Masing-masing jenis olahraga memiliki cerita dan cara bermain yang berbeda. Kemampuan yang diuji di tiap olahraga pun beragam, mulai dari ketangkasan hingga kemampuan merancang strategi.
Berikut lima olahraga tradisional Indonesia yang sudah Kompas.com rampung:
Dilansir dari Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Kalimantan Timur karya Suwardi dan Achmat, seput merupakan alat olahraga tradisional yang berasl dari permainan rakyat di Kalimantan.
"Dalam bahasa Kenyah dinamai keleput, Suku Bulungan menamai seput, suku Berau menyebutnya sumpian dan suku Benua' menyebutnya semput," tulis Suwardi dan Achmat.
Olahraga ini menggunakan alat yang terbuat dari kayu berbentuk panjang. Kayu yang biasa digunakan adalah kayu ulin.
Cara memainkan olahraga ini adalah dengan meniup lubang kayu yang sudah berisi anak sumpitan. Anak sumpitan tersebut biasanya terbuat dari kulit batang enau yang diraut hingga sebesar lidi.
Anak sumpitan tersebut diembuskan menggunakan teknis bernapas agar terdorong keluar dan mengenai sasaran. Dengan teknik yang tepat, anak sumpitan bisa melaju dengan cepat dan jauh.
Adapun olahraga atau permainan tradisional tersebut kini telah menyebar ke berbagai daerah dengan beragam nama, seperti bebentengan atau benteng.
Olahraga ini dilakukan oleh dua kelompok, masing-masing beranggotakan empat sampai delapan orang. Kedua kelompok membuat sebuah markas berupa pilar atau tiang.
Salah satu kelompok berperan sebagai penawan dan kelompok lainnya menjadi yang tertawan.
Kelompok penawan dapat mengejar anggota kelompok lawan dan menjadikan mereka tawanan dalam benteng saat menyentuhnya.
Tawanan bisa terbebas dari markas musuh apa bila rekan satu regu berhasil menyelamatkannya. Penyelamatan dilakukan hanya dengan menyentuh tawanan yang ada di dalam markas.
Olahraga ini memerlukan kecepatan berlari dan kemampuan strategi untuk menghindari kejaran kelompok penawan.
Olahraga atau permainan tradisional ini tentu bukan suatu hal yang asing lagi. Balap bakiak biasanya diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan tiap 17 Agustus.
Balap bakiak dilakukan secara berkelompok. Biasanya setiap kelompok terdiri dari tiga orang.
Ketiganya harus mengenakan bakiak yang sama dan berlomba dengan kelompok lain menuju hari akhir lintasan. Kelompk yang paling cepat mencapai garis finish dinyatakan sebgai pemenang perlombaan tersebut.
Olahraga tradisional ini memerlukan kerja sama tim yang baik dan ketangkasan dalam berlari menggunakan bakiak.
"Jumlah pemain disesuaikan dengan tempat yang tersedia. Biasanya semakin banyak jumlah pemain, permainan akan semakin semarak dan menyenangkan," tulis Khamdani.
Permainan ini dilakukan di lapangan terbuka dengan arena luas yang sudah dibatasi. Dari sejumlah pemain akan ada satu orang yang menjadi tukang tangkap dan mengejar pemain lainnya.
Tukang tangkap harus mengejar pemain yang berlari di dalam arena. Pemain yang dikejar tak boleh melewati batas arena yang sudah ditentukan.
Jika tertangkap maka pemain tersebut harus bergantian menjadi tukang dakep. Untuk menyelamatkan diri, mereka bisa berjongkok.
Olahraga tradisional dhul-dhulan atau gobak gendul berasal dari Yogyakarta. Permainan ini dilakukan oleh dua sampai 12 orang.
Dalam permainan ini, para pemain harus menyeberang dari satu lingkaran ke lingkaran lainnya dengan melewati penjaga.
Jika mereka tersentuh oleh penjaga yang menghalangi, maka pemain tersebut juga akan ikut berperan sebagai penjaga. Pemain dikatakan menang jika bisa menyeberang tanpa tertangkap oleh penjaga.
Sumber:
Suwardi & Hasjim Achmat. 1993. Peralatan Hiburang dan Kesnian Tradisional Daerah Kalimantan Timur. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Khamdani, A. 2018. Olahraga Tradisional Indonesia. Singkawang: PT Maraga Borneo Tarigas
https://travel.kompas.com/read/2021/09/24/071400127/5-olahraga-tradisional-indonesia-yang-bisa-dicoba-ada-bentengan-