Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Desa Wisata Wakili Indonesia di UNWTO Best Tourism Villages 2021

KOMPAS.com - Tiga desa wisata terpilih untuk mewakili Indonesia dalam lomba UNWTO Best Toursim Villages 2021.

Ketiga desa wisata tersebut adalah Desa Wisata Nglanggeran di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Desa Wisata Tetebatu di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Desa Wae Rebo di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Dalam lomba bertaraf internasional ini, ketiganya akan berkompetisi dengan berbagai desa wisata dari negara lain, di antaranya Murcia (Cehegin) di Spanyol, serta Alonissos dan Soufli di Yunani.

Apabila mengacu pada situs UNWTO, maka pemenang akan diumumkan pada Sidang Majelis Umum UNWTO 2021 (UNWTO General Assembly 2021) yang ke-24 di Maroko sekitar akhir November atau awal Desember. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) mengapresiasi keberhasilan ketiga desa wisata tersebut.

"Mudah-mudahan ini menjadi langkah kita bersama dalam menjadikan desa wisata di Indonesia sebagai pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya melalui keterangan resmi yang Kompas.com terima, Selasa (2/11/2021).

Setiap desa wisata yang terpilih memiliki keunggulannya masing-masing. Berikut tiga desa wisata yang ikut ajang UNWTO Best Tourism Villages 2021:

Salah satu daya tarik Desa Wisata Nglanggeran adalah lokasinya yang berada di kawasan Gunung Api Purba. Gunung tersebut merupakan bagian dari Geopark Gunung Sewu yang diakui dunia. 

Wisatawan yang ingin melihat gunung tersebut perlu menaiki 100 anak tangga untuk tiba di puncak. 

Selama berwisata di desa wisata ini, pengunjung juga bisa melihat keunikan Kampung Pitu yang hanya terdiri dari tujuh Kepala Keluarga (KK). 

Selain Gunung Api Purba, desa wisata ini juga memiliki Embung Nglanggeran yang merupakan tampungan air seluas 0,34 hektare. 

Menurut Kompas.com, Sabtu (4/9/2021), embung tersebut digunakan sebagai sumber pengairan kebun buah durian dan lengkeng milik warga.

Desa Wisata Tetebatu berada di lembah Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. 

Dilansir dari Kompas.com, Senin (23/8/2021), desa wisata ini merupakan salah satu jalur pendakian Gunung Rinjani. 

Wisatawan yang berkunjung ke desa wisata ini dapat mengikuti kegiatan wisata alam dan religi. 

Untuk wisata alam, mereka dapat menikmati panorama Gunung Sangkareang dan Gunung Rinjani, serta hamparan sawah terasering. Mereka juga bisa mengunjungi Air Terjun Sarang Walet atau Bat Cave dan Air Terjun Kokok Duren.

Wisatawan yang ingin melihat hewan endemik asli Tetebatu, monyet hitam, bisa mampir ke Hutan Monyet. 

Sedangkan untuk kegiatan wisata religi, wisatawan bisa melihat Alquran kuno berusia 200 tahun yang terbuat dari kayu dan kulit onta. Konon, Alquran ini ditulis dengan tangan. 

Dijuluki surga di atas awan, Desa Wisata Wae Rebo berlokasi di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Perlu perjuangan untuk mencapai desa wisata ini lantaran wisatawan harus mengikuti jalan setapak, membelah hutan, dan menyusuri sungai sejauh enam kilometer.

Namun, perjuangan tersebut terbayar ketika mereka tiba di lokasi.

Hal pertama yang akan menarik perhatian wisatawan adalah tujuh rumah adat Mbaru Niang yang berbentuk kerucut dan menjadi ciri khas desa wisata ini. 

Sejumlah acara adat dilaksanakan setiap tahunnya, salah satunya upacara persembahan untuk roh yang mendiami tempat Wae Rebo. Upacara tersebut dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni dan Oktober. 

Menurut situs indonesia.travel, Desa Wisata Wae Rebo mendapat penghargaan Top Award of Excellence dari UNESCO dalam UNESCO Asia Pacific Heritage Awards 2012. 

https://travel.kompas.com/read/2021/11/03/103528327/3-desa-wisata-wakili-indonesia-di-unwto-best-tourism-villages-2021

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke