Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jalan-jalan ke Kawah Ijen, Ini Tips untuk Dapatkan Foto Blue Fire Menggunakan Smartphone

KOMPAS.com – Kawah Ijen merupakan obyek wisata yang kerap dijadikan destinasi utama oleh para wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur. Terlebih, wisatawan yang gemar berwisata alam dan fotografi.

Destinasi tersebut memiliki keindahan yang unik dan menakjubkan. Berkat kelebihan ini, Kawah Ijen tidak hanya dikenal oleh wisatawan domestik, tetapi juga mancanegara. Sebelum pandemi Covid-19 merebak, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kawah Ijen bisa mencapai ribuan orang setiap harinya.

Salah satu pesona Kawah Ijen yang menjadi “sajian utama” bagi wisatawan adalah lidah-lidah api biru atau blue fire yang berkobar dari celah-celah batuan dinding kawah. Blue fire adalah fenomena alam unik yang terjadi akibat reaksi pembakaran belerang.

Sebagai informasi, Kawah Ijen juga merupakan wilayah penambangan belerang. Karena berupa danau kawah aktif, Kawah Ijen kaya akan bebatuan belerang yang terbentuk dari aktivitas vulkanik Gunung Ijen.

Gas belerang yang menguar dari celah bebatuan dinding kawah bersuhu tinggi hingga 600 derajat Celcius. Ketika bertemu dengan oksigen di udara, gas tersebut memunculkan penampakan seperti api berwarna biru. Fenomena alam ini hanya terjadi di Kawah Ijen dan di Islandia.

Wisatawan dapat menikmati keindahan blue fire, bahkan mengabadikannya dalam sebuah foto hanya dengan menggunakan smartphone. Namun, serangkaian upaya dan persiapan harus dilakukan terlebih dulu.

Fotografer lanskap yang juga kontributor foto National Geographic Indonesia, Rendra Kurnia, memberikan beberapa tip mengabadikan blue fire menggunakan smartphone.

Belum lama ini, Rendra menerima penugasan untuk berburu foto low-light di kawasan Kawah Ijen. Tip dari Rendra merupakan hasil pengalamannya saat berburu foto low-light di kawasan Kawah Ijen dalam program Nawa Cahaya: Capture Unique Lights of Indonesia yang diselenggarakan realme Indonesia dan National Geographic Indonesia.

Program tersebut menantang delapan fotografer profesional, termasuk Rendra, untuk membuat karya fotografi bertema alam di kala kondisi minim cahaya menggunakan kamera realme 9 Pro+.

Tip pertama adalah memperhitungkan medan dan waktu tempuh menuju lokasi blue fire. Blue fire hanya terlihat jelas pada dini hari hingga menjelang pukul 05.00 WIB. Karenanya, wisatawan harus melakukan pendakian ke Kawah Ijen mulai pukul 11.00 malam karena perjalanan hiking memakan waktu kurang lebih tiga jam.

“Perjalanan yang harus dilalui oleh wisatawan untuk menuju lokasi blue fire tidak mudah. Bisa dibilang, perjalanan cukup menyiksa. Oleh sebab itu, barang bawaan sebaiknya ringkas.

Dengan membawa smartphone sebagai perangkat foto, perjalanan akan lebih mudah,” tutur Rendra kepada Kompas.com, Senin (7/2/2022).

Di lokasi blue fire, wisatawan akan dikelilingi oleh kegelapan. Dia menceritakan, sumber cahaya yang menjadi andalannya sepanjang perjalanan dan di lokasi blue fire hanyalah headlamp.

Rendra mengatakan, membawa tripod juga bisa membantu wisatawan menghasilkan foto terbaik. Wisatawan juga bisa mengambil foto tanpa bantuan tripod.

Namun, perlu diingat bahwa foto low-light dibuat dengan bukaan rana yang besar dan shutter speed yang rendah. Dengan demikian, sedikit guncangan saja akan menggagalkan foto.

“Di sana, angin juga cukup kencang sehingga wisatawan sebaiknya membawa tripod. Anda bisa saja mengandalkan tangan, asalkan stabil dan tidak goyang. Headlamp juga bisa dimanfaatkan untuk menerangi tebing-tebing kawah,” katanya.

Tip kedua adalah mempelajari preset dan mode pada kamera smartphone. Ia juga menyarankan wisatawan membawa smartphone dengan kamera mumpuni. Contohnya, realme 9 Pro+.

Smartphone tersebut memiliki kamera utama 50 MP dengan sensor Sony IMX766. Kameranya juga dilengkapi dengan fitur optical image stabilization (OIS). Fitur tersebut memudahkan pengguna mengambil foto atau video dengan lebih stabil.

Dengan begitu, foto yang dihasilkan akan detail dan tajam meski kamera dalam mode bukaan rana besar dan shutter speed rendah di situasi minim cahaya.

“Kemarin saya pakai ISO paling rendah, yaitu 100 dengan speed 27 detik untuk menangkap blue fire dalam kondisi yang benar-benar gelap dengan asap tebal,” jelas Rendra.

Rendra merasa terbantu dengan kehadiran mode Pro pada kamera realme 9 Pro+. Mode kamera tersebut memungkinkan penggunanya menghasilkan karya fotografi atau videografi smartphone yang nyaris serupa dengan hasil kamera profesional.

Obyek selain blue fire

Pada sesi bincang-bincang dengan Kompas.com, Rendra pun mengatakan bahwa obyek foto low-light di Kawah Ijen sebenarnya bukan hanya blue fire. Wisatawan dapat lebih kreatif dan mengeksplorasi kawasan Kawah Ijen.

Wisatawan bisa mendekat ke arah blue fire dan memotret danau kawah. Pada malam hari, danau diselimuti kabut tipis yang membuat tampilannya seperti danau di gunung es luar negeri.

Apabila cuaca cerah, wisatawan dapat memotret Kawah Ijen di kala matahari terbit. Namun, ia menyarankan wisatawan untuk meminta izin terlebih dulu kepada pengelola. Pasalnya, semenjak pandemi Covid-19, terdapat sejumlah aturan baru mengenai waktu pendakian ke Kawah Ijen.

Obyek lain yang menarik adalah aktivitas para penambang belerang di Kawah Ijen. Menurutnya, terdapat beberapa titik tebing yang menarik untuk menjadi latar foto.

Foto-foto karya Rendra dan tujuh fotografer lain yang terlibat dalam Nawa Cahaya: Capture The Light of Indonesia dapat Anda lihat di https://realme9lights.kompas.com/.

https://travel.kompas.com/read/2022/02/21/195911027/jalan-jalan-ke-kawah-ijen-ini-tips-untuk-dapatkan-foto-blue-fire-menggunakan

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke