Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kembangkan Desa Wisata, Anak Muda Ibarat Pisau Bermata Dua

KOMPAS.com – Indonesia memiliki beragam desa wisata yang tersebar di Nusantara, mulai dari desa wisata berstatus rintisan hingga mandiri. 

Di balik desa-desa wisata ini, terdapat peran dari para anak muda yang turut memajukan nama desa agar lebih dikenal di masyarakat.

Misalnya Desa Wisata Arborek di Kabupaten Raja Ampat dan Desa Wisata Ngilngof di Kabupaten Maluku Tenggara.

Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian kawula muda di desa-desa di Indonesia dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua.

“Ada banyak potensi di desa, namun banyak anak yang berpendidikan justru ke luar kampung untuk mencari kerja,” ungkap Kepala Desa Wisata Detusoko Barat di Nusa Tenggara Timur (NTT), Ferdinandus Watu.

Hal ini disampaikan olehnya dalam webinar bertajuk “Human Capacity Development as the Key for Inclusive Tourism” pada Kamis (18/11/2021).

  • Anak Muda Perlu Dilibatkan dalam Pengembangan Desa Wisata
  • 3 Tempat Wisata di Ende untuk Rayakan Hari Lahir Pancasila
  • Heko Genda, Musik Suling Khas Ende

Menurut Ferdinandus, banyak tradisi dan kearifan lokal yang tersimpan di desa. Potensi tersebut perlu digali lebih dalam oleh anak-anak muda untuk mengembangkan desa sebagai desa wisata.

“Saya lihat, masa depannya ada di situ. Saya melihat desa menjadi halaman depan bangsa. Kalau mau bicara tentang Indonesia, halaman depannya adalah desa,” ucap Ferdinandus.

Namun, dia tidak menampik bahwa penggalian potensi yang dimiliki desa akan melewati beberapa rintangan. Salah satunya adalah pola pikir para pemuda desa.

Banyak anak muda yang keluar desa

Desa wisata merupakan daerah tujuan wisata yang masih menjaga tradisi, kebudayaan, dan kearifan lokal yang dimiliki di tengah era globalisasi.


Ferdinandus mengatakan, hal inilah yang membuat desa wisata menarik di mata wisatawan di era modern ini.

“Biasanya semakin ke kampung akan semakin original, semakin primitif, dan semakin dicari. Makanya (Paket wisata) semakin mahal. Dalam paket wisata, sering ke kampung adat dan lihat-lihat relief lama,” jelas Ferdinandus.

“Justru, hal-hal yang kita sebut sebagai ‘primitif’ menjadi hal yang kita cari. Ada apa dalam konsep pariwisata yang lokal ini, cara pikir orang-orang lokal ini, yang menjadi hal yang kita cari di konsep kita yang modern ini?” imbuh dia.

Namun, arus perkembangan teknologi dalam era globalisasi merupakan tantangan tersendiri. Terlebih bagi pemuda desa.

Di desanya, Ferdinandus mengatakan bahwa pada saat itu anak-anak muda yang sudah sarjana lebih suka untuk kerja di kantoran. Bahkan, ada yang sampai keluar dari desa.

  • Puncak Watu Api Melo, Tempat Terbaik Menyaksikan Matahari Terbenam di Ujung Barat Pulau Flores
  • Aneka Obyek Wisata di Sekitar Maumere, Pulau Flores
  • Menjelajahi Kawasan Wisata Pantai Selatan di Pulau Flores

“Sudah tidak tertarik lagi di dunia pertanian anak-anak muda, padahal orangtuanya petani. Setelah kuliah di jurusan pertanian, mereka tidak mau pulang kampung,” ujarnya.

Anak muda jadi aparat desa

Namun sejak menjadi Kepala Desa, Ferdinandus memiliki visi dan misi untuk menjadikan Desa Detusoko Barat sebagai daerah tujuan ekowisata.

Dalam menjadikan desa sebagai daerah tujuan ekowisata, dia juga ingin masyarakat desa tetap menjaga karakter lokalnya namun mampu berdaya saing dengan desa wisata lain.

Di samping itu, Desa Detusoko Barat juga akan dijadikan sebagai desa wisata berbasis pertanian terpadu yang mengedepankan teknologi dan informasi.

Terkait menggerakkan anak-anak muda untuk tetap berada di desa dan aktif dalam mengembangkan desa, Ferdinandus mengatakan bahwa saat dia mulai menjabat sebagai Kepala Desa, aparat desa dibentuk dari para kawula muda.

“Aparat desa ada anak muda. Ada lulusan pertanian, biologi, filsafat, bahkan kepala dusun itu semuanya lulusan SMA. Ini dalam hubungan untuk mendukung agar generasi muda bergerak, bagaimana di level paling bawah ini di desa memberikan ruang-ruang bagi anak muda untuk terlibat langsung,” pungkasnya.

https://travel.kompas.com/read/2021/11/19/201100527/kembangkan-desa-wisata-anak-muda-ibarat-pisau-bermata-dua

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke