Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berpeluang Dapat Akses Permodalan, Pelaku Ekraf Didorong Masuk ke Lantai Bursa

KOMPAS.com – Pelaku usaha industri ekonomi kreatif (ekraf) harus cerdik melihat peluang di tengah perubahan bisnis yang tengah terjadi. Salah satunya adalah dengan masuk ke pasar saham.

Seperti diketahui, jumlah investor retail di Indonesia mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Hal ini membuka peluang bagi pelaku ekraf untuk go public atau melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Dengan pelaku ekraf masuk ke pasar modal, mereka akan mendapatkan banyak peluang. Pelaku bisa mendapatkan pendanaan yang berasal dari saham yang diajukan perusahaan kepada publik dan mempermudah akses pendanaan,” jelas Direktur Akses Pembiayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hanifah Makarim.

Selain itu, lanjut Hanifah, pelaku ekraf dapat termotivasi agar mengelola usahanya dengan lebih baik dan mendorong karyawannya mau bekerja lebih profesional.

“Dengan go public, pemilik usaha sama seperti melakukan publikasi gratis. Masuk ke pasar modal juga membangun citra perusahaan,” jelas Hanifah.

Hanifah menambahkan, BEI sebenarnya sudah membuka peluang untuk memudahkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), termasuk di sektor ekraf, dan start-up yang ingin go public melalui papan akselerasi.

Syarat untuk mendaftarkan usaha ke papan akselerasi BEI pun sangat mudah. Pelaku UKM dan start-up yang sudah beroperasi minimal satu tahun dan tidak harus memiliki laba dapat mendaftar, bahkan jika usahanya belum memiliki laba sekalipun.

Untuk emiten kecil, perusahaan wajib memiliki aset maksimal Rp 50 miliar. Sementara itu, emiten menengah wajib punya aset Rp 50-250 miliar.

Lebih lanjut Hanifah memaparkan, pelaku ekraf perlu menyiapkan beberapa hal. Pertama, tim internal initial public offering (IPO). Kedua, menunjuk lembaga, profesi penunjang, dan pihak eksternal untuk membantu proses IPO di lantai bursa.

“Tim internal IPO akan mempersiapkan dan menyampaikan dokumen serta informasi yang dibutuhkan kepada lembaga dan profesi penunjang pasar modal,” jelas Hanifah.

Hanifah pun percaya, bila pelaku ekraf melantai di pasar modal, sektor ekraf berpeluang ikut membangkitkan perekonomian nasional.

Untuk diketahui, ekraf memiliki 17 subsektor yang dianggap bisa menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Dalam lima tahun terakhir, kontribusi ekraf terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mengalami peningkatan.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2017, sumbangan ekraf terhadap perekonomian nasional mencapai 7,24 persen dengan angka pertumbuhan tahunan mencapai 5,06 persen.

“Kontribusi ini diharapkan bisa terus berkembang. Pada 2019 saja, kontribusi ekraf sudah mencapai 20 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Dari sisi pencapaian lapangan kerja, ekraf juga menghadirkan 18,1 juta peluang kerja pada tahun yang sama. Dengan keadaan yang menjanjikan tersebut, saya rasa ekraf dapat menjadi sektor alternatif untuk berinvestasi bagi para investor,” tutur Hanifah.

Di sisi lain, saat ini banyak pelaku industri ekraf masih mengandalkan pinjaman keluarga dan bank untuk memulai usahanya. Padahal, pasar modal memberikan peluang yang amat luas, mulai dari pendanaan hingga kesempatan untuk memperluas usaha.

https://travel.kompas.com/read/2022/03/08/101300127/berpeluang-dapat-akses-permodalan-pelaku-ekraf-didorong-masuk-ke-lantai-bursa

Terkini Lainnya

Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

Jalan Jalan
Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

Travel Update
5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

Travel Tips
Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Travel Update
4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

Travel Tips
KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Travel Update
Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke