MENTOK, KOMPAS.com - Kota Mentok di Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, tidak hanya dikenal akan temat wisata sejarah, tapi juga wisata pantai.
Salah satu pantai yang bisa dikunjungi dengan mudah adalah Pantai Batu Berani yang berpasir putih dengan batuan granit khas Bangka Belitung.
Pantai ini berada di dalam satu kawasan dengan Pelabuhan Tanjung Kalian atau Tanjung Kelian dan mercusuar Menara Tanjung Kalian.
Selain itu, pantai ini juga berjarak sekitar tiga kilometer dari pusat pemerintahan Kota Mentok atau sekitar 100 kilometer dari Bandara Depati Amir di Pangkalpinang.
Pantai Batu Berani bisa menjadi pilihan lokasi wisata bagi pelaku perjalanan yang sedang transit di Pelabuhan Tanjung Kalian, apalagi jika sedang menunggu dokumen atau menunggu vaksinasi.
Untuk informasi, Pelabuhan Tanjung Kalian adalah pelabuhan utama yang menghubungkan Bangka Barat dengan Pulau Sumatera, tepatnya di Pelabuhan Tanjung Siapi-api, Sumatera Selatan.
Apabila tertarik mengunjungi pantai ini, belum ada tarif khusus untuk kawasan tersebut. Pengunjung hanya dikenakan biaya parkir kendaraan.
Disarankan untuk berkunjung ke pantai ini saat sore hari agar bisa menyaksikan panorama matahari terbenam atau sunset.
Bagi wisatawan pencinta fotografi, pantai ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menambah koleksi foto, bahkan juga cocok sebagai lokasi foto prewedding.
Tersedia aneka jajanan
Setelah menikmati suasana pantai dan berfoto sepuasnya, pengunjung bisa mencicipi aneka jajanan di warung-warung yang dikelola masyarakat setempat.
Terdapat pempek, otak-otak, mia kuah, kelapa muda hingga sosis yang siap memanjakan lidah. Adapun salah satu kudapan yang paling digandrungi di lokasi ini adalah otak-otak bakar.
Kuliner berbahan ikan yang dibalut daun pisang itu berukuran kira-kira sebesar ibu jari orang dewasa. Harganya Rp 1.000 per buah. Ada juga otak-otak kulit yang juga dibakar sebelum dihidangkan.
Wangi dari aroma makanan tersebut bakal membuat nafsu makan semakin bertambah, sehingga jangan lupa merogoh kocek lebih dalam agar mendapat porsi yang lebih besar.
Kuliner khas tersebut bisa disantap sembari menikmati pemandangan laut lepas dan sunset yang berwarna kemerah-merahan.
Embusan angin serta suara kicauan burung-burung liar menambah lengkap suasana.
Salah seorang pemilik warung bernama Iin mengaku sejak beberapa tahun terakhir berjualan di Pantai Batu Berani.
Ia dan orang tuanya berjualan otak-otak daun dan otak-otak kulit.
"Lumayan bisa dapat banyak dalam sehari, terutama ramainya sore hari dan hari-hari libur," ujar Iin saat dikunjungi Kompas.com, akhir pekan lalu.
Iin berharap pemerintah tetap menggratiskan biaya masuk pantai agar lebih banyak pengunjung yang datang.
Saat ini pun pengunjung mayoritas berasal dari warga lokal, terutama kalangan remaja. Bahkan kawasan pantai sering dijadikan tempat pacaran sehingga jalan atau gang masuk menuju pantai dinamakan Gang Asmara.
Kemudian pemerintah juga diharapkan membangun fasilitas toilet dan tempat mandi bagi para pengunjung yang berenang di pantai.
Salah seorang pengunjung bernama Yadi menilai Pantai Batu Berani akan berkembang pesat karena lokasinya yang strategis serta dekat pelabuhan penyeberangan.
"Kapal-kapal penyeberangan lewat bisa dilihat dari sini, kemudian ada juga Menara Tanjung Kalian yang lokasinya berdekatan," ujar Yadi.
Tak hanya dekat dengan aset wisata sejarah, di lokasi Pantai Batu berani juga sedang dibangun pos kabel bawah laut yang tahun ini dibentangkan dari Sumatera Selatan ke Bangka.
https://travel.kompas.com/read/2021/09/11/172535227/pantai-batu-berani-di-bangka-barat-tempat-transit-dengan-suguhan-otak-otak