Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bima Arya Minta Glow Kebun Raya Bogor Dikaji Pakar, Ini Tanggapan Pengelola

KOMPAS.com - Direktur PT Mitra Natura Raya, Michael Bayu A. Sumarijanto, menanggapi permintaan Wali Kota Bogor Bima Arya agar program wisata GLOW Kebun Raya dikaji lebih mendalam. 

Untuk informasi, GLOW Kebun Raya adalah sebuah program yang mengajak wisatawan untuk menjelajahi Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, di malam hari. Program tersebut juga dilengkapi instalasi lampu dan proyeksi visual sebagai salah satu daya tariknya. 

  • Bima Arya Minta Wisata Malam Glow di Kebun Raya Bogor Dikaji Libatkan Pakar
  • GLOW Kebun Raya Tawarkan Sensasi Jelajah Kebun Raya Bogor di Malam Hari

Sebelumnya dilaporkan oleh Kompas.com, Rabu (29/9/2021), bahwa Bima meminta pengkajian lantaran adanya surat terbuka dari lima kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang keberatan akan pengoperasian program wisata tersebut.

Menurut mereka, program wisata tersebut dikhawatirkan akan mengganggu habitat dan ekosistem tumbuhan yang ada di Kebun Raya Bogor.

Telah melibatkan LIPI sejak awal

Dalam penyampaiannya kepada Kompas.com, Rabu, Bayu mengungkapkan bahwa pihaknya telah bergandengan tangan dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sejak tahun 2020.

"Dari awal itu, waktu kita mencetuskan ide GLOW ini, bahkan ini sudah dibicarakan dari Januari 2020. Ide tentang GLOW ini disambut sangat baik oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), pada saat itu masih LIPI, dan kami diberikan persetujuannya oleh mereka dan diberikan izinnya tentunya dengan arahan-arahan dari pihak LIPI," jelas Bayu.

Ia pun menjelaskan beberapa proses yang dilalui, mulai dari konsep hingga pengecekkan. 

"Kita ajukan dulu konsepnya, lalu kita ambil dulu produk-produk yang akan kita gunakan. Kita pastikan aman semua. Lalu mulai ke instalasi. Pada saat mulai instalasi, barulah peneliti itu masuk bersama-sama kita melakukan pengecekan berkala dan kajian-kajian berkala di lapangan. Itu masih berlangsung," terangnya. 

  • 6 Aktivitas di GLOW Kebun Raya Bogor, Belajar Sejarah dan Tumbuhan
  • 5 Tips Wisata ke Glow Kebun Raya Bogor, Pakai Baju Putih

Sementara itu, menurutnya GLOW Kebun Raya berisi pesan-pesan konservasi lantaran terdapat beberapa hal yang ingin ditunjukkan melalui program wisata itu. 

Hal-hal yang dimaksud, di antaranya peran penting tanaman dalam kehidupan kita, sejarah Kebun Raya, alasan mengapa manusia perlu menjaga tanaman, dan pentingnya peran Kebun Raya sebagai benteng terakhir ketika tanaman-tanaman di Indonesia mulai berguguran akibat aktivitas pertambangan dan perkebunan. 

Terkait perlengkapan yang dipakai, ia menambahkan bahwa perlengkapan tersebut sudah terdaftar sebagai perlengkapan yang ramah lingkungan.

"Ramah terhadap tanaman, wattage-nya diatur, gelombangnya diatur, dan itu sudah kita presentasikan kepada BRIN dan sudah mendapat persetujuan dari mereka juga," katanya.

Tidak hanya itu, pembangunan yang dilakukan untuk GLOW Kebun Raya juga bersifat sementara. 


Permintaan pengkajian sudah masuk dalam rencana 

Bayu menyampaikan, permintaan Bima untuk pengkajian lebih dalam bukan hal baru karena telah masuk dalam rencana mereka.

Ia menyanggah anggapan bahwa riset baru dilakukan setelah ada permintaan dari Bima. 

"Riset itu memang sudah berjalan dan bukan hal yang baru, memang sudah berjalan oleh BRIN. Jadi intinya menunggu itu selesai dan dalam waktu dekat ini informasi dari BRIN akan selesai. Jadi bukan seolah-olah baru dilakukan riset - tidak. Riset itu sudah berjalan," katanya.

  • 5 Tempat Piknik di Bogor, Kebun Raya Bogor, hingga Cibodas
  • Jangan Lakukan Ini Saat Melihat Bunga Bangkai di Kebun Raya Bogor

Ia menjelaskan bahwa GLOW tidak akan langsung dibuka karena masih ada tahapan finalisasi dari BRIN. 

"Kemarin informasinya kurang dari seminggu ini akan selesai dari BRIN, lalu akan segera kita publikasikan dari sana. Lalu kita cek semua persiapannya, lalu saya rasa sudah tidak ada alasan lagi untuk kita menahan bagian dari inovasi konservasi ini untuk kita buka ke publik," ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa penelitian tersebut masih akan berlangsung, bahkan setelah GLOW Kebun Raya dibuka nantinya. 

Upaya menjangkau generasi muda

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (22/1/2020), PT Mitra Natura Raya telah bekerja sama dengan LIPI untuk mengelola empat kebun raya, yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun Raya Eka Karya Bali (Bedugul).

Bayu menerangkan, mulai 1 Januari 2020, pihaknya mendapat amanah untuk memodernisasi pola komunikasi tentang konservasi dan edukasi kepada generasi muda di era digitalisasi. 

Di tahun 2020, pihaknya melakukan survei kepada pengunjung yang datang ke Kebun Raya. Hasilnya, 90 persen responden hanya berkunjung berdasarkan wisata saja, artinya mereka datang untuk olahraga dan berfoto. 

"Tapi ketika mereka keluar dari Kebun Raya ini, mereka tidak mendapatkan sebuah pembelajaran berarti dari pentingnya tanaman atau informasi tentang tanaman tersebut," katanya.

  • Lakukan Ekspansi, Dyandra Kelola 4 Kebun Raya
  • 8 Spot Menarik di Kebun Raya Bogor, Instagramable Sekaligus Edukatif

Oleh karena itu, pihaknya melakukan sejumlah inovasi untuk menarik masyarakat agar mencari tahu koleksi tanaman yang ada di Kebun Raya. 

Beberapa upayanya adalah mengimplementasikan QR Code yang bisa dipindai pengunjung untuk menemukan informasi tentang sebuah tanaman, dan mengadakan virtual program untuk pelajar selama masa pembelajaran di rumah. 

Sedangkan untuk wisata malam seperti GLOW Kebun Raya, menurutnya Indonesia cukup ketinggalan dibanding negara-negara lain, di antaranya Amerika, Australia, Singapura, dan Jepang. 

"Jadi sebenarnya memang pertama di Indonesia, tapi untuk di dunia kita sudah sangat sangat ketinggalan. Jadi mungkin banyak orang-orang yang belum paham masalah ini," katanya. 

https://travel.kompas.com/read/2021/09/29/170553727/bima-arya-minta-glow-kebun-raya-bogor-dikaji-pakar-ini-tanggapan-pengelola

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengapa Idul Adha di Kudus Tidak Menyembelih Sapi? Simak Sejarahnya

Mengapa Idul Adha di Kudus Tidak Menyembelih Sapi? Simak Sejarahnya

Jalan Jalan
4 Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Surabaya, Ada Beragam Jenis Kurma

4 Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Surabaya, Ada Beragam Jenis Kurma

Jalan Jalan
Desa Wisata Bakal Jadi Andalan Baru Labuan Bajo untuk Gaet Wisatawan

Desa Wisata Bakal Jadi Andalan Baru Labuan Bajo untuk Gaet Wisatawan

Travel Update
Ekowisata Sungai Mudal di Kulon Progo Tutup pada Rabu, 7 Juni 2023

Ekowisata Sungai Mudal di Kulon Progo Tutup pada Rabu, 7 Juni 2023

Travel Update
Rute ke Padukuhan Wotawati dari Pantai Sadeng, Permukiman di Dasar Bengawan Solo Purba

Rute ke Padukuhan Wotawati dari Pantai Sadeng, Permukiman di Dasar Bengawan Solo Purba

Travel Tips
Panduan Lengkap ke OMAH Library, Hidden Gem di Tangerang

Panduan Lengkap ke OMAH Library, Hidden Gem di Tangerang

Travel Update
7 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Bandung 

7 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Bandung 

Jalan Jalan
Ada Aturan Baru untuk Turis Asing di Bali, Catat 5 Penting Ini

Ada Aturan Baru untuk Turis Asing di Bali, Catat 5 Penting Ini

Travel Update
Kunjungan Wisman ke Sulsel 69 Persen pada April 2023

Kunjungan Wisman ke Sulsel 69 Persen pada April 2023

Travel Update
Nyulo, Aktivitas Berburu Hewan Laut Saat Malam Hari di  Belitung

Nyulo, Aktivitas Berburu Hewan Laut Saat Malam Hari di Belitung

Jalan Jalan
Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Travel Update
INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

Travel Update
Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Jalan Jalan
Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Travel Update
5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+