras Eropa maupun Amerika. Tinggi punggung kuda hanya sekitar 130-140 cm, tetapi memiliki leher yang kekar.

Kuda tersebut memiliki berbagai warna, mulai dari abu-abu, hitam, coklat tua, putih, hingga belang.

Selama Festival Kuda Sandalwood berlangsung, kuda didekorasi memakai aksesori unik. Selain itu, penunggangnya menggunakan kostum tradisional. Di festival yang satu ini, wisatawan juga dapat merasakan sensasi berkuda keliling berbagai destinasi menakjubkan di Sumba.

Pacuan Kuda Gayo

Kalau tadi di Sumba, sekarang pindah pada sport tourism berkuda di Aceh, Pacuan Kuda Gayo.

Konon, pacuan yang diikuti ratusan kuda ini sudah dilakukan sebelum Belanda datang.

Pacuan Kuda Gayo merupakan tradisi turun temurun masyarakat Gayo untuk menyambut dan merayakan masa panen, yakni antara Agustus dan September. Berawal dari budaya turun temurun, kegiatan ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Gayo.

Dilihat dari potensi sport tourism dengan kearifan lokal di Indonesia, bukan tidak mungkin jika jenis pariwisata ini dapat memberikan dampak positif bagi pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia ke depannya, bukan?

https://travel.kompas.com/read/2021/08/28/091100427/catat-ini-7-sport-tourism-berbasis-kearifan-lokal-di-indonesia

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke